Merdeka.com - M, bocah berusia 5 tahun pelajar Jakarta International School (JIS) menjadi korban pencabulan. Ironinya, M dicabuli oleh petugas kebersihan sekolah yang notabenenya bertaraf internasional tersebut.

Terkait hal itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengimbau kepada tiap sekolah untuk lebih melakukan evaluasi terhadap pekerjanya.

"Jangan sampai anak dirugikan kegiatan sekolahnya dan juga bagaimana pengamanan di sana," ucap Rikwanto di Jakarta, Selasa (15/4).

Kasus tersebut pun, tambah Rikwanto , harus menjadi pelajaran bagi sekolah lainnya.

"Sekolah harus menyortir benar siapa saja guru, penjaga sekolah, penjaga taman. Harus orang-orang yang terseleksi baik untuk jaga reputasi sekolah, tidak malah merusak sekolah," sambungnya.

Hingga saat ini penyidik Polda Metro Jaya telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka yakni Agung, Vigriawan alias Awan dan Afriska.

"Dikenakan Pasal pelecehan seksual tentang sodomi Pasal 292 KUHP dengan ancaman maksimal lima tahun penjara," pungkasnya.

Sebelumnya, M disodomi oleh Agung dan Awan yang merupakan cleaning service JIS yang berada di kawasan Terogong, Cilandak, Jakarta Selatan. M sendiri sehari-hari disekolahkan oleh T (40) ibunya di tempat tersebut.

"Anak saya baru cerita sekitar tanggal 20 Maret kemarin. Itu juga setelah saya tanya. Saya ajak ke kamar untuk ngomong berdua," ucap T.

Sebelumnya, T telah melihat kejanggalan yang terjadi pada anaknya itu. "Pertengahan Maret ia jadi sering ketakukan, mengigau dan berteriak ketika tidur," tutur T.

Kegundahan T semakin menjadi setelah melihat luka memar di bagian kanan perut M. Kemudian, sang anak mengaku 'dinakali oleh seseorang'.

"Saya sudah menangis saya, anak saya mendapat tindakan kekerasan seksual di kamar mandi sekolah," ucap T sendu.

"He puts the bird inside my b**t so deep," ujar T seraya menirukan perkataan anaknya saat ditanya.

Kepada ibundanya, M juga menuturkan bahwa dirinya diintimidasi dan diancam jika tidak mau mengikuti kemauan pelaku.

"Another time aku sudah enggak mau mom, tapi kalau enggak mau dipukul. Disuruh enggak boleh berisik. Dibuka semua bajuku. Aku nangis tapi enggak boleh," ucap T menirukan pengakuan M anaknya.