Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mahasiswa IPB Bikin Es Krim Ramah Lingkungan, Miliki Nilai Karbon Rendah

Mahasiswa IPB Bikin Es Krim Ramah Lingkungan, Miliki Nilai Karbon Rendah Ilustrasi es krim. ©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Viktor1

Merdeka.com - Es krim selama ini hanya dikenal sebagai salah satu produk pangan yang bisa dinikmati sehari-hari. Namun di tangan lima mahasiswa dariInstitut Pertanian Bogor (IPB), kudapan menyegarkan itu dibuat menjadi gerakan ramah lingkungan dengan diberi nama Climato.inc.

Gagasan yang dibawa Iswatun Annas, Melani Laela Lestari, Milkah Royna, Phidju Marrin Sagala, dan Zahra Amani tersebut diketahui akan menyadarkan para penikmat es krim terkait pentingnya menjaga kondisi iklim yang saat ini sudah bergeser. Kelima mahasiswa dari Program Studi MIPA tersebut menuangkan gagasannya lewat program Youth Leadership Camp for Climate Change (YLCCC) 2021.

“Climato menyadari pentingnya sistem pangan saat ini yang harus sehat, bergizi bagi tubuh namun juga tidak melupakan kelestarian lingkungan," terang Iswatun, melansir dari sariagri.id, Kamis (03/06).

Miliki Nilai Karbon Rendah

Menurut Uswatun, ada misi penting yang dibawa melalui Climato.inc, yakni berawal dari kreasi es krim ramah lingkungan yang membawa misi kebaikan untuk kesehatan dan lingkungan di sekitar kita.

Program ini diketahui ikut mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3 (Good Health and Well-being) dan nomor 12 (Responsible Consumption and Production).

"Ice cream Climato memiliki nilai carbon footprint yang rendah. Hal ini berkaitan langsung dengan proses pembuatannya yang juga yang smart climate,” ungkapnya.

Menjaga Lingkungan Sambil Makan Es Krim

Terkait pemilihan bahan, timnya membuatkan es krim dari bahan-bahan alami yang bisa diolah lagi. Salah satu bahan tersebut adalah buah pisang, di mana varian tersebut sangat disukai anak-anak di Babakan Lebak, Balumbang Jaya, Bogor.

Ia mengatakan, jika dari Climato ia bersama keempat kawannya turut mengajak pentingnya membuat makanan ramah lingkungan yang bisa diolah dalam bentuk yang tak kalah menarik sehingga termanfaatkan.

“Anak-anak suka es krim Climato dan menanggapi rasanya yang enak dan sehat. Ke depannya jika kampanye ini terus dilanjutkan, harapannya Climato dapat membawa kebahagiaan bagi orang-orang yang membutuhkan. Selain itu Climato juga turut membuat publikasi terkait hal-hal tentang es krim dan juga korelasinya dengan iklim, seperti halnya carbon footprint,” imbuhnya.

Es Krim Bisa Efektif Mengajak Masyarakat

Sementara itu, Divina Umanita Iliyyan di podcastnya yang mengangkat inovasi dari Climato.inc mengatakan bahwa es krim melalui Climato.inc dinilai mampu mengajak masyarakat untuk membawa perubahan positif.

Hal tersebut didasari pada camilan manis dingin tersebut yang memang disukai banyak orang, sehingga targetnya jelas.

“Kampanye lingkungan itu menurut saya memang harus menyasar pada kegiatan yang lebih spesifik. Pendekatan yang bisa digunakan contohnya melalui fashion atau makanan. Sebagai contoh, pendekatan melalui makanan ya seperti yang dilakukan oleh Climato. Bahkan jika gerakan ini dilakukan oleh mayoritas masyarakat umum, bukan tidak mungkin emisi karbon dari sektor pangan dapat menurun secara signifikan yang pada akhirnya dapat mengurangi laju akselerasi krisis iklim,” katanya.

Membawa Pesan Krisis Iklim

Adapun misi lain yang dibawa Climato Inc adalah membawa pesan tentang kian parahnya pemanasan global. Menurut Zahra Amani, selaku tim Equinox YLCCC 2021, varian es krim menjadi salah satu kudapan yang mengena di masyarakat karena banyak peminatnya.

Mereka disebut Zahra sangat tepat, karena menjadikan es krim sebagai salah satu langkah strategis dalam menghubungkan makanan dengan perubahan iklim melalui analogi mencairnya saat dimakan.

“When it’s hotter, people eat more ice cream. Hal ini juga sesuai dengan kondisi yang jika semakin panas maka es krim akan mencair. Peristiwa ini juga merupakan analogi mencairnya es di kutub ketika bumi semakin memanas sehingga terjadi perubahan iklim di dunia. Es krim menjadi produk analogi yang juga dapat mengedukasi masyarakat bahwa bumi sedang memanas. Di sisi lain masih terdapat harapan untuk dapat melakukan tindakan mitigasi perubahan iklim, yaitu dengan lebih memerhatikan lingkungan dalam melakukan sesuatu seperti halnya es krim Climato yang smart climate," jelasnya.

Memaksimalkan Pemanfaatan Sumber Pangan Lokal

ilustrasi es krim durian

©Pxfuel

Ia menambahkan, gerakan Climato yang digagas kelima mahasiswa tersebut mampu mempelopori perubahan bahwa makanan itu bisa lebih ramah lingkungan dan rendah carbon footprint.

Salah satu cirinya yakni dengan cara menggunakan sumber pangan lokal serta turut mengedukasi masyarakat sehingga lebih peduli terhadap lingkungan di sekitar. 

(mdk/nrd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Terungkap, Ini Pentingnya Penangkapan dan Penyimpanan Karbon dalam Mengatasi Perubahan Iklim

Terungkap, Ini Pentingnya Penangkapan dan Penyimpanan Karbon dalam Mengatasi Perubahan Iklim

Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan Sustainable Development Goals 13 PBB.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa IPB Galang Edhi Swasono Hilang saat Penelitian di Pulau Sempu Malang

Mahasiswa IPB Galang Edhi Swasono Hilang saat Penelitian di Pulau Sempu Malang

Korban dilaporkan hilang pada Rabu (27/12) pukul 11.30 WIB.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa IPB Hilang saat Penelitian, Tim Pencari Sisir Titik Terluar Pulau Sempu

Mahasiswa IPB Hilang saat Penelitian, Tim Pencari Sisir Titik Terluar Pulau Sempu

Tim pencari menyisir titik terluar Pulau Sempu untuk mencari mahasiswa IPB, Galang Edi Swasono (20), yang hilang saat melakukan penelitian di pulau itu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mahasiswa UI Ditemukan Tewas di Kamar Kos

Mahasiswa UI Ditemukan Tewas di Kamar Kos

Korban diketahui bernama SA (21) yang merupakan mahasiswa jurusan Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).

Baca Selengkapnya
Mahasiswa IPB Galang Edi Swasono yang Hilang saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Meninggal

Mahasiswa IPB Galang Edi Swasono yang Hilang saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Meninggal

Tim SAR gabungan pun segera melakukan pengecekan dan mengevakuasi jenazah.

Baca Selengkapnya
Sosok Ramadhita Putra Purnomo, Pemuda Nganjuk yang Bisa Bikin Minyak Jelantah Kembali Bening Pakai Kulit Bawang Merah

Sosok Ramadhita Putra Purnomo, Pemuda Nganjuk yang Bisa Bikin Minyak Jelantah Kembali Bening Pakai Kulit Bawang Merah

Mahasiswa ITS ini punya kepedulian tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan

Baca Selengkapnya
Siswa SMA Labschool Cibubur Borong Medali Emas di Penemu Internasional

Siswa SMA Labschool Cibubur Borong Medali Emas di Penemu Internasional

Ajang IPITEX atau juga dikenal dengan Thailand Inventor’s 2024 digelar di Bangkok 2-6 Februari 2024

Baca Selengkapnya
Ratusan Siswa SD Kepuh Cilegon Dipulangkan Gara-Gara Polusi Udara Bau Gas Kimia Pabrik

Ratusan Siswa SD Kepuh Cilegon Dipulangkan Gara-Gara Polusi Udara Bau Gas Kimia Pabrik

Siswa dipulangkan pukul 10.00 yang seharusnya pukul 12.00

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.

Baca Selengkapnya