Ahok nilai kontrak Palyja merugikan Pemprov DKI
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama mengatakan, kontrak lama yang dibuat antara Pemprov DKI melalui PAM Jaya dengan PT Palyja tentang penyediaan air baku di Jakarta dinilai tidak adil. Menurut pria yang akrab disapa Ahok ini, persentase keuntungan yang diberikan kepada Pemprov terbilang amat kecil.
"Salah satu mereka tidak disebutkan terpasang sampai tahun berapa, berapa persen rakyat dapat air," ujar Ahok di Kantor Balai Kota, Jakarta, Rabu (6/3).
Selanjutnya, lanjut Ahok, dalam kontrak lama itu, keuntungan yang didapat Suez Environment, selaku investor dan pemilik saham terbesar PT Palyja, persentasenya amat besar. Ahok mengaku heran jika Pemprov DKI harus menutupi kekurangan jika keuntungan investor tidak mencapai target sesuai kontrak lama.
"Itu sampai 22 atau 26 persen. Itu tinggi banget. Yang normal kan paling 15 atau 14 persen udah bagus kan. Jadi dia mau paksa dia harus untung sekian," ungkap Ahok.
"Mana ada sih orang mau investasi sama kita, kerjasama terus kasih dia untung sekian. Kalau dia enggak untung sekian, kita yang harus tutupi kan lucu. Itu merugikan kita," sambungnya.
Ketika ditanya apakah kontraknya akan diubah, Ahok menganggukkan kepala.
"Kita mau ubah yang menguntungkan lah. Yang wajar lah," jawabnya.
Sebelumnya, keputusan Ahok menyetujui penjualan saham PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) milik Suez Environment ke Manila Water bukan tanpa alasan. Menurutnya, persetujuan itu merupakan bagian dari jurus jitu upaya negosiasi ulang kontrak lama antara Pemprov DKI Jakarta dengan PT Palyja.
Kerja sama pengelolaan air di Jakarta diteken pada 6 Juni 1997 untuk masa konsesi 25 tahun, mulai 1 Februari 1998 hingga 31 Januari 2023. Dua operator asing, yaitu Palyja dan Aetra ditunjuk langsung untuk menyediakan air minum untuk warga Jakarta.
Selain itu, kerjasama juga merugikan PAM Jaya karena memiliki potensi utang sebesar Rp 18,2 triliun kepada dua operator saat perjanjian berakhir pada 2023. Proses renegosiasi sudah dilakukan PAM Jaya dengan Aetra, namun belum dengan Palyja.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok ragu nantinya Prabowo akan melanjutkan program Jokowi.
Baca SelengkapnyaAhok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahja Purnama alias Ahok meluruskan dirinya bukanlah orang yang menolak pembangunan IKN yang telah dicanangkan Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Namun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.
Baca SelengkapnyaAlasan Ahok mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Utama PT Pertamina agar fokus kampanye mendukung Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAlasannya, AWK sedang menggugat BK ke PTUN terkait pemacetannya sebagai anggota DPD.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok menyebut, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa kerja.
Baca SelengkapnyaAhok pun meluruskan pernyataannya soal Gibran dan Jokowi tak bisa kerja jika Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaEks Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membeberkan alasannya mendukung pasangan calon nomor urut 03 Ganjar Pranowo- Mahfud Md.
Baca Selengkapnya