Beli STNK, penadah curanmor kerjasama dengan petugas Samsat

Merdeka.com - Berbagai cara dilakukan penadah kendaraan bermotor curian untuk menjual hasil kejahatannya. Salah satunya dengan bekerja sama dengan petugas Samsat. Kerja sama tersebut dilakukan untuk mendapatkan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) asli.

Hal tersebut diungkapkan, Irwan (50), satu dari 30 pelaku pencurian kendaraan bermotor yang ditangkap Polisi Polres Metro Jakarta Barat. Pria paruh baya itu mengaku mencari petugas Samsat untuk mendapatkan STNK yang sudah balik nama.

"STNK asli saya beli di teman saya yang kerja di Samsat Tanggerang. Satu STNK saya beli Rp 100 ribu," kata Irwan di Mapolres Metro Jakarta Barat, Senin (28/1).

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek ini mengaku menjadi penadah motor curian karena penghasilannya tidak mencukupi. Setiap motor hasil tadahannya dijual dengan harga Rp 3 juta.

"Motor saya beli dari penadah di Teluk Naga, Tanggerang. Satu motor saya beli Rp 2 juta, pas sudah ada STNK, motor saya jual Rp 3 juta," jelas pria yang sehari-hari dipanggil Pak Uban itu.

Modus yang digunakan, lanjut Uban, motor yang sudah dibeli dari pencuri kemudian dikerik nomor kerangka. Nomor kerangka disesuaikan dengan STNK yang sudah dibeli. Dalam sebulan, dirinya mengaku mendapat keuntungan hingga Rp 15 juta.

"Kadang, pernah juga sebulan cuma dapat Rp 5 juta," ujarnya.

Ditemui di lokasi yang sama, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Hengki Heryadi mengatakan, pihaknya telah menangkap petugas samsat yang bekerja sama dengan pak Uban tersebut.

"Sementara ini kita sudah tangkap petugas bantuan Samsat Serpong yang membantu mendapatkan STNK tersebut," imbuhnya.