Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Cerita Jokowi uring-uringan usai sakit

4 Cerita Jokowi uring-uringan usai sakit jokowi . Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Sejak dilantik sebagai gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) hampir tak pernah beristirahat bekerja. Saban hari dia selalu ngider ke kampung-kampung atau tempat-tempat yang dianggap butuh perhatian khusus.

Tak cuma hari kerja, di hari libur PNS Sabtu-Minggu pun demikian. Baginya, pemimpin yang benar adalah yang selalu siap bekerja kapan saja untuk rakyat.

Saking asyiknya kerja, Jokowi sampai lupa kalau badannya harus istirahat. Hingga akhirnya, pekan lalu Jokowi kelelahan dan butuh istirahat.

Sabtu dan Minggu kemarin, Jokowi benar-benar menghabiskan waktu liburnya untuk beristirahat di rumah. Dia juga memanfaatkan hari itu untuk kumpul bersama keluarga.

Tapi, istirahat itu tak berkepanjangan. Sebab Senin (25/2) kemarin, Jokowi sudah ngantor lagi walaupun masih terlihat kurang sehat. Saat ditanya kesehatan, Jokowi yakin dirinya baik-baik saja.

"Mau lomba lari sama saya," kata Jokowi sambil tersenyum kala itu.

Meski sudah sehat, Jokowi belum seceria hari-hari biasanya. Bahkan dia terlihat sedikit senewen jika ditanya hal-hal yang berbau teknis dan mengulang.

Seperti pada Rabu (27/2) kemarin, saat ditanya seputar beberapa kebijakan, Jokowi menjawab tegas dan lantang tanpa mimik bercanda. Seperti masih kelelahan, Jokowi bahkan agak kesal saat dicecar pertanyaan yang sifatnya mengulang.

Berikut empat momen ketika Jokowi terlihat uring-uringan pasca kelelahan.

Kesal dituduh lambat soal proyek Monorail

Jokowi telah memberikan lampu hijau kepada PT Jakarta Monorail untuk melanjutkan pembangunan proyek transportasi massal atau monorail. Namun, hingga akhir bulan kedua tahun ini, kabar kapan dimulainya proyek bernilai triliunan itu dimulai belum juga jelas.Diakui Jokowi, salah satu kendala belum diputuskan dimulainya proyek pembangunan monorail karena kekurangan dokumen dari PT Jakarta Monorail."Tolong dikejar ke PT Jakarta Monorail, jangan kejarnya ke saya. Saya ngomongnya itu terus," kata Jokowi di Kantor Balai Kota, Jakarta, Rabu (27/2).Nada dan ekspresi Jokowi tampak terlihat tegas ketika menjelaskan yang menjadi sebab lambat dan molornya pengerjaan proyek monorail bukanlah dirinya. Dia meminta PT Jakarta Monorail untuk segera menyetorkan dokumen yang kurang."Dokumennya belum diserahkan ke saya, saya mau ngapain. Jadi ini tanya dan kejar ke Jakarta Monorail kenapa enggak segera kasih dokumen," tegas Jokowi."Padahal gubernur kalau dikasih dokumen detik itu juga saya putusin, cor, berangkat, kerjain," sambungnya.Jokowi tidak mau jika dirinya yang dianggap lambat dalam pengerjaan kelanjutan proyek pembangunan monorail."Dokumen-dokumen yang kita minta. Kita nunggu mana! Jangan ada persepsi saya yang lamban. Enggak mau saya. Saya nunggu tapi belum nongol, gimana. Kejar kesana, apa yang masih dicari kok belum diterima gubernur," keluhnya.

Kesal dicecar soal pelayanan rumah sakit di Jakarta

Sebulan terakhir, tiga bayi meninggal karena tak mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal dari rumah sakit. Meski cukup memprihatinkan, Gubernur Joko Widodo (Jokowi) menilai keadaan ini jauh lebih baik dari zaman pemerintahan Fauzi Bowo.Maksud Jokowi, sekarang informasi lebih terbuka dan tidak ditutupi jika ada kasus kelalaian yang dilakukan pihak rumah sakit. Sebelumnya, kasus seperti itu hanya mengendap tanpa penyelesaian yang jelas."Dulu kita enggak pernah seterbuka ini, sekarang jadi semua tahu. Dulunya bisa ratusan, tapi tertutup," tegas Jokowi dengan mimik wajah serius di Balai Kota, Jakarta, Rabu (27/2) kemarin.Jokowi miris mendengar apa yang dialami bayi Dera, Upik dan Hikmah. Sebab, pihak rumah sakit memberikan pelayanan setengah hati karena persoalan biaya padahal mereka sangat butuh pertolongan."Bayangin saja kita sudah gratiskan lewat KJS, masih ada persoalan bayi Dera dan bayi Hikmah saya baru denger tadi pagi. Bayangin itu sebelum ada KJS," keluh Jokowi.Jokowi yakin tidak ada petugas kesehatan baik perawat dan dokter yang sengaja menolak menelantarkan bayi-bayi itu. Dia pastikan semua sudah bekerja dengan baik."Tolong hargai rumah sakit, dokter sudah kerja mati-matian. Dulu sehari terima 100 sekarang 170 pasien misalnya. Mereka udah kerja juga," jelas Jokowi dengan nada sedikit kesal.Jokowi juga meminta warga yang menjadi korban tanggap jika melihat ada anggota keluarga yang sakit dan butuh perawatan."Karena kadang-kadang masyarakat terlambat bawa ke dokter. Posisi sudah kritis baru dibawa ke rumah sakit. Misalnya meninggal di rumah sakit. Atau juga ada keadaan sakitnya memang sudah kronis parah, bawa ke rumah sakit meninggal. Tapi ada memang yang tidak kecekatan rumah sakit. Jadi tolong seimbang," ketusnya.

Kesal ditanya anggaran penanganan banjir

APBD DKI Jakarta tahun anggaran 2013 sebesar Rp 49,9 triliun sudah cair dan bisa digunakan. Jokow berjanji akan tancap gas dan kebut-kebutan merealisasikan sejumlah program kerja yang telah dia susun.Salah satu prioritas program kerja Jokowi adalah penanganan banjir dan macet. Meski tugas Dinas PU berat, nyatanya anggaran yang diberikan lebih kecil dibandingkan Dinas Pendidikan yang mencapai Rp 12 triliun. Saat pengajuan anggaran, Dinas PU hanya mengajukan anggaran lebih kurang Rp 4 triliun."Coba dicek yang detail. Gini lho, tidak semuanya ada di PU. Kayak untuk banjir tidak semuanya ada di PU," tegas Jokowi di Kantor Balai Kota, Jakarta, Rabu (27/2).Hal ini disampaikan Jokowi menanggapi anggaran PU yang lebih kecil dibandingkan dengan anggaran Dinas Pendidikan.Jokowi mengambil contoh seperti sumur resapan, ternyata anggarannya tidak terdapat di Dinas PU."Sumur resapan misalnya, saya kira di PU, ternyata di Dinas Energi. Enggak ngerti juga saya, tapi katanya kamarnya harus di situ ya gimana. Ini memang kalau bisa dipindahkan ke satu tempat ya baik, semua PU, PU PU," tandasnya.

Kesal diberi pertanyaan yang sifatnya teknis

Salah satu agenda besar dan prioritas Jokowi di tahun kerja 2013 adalah adalah mengatasi masalah banjir dan macet.Namun, anggaran mengatasi kemacetan hanya sekitar 7 persen dari APBD DKI Jakarta. Jokowi pun ogah menanggapi hal-hal yang bersifat teknis. Pasalnya, Jokowi lebih menangani hal-hal yang bersifat makro atau yang berkenaan dengan kebijakan."Rampok ke kesehatan, kesehatan ke monorel, monorel. Tanya hal yang teknis ke dinas. Itu kan teknis-teknis, ini semua tadi itu teknis. Bukan kebijakan," kata Jokowi dengan geleng-geleng saat menanggapi berondongan pertanyaan wartawan dengan berbagai tema di Kantor Balai Kota, Jakarta, Rabu (27/2).Jokowi tidak heran jika pos anggaran mengatasi kemacetan dan pembangunan infrastruktur jalan lebih kecil dibandingkan dengan anggaran Dinas Pendidikan yang mencapai lebih dari Rp 12 triliun."Tetap nomor 1 amanah undang-undang itu tetap pendidikan mbak. Tetap pendidikan," tegas Jokowi.Pria berperawakan tinggi kurus itu mengakui jika prioritas setelah APBD cair adalah banjir dan macet. Namun, untuk mengatasi semua itu tidak harus menggunakan anggaran."Dan yang namanya prioritas itu tidak harus selalu dengan anggaran. Karena yang namanya monorel itu juga tidak pakai APBD, tolong dicatet. Ada juga yang misalnya kan MRT. Itu kan juga bukan APBD tapi pinjaman Jepang," jelas Jokowi.

Baca juga:Jokowi akui karena KJS banyak pasien terlantarProgram pendaftaran online di RS ala Ahok siap digunakan AprilAhok: Rumah sakit jangan terima pengguna KJS tanpa ada rujukanJokowi: Rampok ke kesehatan, dari kesehatan ke monorailAhok pastikan klaim KJS tak ada masalah lagi

(mdk/ded)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Cerita saat Menjadi Pengusaha: Kerja dari Subuh sampai Tengah Malam

Jokowi Cerita saat Menjadi Pengusaha: Kerja dari Subuh sampai Tengah Malam

Jokowi berharap para nasabah PNM Mekaar dapat terus menerapkan semangat

Baca Selengkapnya
Nama Jokowi Diseret dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024, Begini Reaksi Istana

Nama Jokowi Diseret dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024, Begini Reaksi Istana

Nama Jokowi berulang kali disebut dalam sidang perdana sengketa hasil Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ada Cerita di Balik Dasi Kuning Jokowi saat Berkunjung ke Jepang

Ada Cerita di Balik Dasi Kuning Jokowi saat Berkunjung ke Jepang

Jokowi memadukan dasi kuning dengan jas serta celana bewarna biru gelap dan kemeja putih.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya
Jokowi Pakai Dasi Warna-warni saat Kunker Ke Luar Negeri, Ini Maknanya

Jokowi Pakai Dasi Warna-warni saat Kunker Ke Luar Negeri, Ini Maknanya

Presiden Jokowi kini memakai dasi warna-warni ketika berangkat kunjungan kerja ke luar negeri

Baca Selengkapnya
Jokowi Bertemu Suya Paloh, Kubu Ganjar Duga Upaya Ajak NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Jokowi Bertemu Suya Paloh, Kubu Ganjar Duga Upaya Ajak NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Jokowi bertemu Suya Paloh pada Minggu (18/2) kemarin.

Baca Selengkapnya
Cerita Jokowi Diperintah Mensesneg Hadiri Konsolidasi Nasional KPU: Mestinya Saya Bisa Tidur, Libur

Cerita Jokowi Diperintah Mensesneg Hadiri Konsolidasi Nasional KPU: Mestinya Saya Bisa Tidur, Libur

Dalam arahannya, Jokowi meminta KPU pusat sampai daerah harus siap menjalankan pemilu yang jujur, adil dan dipercaya oleh rakyat

Baca Selengkapnya
Luhut: Kalau Ada orang Bilang Jokowi Tak Bisa Kerja, Lihat Nih dengan Kepalanya!

Luhut: Kalau Ada orang Bilang Jokowi Tak Bisa Kerja, Lihat Nih dengan Kepalanya!

Luhut mengaku tak bisa membayangkan ajang balap FI air tersebut bisa digelar di kampung halamannya di tanah Batak, Danau Toba.

Baca Selengkapnya