Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Melihat Upacara Memandikan Kucing di Bandung, Tradisi Unik untuk Meminta Hujan

Melihat Upacara Memandikan Kucing di Bandung, Tradisi Unik untuk Meminta Hujan Tradisi ngamandian ucing. ©2022 YouTube Karimaca TV/Merdeka.com

Merdeka.com - Masyarakat di Desa Nyenang, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat memiliki tradisi unik yakni Ngamandian Ucing (memandikan kucing). Upacara ini dilaksanakan sebagai bentuk permohonan agar hujan segera turun di saat kemarau panjang.

Tradisi tersebut akan dilaksanakan oleh masyarakat adat Sunda di sana. Menurut warga di sana, pelaksanaan tradisi memandikan kucing ini akan dilakukan setelah sejumlah sumber air dan pepohonan mengalami kekeringan.

Adapun terdapat sejumlah tahapan yang dilakukan oleh warga sebelum melaksanakan ritual khas Sunda kuno tersebut.

Pelaksanaan Memandikan Kucing

tradisi ngamandian ucing

©2022 YouTube Karimaca TV/Merdeka.com

Mengutip dari laman Instagram @napakjagatpasundan, Kamis (14/7), sebelum mulai memandikan kucing, pemangku adat menyiapkan dan mengukur sebilah bambu atau ‘ngadeupa’. Di sana akan diukur sebilah bambu dengan meletakkan ujung jari kanan dan ujung jari kiri pada batang tersebut.

Setelah semuanya siap, warga Desa Nyenang langsung berjalan kaki menuju mata air yang kering dan mulai memandikan seekor kucing di sebuah sungai. Kucing yang dimandikan akan dimasukkan ke dalam sebuah tempat berbahan bambu.

Langkah terakhir, ritual ini kemudian ditutup dengan membacakan doa serta memohon keberkahan agar hujan bisa segera diturunkan dan kampung tidak kembali mengalami kekeringan.

Dekat dengan Mitologi Mesir dan Sunda

tradisi ngamandian ucing

©2022 YouTube Karimaca TV/Merdeka.com

Terkait asal-usul, masyarakat setempat meyakini jika tradisi tersebut terkait dengan mitologi Sunda di mana terdapat istilah pamali saat memandikan kucing. Dipercaya ketika kucing sengaja disentuhkan ke ari, dipercaya bisa mendatangkan hujan. Mitos ini kemudian juga dekat dengan kebudayaan Mesir, karena kucing dianggap sebagai hewan yang mampu menghalau makhluk jahat. Dipercaya ngamandian ucing sendiri akan turut membawa keberkahan.

Upacara ngamandian ucing ini biasanya digelar saat desa mengalami kemarau panjang lebih dari enam bulan lamanya.

Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda Tahun 2020

tradisi ngamandian ucing

©2022 YouTube Karimaca TV/Merdeka.com

Sebagai kepercayaan turun-temurun, ngamandian ucing dipercaya memiliki makna spiritual yang kuat. Adanya komunikasi transcendental yang berdimensi mistis, menunjukkan masyakarat Desa Nyenang masih menganut kepercayaan yang bersifat keleluhuran.

Kepercayaan ini senantiasa melekat hingga setiap aktivitasnya selalu melibatkan dengan apa yang mereka yakini. Artinya, dengan melaksanakan ngamandian ucing dapat dipercaya sebagai bentuk meminta keberkahan melalui hujan yang dinantikan. Tradisi ini pun masih memegang teguh nilai-nilai gotong royong masyarakat Desa Nyenang dan dapat dilihat dari penyajian tumpeng yang disajikan untuk dinikmati bersama. Selain itu, tradisi ini juga mengajarkan bagaimana menghargai leluhur dengan menjalankan amanatnya. Upacara ngamandian ucing sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda tahun 2020.

(mdk/nrd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Mandi Gading, Upacara Ritual Meminta Hujan dari Masyarakat Gunung Kerinci

Mengenal Mandi Gading, Upacara Ritual Meminta Hujan dari Masyarakat Gunung Kerinci

Bukan hanya gunungnya saja yang menyimpan misteri dan legenda, namun masyarakatnya juga memiliki ritual yang begitu unik.

Baca Selengkapnya
Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak

Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak

Tradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Adang yang Sakral, Ritual Memasak Warga Serang Sambut Hari Besar Keagamaan

Mengenal Tradisi Adang yang Sakral, Ritual Memasak Warga Serang Sambut Hari Besar Keagamaan

Kabupaten Serang memiliki kearifan lokal yang hampir punah bernama Adang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Nengget, Upacara Berikan Kejutan agar Memperoleh Anak Ala Masyarakat Karo

Mengenal Tradisi Nengget, Upacara Berikan Kejutan agar Memperoleh Anak Ala Masyarakat Karo

Tradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam dan bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Khitan di Salawu Tasikmalaya, Warga Keliling Kampung Sambil Menabuh Angklung

Uniknya Tradisi Khitan di Salawu Tasikmalaya, Warga Keliling Kampung Sambil Menabuh Angklung

Tradisi khitanan ini unik, karena diiringi warga dengan keliling kampung sembari menabuh angklung.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Ngamplop saat Jenguk Tetangga Sakit di Sumedang, Uang yang Terkumpul Bisa untuk Beli Kendaraan

Uniknya Tradisi Ngamplop saat Jenguk Tetangga Sakit di Sumedang, Uang yang Terkumpul Bisa untuk Beli Kendaraan

Tradisi ini unik, karena uang sumbangan jenguk bisa untuk membeli kendaraan

Baca Selengkapnya
Mengenal Upacara Muang Jong, Tradisi Selamat Laut oleh Suku Ameng Sewang di Bangka Belitung

Mengenal Upacara Muang Jong, Tradisi Selamat Laut oleh Suku Ameng Sewang di Bangka Belitung

Upacara Suku Ameng Sewang di Bangka Belitung ini telah masuk daftar Kekayaan Intelektual Komunal (KIK).

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.

Baca Selengkapnya