Merdeka.com - Tiga guru Jakarta International School (JIS) semalam meninggalkan Ditreskrimum Polda Metro Jaya setelah diperiksa selama 11 jam terkait pelecehan seksual di sekolah internasional itu. Namun, status NB, FT dan ED hingga kini masih saksi, belum tersangka.

"Hasil penyidikan hari ini sudah lakukan pemeriksaan kurang lebih 3 kali. Dilakukan periksa terhadap orang diduga lakukan cabul itu. Pemeriksaan ini kapasitasnya saksi. Untuk saksi pertama, NB kita tanya 34 pertanyaan. FT 32 pertanyaan. ED 22 pertanyaan," kata Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Heru Pranoto di kantornya, Jakarta, kemarin.

Heru mengatakan, pemeriksaan masih melanjutkan berita acara sebelumnya. "Kemudian tadi kita laksanakan gelar (perkara) untuk evaluasi pemeriksaan yang sudah kita lakukan termasuk upaya penggeledahan dan  beberapa tindakan penyidik yang sudah lakukan. Kita gelar dalam suatu forum gelar perkara tadi," ujar Heru.

"Intinya dari gelar tersebut ada beberapa hal yang harus dipenuhi sidik sehingga proses sidik lengkap," imbuhnya.

Soal penetapan tersangka, kata Heru, hal itu bergantung pada hasil gelar perkara. "Ada beberapa harus dilengkapi. Sidik coba penuhi, dalam proses ke depan kita bisa penuhi rekomen dari gelar. Kita laksanakan gelar lagi sekurang-kurangnya dua gelar lagi," ujar Heru tanpa merinci kekurangan karena sudah terlalu teknis.

Untuk pemeriksaan kali ini, kata Heru, memang pihaknya belum mempertemukan terlapor dan para korban. "Tahap selanjutnya, baru dilaksanakan konfrontir. Ada tiga-tiganya datang, AK, DA dan AL," kata Heru.

Heru mengatakan, pihaknya membutuhkan keterangan dan info dari para korban. "Jadi semua info kita update keterangannya," ujarnya.

Sementara itu, pengacara para guru, Hotman Paris Hutapea mengatakan, belum ada bukti yang bisa menyerat kliennya dalam laporan kasus pelecehan seksual ini.

"Sampai kapanpun belum ada bukti yang ditunjukkan penyidik kepada saksi guru JIS. Sampai hari ini belum ada bukti," ujarnya.