Tata Cara Mandi Junub Waktu Puasa beserta Dalil dan Niatnya
Merdeka.com - Umat Islam kembali menyambut kedatangan bulan suci Ramadan. Pada bulan ini, umat muslim berlomba-lomba mengerjakan amal kebaikan karena fadilah yang tersimpan ada pada Ramadan.
Di bulan ini pintu-pintu neraka akan ditutup, pintu-pintu surga akan dibuka, pahala dilipatgandakan, dan terdapat malam yang lebih baik dari seribu malam di 10 malam terakhirnya. Di bulan ini pula umat muslim yang baligh dan sehat akan melaksanakan puasa wajib sebulan penuh.
Baca juga: Bacaan Niat Puasa Ramadhan Satu Bulan Penuh beserta Batas Waktunya
Namun, puasa yang dikerjakan bukan sekadar menahan lapar dan haus sampai waktu maghrib tiba. Saat menjalankan ibadah puasa, kita juga harus menahan hawa nafsu, termasuk dilarang berhubungan intim dengan suami atau istri saat sedang berpuasa, karena jika dilakukan akan membuat puasa orang tersebut batal.
Saat bulan Ramadan, berhubungan intim dengan suami atau istri diperbolehkan di malam hari. Tapi, bagaimana jika setelah berhubungan intim atau mimpi basah kita belum mandi junub hingga adzan subuh?
Berikut akan kami jelaskan mandi junub di bulan Ramadan beserta tata cara mandi junub waktu puasa.
Junub hingga Waktu Subuh
Mungkin masih ada sebagian orang yang bingung tentang sah-tidaknya puasa ketika masih dalam keadaan junub hingga subuh. Terkait hal tersebut, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjumpai waktu fajar di bulan Ramadan dalam keadaan junub bukan karena mimpi basah, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dan tetap berpuasa.” (HR. Muslim).
Dikutip dari rumaysho.com, hadis tersebut diperkuat dengan ayat,
“Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam” (QS. Al Baqarah: 187).
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan mubasyaroh (basyiruhunna) yang ada dalam bacaan ayat di atas adalah jima’ atau hubungan intim. Dalam lanjutan ayat disebutkan “ikutilah apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuk kalian”. Jika jima’ itu dibolehkan hingga terbit fajar (waktu Shubuh), maka tentu diduga ketika masuk Subuh masih dalam keadaan junub. Puasa ketika itu pun sah karena Allah perintahkan “sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam.” Itulah dalil Al Quran dan juga didukung dengan perbuatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan bolehnya masuk Shubuh dalam keadaan junub.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 195).
Niat Mandi Junub
Para ulama mengatakan bahwa niat dalam ibadah berfungsi untuk membedakan dari kebiasaan yang mungkin biasa kita lakukan. Begitu pula ketika mengamalkan cara mandi junub waktu puasa, tentu harus dibedakan dengan aktivitas mandi yang biasa kita lakukan.
Dalam hadis dari ‘Umar bin Al Khattab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Niat mandi junub dalam cara mandi junub waktu puasa sebenarnya sama seperti niat mandi junub yang dilakukan di luar bulan Ramadan. Berikut adalah bacaan niat mandi junub:
Niat Mandi Besar setelah Berhubungan
Hadas besar karena syahwat bisa disebabkan karena mimpi basah, keluarnya cairan mani, atau hubungan badan antara suami-istri.
Bismillahirahmanirahim nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbar minal janabati fardlon lillahi ta'ala.
Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta'ala."
Niat Mandi Besar Setelah Nifas
Bacaan niat mandi besar bagi wanita yang selesai nifas, yaitu:
Bismillahi rahmani rahim nawaitu ghusla liraf'il hadatsil akbar minan nifasi fardlon lillahi ta'ala.
Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari nifas, fardhu karena Allah Ta'ala."
Niat Mandi Besar setelah Haid
Bacaan niat mandi besar bagi wanita yang selesai masa haid, yaitu:
Bismillahi rahmani rahim nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbar minal haidi fardlon lillahi ta'ala.
Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari haid, fardhu karena Allah Ta'ala."
Cara Mandi Junub Waktu Puasa
Cara mandi junub waktu puasa sebenarnya sama seperti mandi junub yang dilakukan di luar bulan Ramadan. Terkait tata cara mandi junub waktu puasa, terdapat hadis dari ‘Aisyah dan Maimunah yang menjelaskan tentang cara mandi junub yang disunnahkan.
Dari ‘Aisyah, isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian beliau berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Lalu beliau memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kemudian hadis kedua tentang cara mandi junub waktu puasa berasal dari Ibnu ‘Abbas, yang berkata bahwa Maimunah mengatakan,
“Aku pernah menyediakan air mandi untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau menuangkan air pada kedua tangannya dan mencuci keduanya dua kali-dua kali atau tiga kali. Lalu dengan tangan kanannya beliau menuangkan air pada telapak tangan kirinya, kemudian beliau mencuci kemaluannya. Setelah itu beliau menggosokkan tangannya ke tanah. Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Lalu beliau membasuh muka dan kedua tangannya. Kemudian beliau membasuh kepalanya tiga kali dan mengguyur seluruh badannya. Setelah itu beliau bergeser dari posisi semula lalu mencuci kedua telapak kakinya (di tempat yang berbeda).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jika dirinci, maka cara mandi junub waktu puasa yang disunnahkan adalah sebagai berikut:
- Mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali sebelum tangan tersebut dimasukkan dalam bejana atau sebelum mandi.
- Membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada dengan tangan kiri.
- Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan ke tanah atau dengan menggunakan sabun.
- Berwudhu dengan wudhu yang sempurna seperti ketika hendak salat.
- Mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke pangkal rambut.
- Memulai mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri.
- Menyela-nyela rambut.
- Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan setelah itu yang kiri.
Cara Mandi Junub bagi Wanita
Sedangkan bagi wanita, tata cara mandi junub sama dengan tata cara mandi yang dijelaskan sebelumnya. Hal ini sebagaimana telah diterangkan dalam hadis Ummu Salamah,
“Saya berkata, wahai Rasulullah, aku seorang wanita yang mengepang rambut kepalaku, apakah aku harus membuka kepangku ketika mandi junub?” Beliau bersabda, “Jangan (kamu buka). Cukuplah kamu mengguyur air pada kepalamu tiga kali, kemudian guyurlah yang lainnya dengan air, maka kamu telah suci.” (HR. Muslim no).
Lalu bagi wanita yang mandi karena haid dan nifas, tata cara mandi junubnya ditambahkan beberapa hal berikut:
Terkait cara mandi junub karena haid, terdapat hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha yang artinya,
“Asma’ bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang mandi wanita haidh. Maka beliau bersabda, “Salah seorang dari kalian hendaklah mengambil air dan daun bidara, lalu engkau bersuci, lalu membaguskan bersucinya. Kemudian hendaklah engkau menyiramkan air pada kepalanya, lalu menggosok-gosoknya dengan keras hingga mencapai akar rambut kepalanya. Kemudian hendaklah engkau menyiramkan air pada kepalanya tadi. Kemudian engkau mengambil kapas bermisik, lalu bersuci dengannya. Lalu Asma’ berkata, “Bagaimana dia dikatakan suci dengannya?” Beliau bersabda, “Subhanallah, bersucilah kamu dengannya.” Lalu Aisyah berkata -seakan-akan dia menutupi hal tersebut-, “Kamu sapu bekas-bekas darah haidh yang ada (dengan kapas tadi)”. Dan dia bertanya kepada beliau tentang mandi junub, maka beliau bersabda, ‘Hendaklah kamu mengambil air lalu bersuci dengan sebaik-baiknya bersuci, atau bersangat-sangat dalam bersuci kemudian kamu siramkan air pada kepala, lalu memijatnya hingga mencapai dasar kepalanya, kemudian mencurahkan air padanya’.” (HR. Bukhari dan Muslim).
(mdk/ank)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Doa Mandi Wajib pria Beserta Tata Caranya Sesuai Syariat Islam, Penting Diketahui
Penjelasan mengenai doa dan tata cara mandi wajib bagi pria sesuai syariat Islam.
Baca SelengkapnyaDoa Mandi Junub untuk Perempuan, Pahami Tata Caranya dengan Lengkap
Ini akan menjadi salah satu syarat wajib menyucikan kembali tubuh Anda khususnya kaum hawa usai mengalami menstruasi, nifas dan lain-lain.
Baca Selengkapnya7 Tips Lebih Mudah Bangun saat Sahur, Buat Puasa Lebih Nyaman dan Terjaga
Sahur merupakan waktu paling penting pada saat menjalani puasa Ramadan. Bangun sahur dengan lebih nyaman bisa membantu menjaga puasa berjalan lancar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Doa Mandi setelah Haid dan Tata Caranya, Pahami Rukunnya
Mandi wajib dalam Islam, juga dikenal sebagai mandi junub, adalah proses pembersihan diri yang dilakukan untuk menghilangkan hadas besar.
Baca SelengkapnyaNiat Mandi Idul Fitri, Beserta Tata Cara dan Waktu Pelaksanannya
Sebelum merayakan Hari Raya Idul Fitri, dianjurkan untuk melakukan mandi idul fitri. Hal ini sebagai wujud rasa syukur atas Ramadan yang telah berlalu.
Baca SelengkapnyaNiat Puasa Rajab 2024, ini Jadwal dan Keutamaannya
Puasa Rajab dalam praktiknya bisa dilakukan bersamaan dengan hari-hari utama berpuasa agar pahalanya lebih besar.
Baca SelengkapnyaSepuluh Tips Puasa untuk Menghindari Haus selama Bulan Ramadan
Sejumlah cara bisa kita lakukan untuk menghindari munculnya rasa haus di siang hari selama bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaTak Bisa Ikut Buka Puasa Bersama karena Bekerja, Aksi Manis Para Sahabat Hampiri Temannya yang Bekerja Ini Bikin Haru
Ana dan teman-teman lain berinisiatif untuk mengunjungi satu sahabat yang berhalangan hadir.
Baca SelengkapnyaNiat Puasa Rajab sekaligus Ganti Puasa Ramadhan, Begini Penjelasannya
Bolehkah niat Puasa Rajab sekaligus ganti puasa Ramadhan?
Baca SelengkapnyaVIDEO: Di Balik Panasnya Debat Capres, Ada Senyum dan Pelukan Hangat Para Cawapres
Cawapres Cak Imin, Gibran dan Mahfud MD asyik tertawa dan berpelukan meski para capres sedang debat panas.
Baca Selengkapnya