Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah 12 Maret 1967: Ditunjuknya Soeharto untuk Gantikan Soekarno

Sejarah 12 Maret 1967: Ditunjuknya Soeharto untuk Gantikan Soekarno soeharto - soekarno. swararakyat208.files.wordpress.com

Merdeka.com - Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan hasil dari jerih payah para pejuang dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah. Namun, jangan dikira perjuangan para pahlawan telah usai ketika Indonesia telah merdeka.

Masih ada berbagai peristiwa yang memaksa para pejuang kemerdekaan kembali bersiap untuk mempertahankan kemerdekaan. Salah satu peristiwa yang terjadi setelah kemerdekaan yang paling dikenal adalah peristiwa agresi militer yang dilakukan oleh pihak Belanda.

Berbagai peristiwa dan pergolakan tidak hanya berasal dari pihak luar, di dalam negeri pun juga masih terjadi berbagai masalah. Salah satunya adalah pergolakan politik yang terjadi pada 30 September 1965, yang dilakukan oleh para pemberontak PKI.

Peristiwa ini nantinya akan berujung pada pergantian kepemimpinan dengan ditunjuknya Soeharto untuk menggantikan Soekarno pada 12 Maret 1967.

Peristiwa G30S/PKI

lubang buaya

istimewa

Sejarah ini diawali dengan Gerakan G 30 S PKI, di mana pada 1 Oktober 1965 dini hari, 6 jenderal senior dan beberapa orang lainnya dibunuh. Melansir dari liputan6.com, peristiwa pembunuhan ini disebut-sebut sebagai upaya kudeta yang dilakukan oleh para pengawal istana (Tjakrabirawa), yang dianggap loyal kepada PKI.

Dikarenakan saat itu Letjen Ahmad Yani tidak diketahui keberadaannya -- yang ternyata menjadi satu di antara jenderal yang jadi korban -- Mayor Jenderal Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategi Angkatan Darat, kemudian mengadakan penumpasan terhadap gerakan tersebut.

Hal ini disebut berdasarkan pada kebiasaan yang berlaku di Angkatan Darat, di mana ketika Panglima Angkatan Darat berhalangan hadir, maka Panglima Kostrad yang akan menjalankan tugasnya.

Pada saat-saat yang genting di sekitar September 1965, muncul isu adanya Dewan Jenderal, yang mengungkapkan adanya beberapa petinggi dari Angkatan Darat yang tidak puas terhadap kepemimpinan Soekarno dan berniat untuk menggulingkan beliau.

Soekarno pun disebut-sebut memerintahkan pasukan Cakrabirawa, untuk menangkap dan mengadili pihak yang ingin menggulingkan dirinya. Namun, justru hal yang tak terduga terjadi.

Dalam operasi penangkapan jenderal-jenderal tersebut, terjadi tindakan yang diperbuat oleh beberapa oknum yang termakan emosi, dan akhirnya membunuh Letjen Ahmad Yani, D.I. Panjaitan, dan Tirtodarmo Haryono yang merupakan 3 dari 6 jenderal yang menjadi korban G 30 S PKI.

Tritura hingga Supersemar

Pagi hari, pada 11 Maret 1966, saat tengah menggelar rapat kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, Soekarno dikejutkan dengan kehadiran demonstran yang mengepung Istana. Para mahasiswa berdemo untuk mengajukan Tiga Tuntutan Rakyat atau Tritura, yang mana isinya adalah bubarkan PKI, rombak kabinet, dan turunkan harga-harga.

Saat itu pula, sejumlah pasukan Kostrad yang dikerahkan Brigjen Kemal Idris datang mengepung Istana. Pengepungan oleh pasukan Kostrad ini bertujuan untuk menangkap Wakil Perdana Menteri Soebandrio, atas tudingan yang berkaitan dengan PKI.

Komandan Pengawal Istana Tjakrabirawa Brigjen Sabur pun kemudian melaporkan kepada Soekarno, bahwa Istana dikepung "pasukan tidak dikenal" karena tak mengenakan tanda identitas.

Lantaran Soeharto yang seharusnya bertugas untuk membubarkan "pasukan tak dikenal" tidak hadir di Istana karena alasan sakit, Soekarno pun memutuskan untuk meninggalkan Istana Merdeka, dan bertolak ke Istana Bogor.

Tiga jenderal yang diyakini diutus oleh Soeharto, kemudian mendatangi Soekarno di Istana Bogor. Mereka adalah Basoeki Rachmat, Jusuf, dan Amir Machmud. Tiga petinggi militer yang datang menemui Soekarno itu meminta agar presiden memberikan kewenangan penuh kepada Soeharto, untuk mengamankan kondisi negara.

Berdasarkan pengakuan Lettu Sukardjo, yang saat itu bertugas untuk mengawal presiden, suasana tampak tegang antara 3 jenderal dan Soekarno. Dikatakan jika Soekarno juga terlibat adu argument dengan 3 jenderal terkait isi surat kewenangan yang akan diberikan kepada Soeharto. Bahkan, Sukardjo mengatakan bahwa sempat terjadi todong-todongan senjata, antara dirinya dan para jenderal.

Karena adanya berbagai desakan yang muncul, Soekarno pun memutuskan untuk menandatangani surat kewenangan untuk Soeharto. Surat itu kemudian kita kenal dengan nama Supersemar 1966, atau Surat Perintah Sebelas Maret.

Soeharto Diangkat Sebagai Presiden

soeharto

Life via thegossip-celebrity.blogspot.com

Soeharto pun akhirnya ditetapkan sebagai pejabat presiden pada 12 Maret 1967, setelah pertanggungjawaban Presiden Soekarno (Nawaksara) ditolak MPRS.

Kemudian, Soeharto menjadi presiden sesuai hasil Sidang Umum MPRS (Tap MPRS No XLIV/MPRS/1968) pada 27 Maret 1968. Selain sebagai presiden, beliau juga merangkap jabatan sebagai Menteri Pertahanan/Keamanan.

Soeharto pun kembali dipilih untuk memimpin negeri oleh MPR pada 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Pada 1998, masa jabatannya berakhir setelah dirinya mengundurkan diri pada 21 Mei, menyusul terjadinya Kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa.

Soeharto juga dikenal sebagai orang Indonesia dengan masa jabatan sebagai presiden terlama, yaitu selama 30 tahun.

(mdk/ank)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ada di Mana Soeharto Saat  Momen Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945?

Ada di Mana Soeharto Saat Momen Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945?

Ini kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Presiden Soeharto Mendapat Pangkat Jenderal Besar Bintang 5, Didampingi Sosok Jenderal Bintang 4

Potret Lawas Presiden Soeharto Mendapat Pangkat Jenderal Besar Bintang 5, Didampingi Sosok Jenderal Bintang 4

Sesaat setelah diberi pangkat, Soeharto mengabadikan momen dengan sosok jenderal bintang 4.

Baca Selengkapnya
Mengenang Petisi 50, Surat Protes Kepada Presiden Soeharto yang Ditandatangani 50 Tokoh di Indonesia

Mengenang Petisi 50, Surat Protes Kepada Presiden Soeharto yang Ditandatangani 50 Tokoh di Indonesia

Ini merupkan sebuah peristiwa sejarah di era Orde Baru yang mungkin tidak banyak orang ketahui.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sejarah Terbentuknya BUMN, Ternyata Awalnya Sengketa dengan Belanda

Sejarah Terbentuknya BUMN, Ternyata Awalnya Sengketa dengan Belanda

Kolonel Soeprayogi, diangkat sebagai menteri urusan stabilisasi ekonomi oleh Presiden Sukarno, memainkan peran kunci dalam peraturan untuk pengambilan keputusan

Baca Selengkapnya
Cerita Soeharto Menikahi Ibu Tien di Bawah Bayang-Bayang Serangan Udara Belanda di Solo

Cerita Soeharto Menikahi Ibu Tien di Bawah Bayang-Bayang Serangan Udara Belanda di Solo

Tak ada lampu, hanya beberapa lilin karena Solo mesti digelapkan saat malam pernikahan Soeharto.

Baca Selengkapnya
Jarang Tersorot, 8 Foto Kebersamaan Anak Presiden Soeharto Yang Hangat Sampai Kakek Nenek

Jarang Tersorot, 8 Foto Kebersamaan Anak Presiden Soeharto Yang Hangat Sampai Kakek Nenek

Jarang tersorot, berikut adalah potret kebersamaan enam anak Presiden Soeharto.

Baca Selengkapnya
Prabowo Sebut Kenal Dekat Presiden ke-2, Pendukung Teriaki Balikan, Titiek Soeharto Senyum-senyum Malu Sambil Melirik Sang Anak

Prabowo Sebut Kenal Dekat Presiden ke-2, Pendukung Teriaki Balikan, Titiek Soeharto Senyum-senyum Malu Sambil Melirik Sang Anak

Menegaskan kedekatannya dengan Soeharto, Prabowo mengaku jika dia kerap melakukan makan siang bersama.

Baca Selengkapnya
Jenderal Mohamad Hasan, Kapolri Era Soeharto dengan Segudang Prestasi Sampai Lahirnya Petisi 13

Jenderal Mohamad Hasan, Kapolri Era Soeharto dengan Segudang Prestasi Sampai Lahirnya Petisi 13

Mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia periode Presiden Soeharto ini memiliki sederet prestasi selama memimpin.

Baca Selengkapnya