Lokasi Hunian Korban Gempa di Sirnagalih Disebut Aman, Begini Kata Badan Geologi
Merdeka.com - Badan Geologi Kementerian ESDM menyebut jika lokasi relokasi korban gempa bumi Cianjurdi Pasir Sembung, Desa Sinargalih, Cilaku, aman dari gerakan tanah. Dari hasil kajian yang dilakukan, tanah di daerah tersebut terpantau layak untuk didirikan sebuah bangunan.
Diungkap plt. Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, relokasi para korban gempa ke lokasi bekas TPA itu telah melewati sejumlah proses geologi teknik dan hidrogeologi.
"Kondisi geologi tanah hasil pelapukan batuan produk gunung api berupa tanah lempungan berwarna cokelat, bersifat plastis agak kaku, batuan dasar breksi andesit dan lava," katanya, dikutip dari ANTARA, Jumat (9/12).
Aman untuk Didirikan Bangunan Dua Lantai
YouTube Sekretariat Presiden ©2022 Merdeka.com
Menurut Wafid, di area yang akan jadi lokasi perumahan baru itu tidak berpotensi terjadi gerakan tanah. Selain itu juga tidak ditemui retakan lapisan yang menandakan belum pernah terjadi bencana longsor maupun gerakan tanah.
Ini yang kemudian disebut Wahid mampu menopang beban bangunan maksimal hingga dua lantai, karena memiliki daya dukung baik untuk pendirian rumah.
Namun begitu, sebelum didirikan bangunan tahap pertama, perlu dilkukan penyelidikan tanah secara rinci, terkait kekuatan menopang tanah untuk pondasi, baik di tanah aslinya maupun urugan.
Di tahap penyiapan tapak pembangunan, dimungkinkan adanya kegiatan pemotongan dan penimbunan di sisi utara lokasi hunian. Ini berdasarkan analisis stabilitas lereng, serta pengkajian perkuatan bukit di sepanjang daerah calon hunian tetap.
"Secara umum dari aspek kegempaan relatif aman karena tidak dijumpai fault surface rupture (FSR) dan zona flow liquefaction. Namun, demikian untuk antisipasi akibat guncangan gempa bumi yang mungkin terjadi, maka dilakukan rekayasa bangunan tahan gempa bumi," kata Wafid.
Karakteristik Tanah di Sinargalih
Dari evaluasi geologi teknik, lokasi tanah di Pasir Sembung, Sinargalih terukur datar dan landai, dengan susunan material tebal hingga lebih dari 10 meter.
Tanah lempung vulkanik di sana pun memiliki sifat semi kedap, dengan infiltrasi berjalan relatif lambat. Potensi erosi pun terlihat tidak begitu intensif.
Untuk topografi (kenampakan bidang lingkungan) tampak curam terlihat di sisi perbatasan dengan jalan raya. Kestablilan lereng di sana juga terdeteksi tidak stabil, dibanding area hunian tetap lainnya. "Material tanah lempung vulkanik secara visual tidak bersifat dispersive dan diperkirakan relatif aman jika digunakan sebagai material timbunan," jelas Wafid.
Arah Aliran Air Tanah ke Selatan
Untuk evaluasi hidrogeologi oleh Badan Geologi, aliran air tanah terpantau dari selatan ke utara. Hasil pengukuran muka air tanah di akuifer tertekan atau semi tertekan (oleh sumur bor) berkisar 10 sampai 20 meter di bawah permukaan tanah.
Pemeriksaan ini juga dilakukan di tiga lahan relokasi lain di Kecamatan Mande. Secara geografis, ketiganya berada di bekas HGU Betraraya, bekas HGU PT. Ciranju dan kantor kecamatan setempat. Dengan adanya lahan relokasi tersebut, masyarakat korban gempa diminta agar tidak kembali mendirikan bangunan di area patahan Cugenang sepanjang 9 KM yang diduga menjadi pemicu gempa. Ada lima desa yang berada di titik patahan dan berada di Kecamatan Cugenang dan Kecamatan Cianjur.
"Patahan Cugenang sepanjang 9 kilometer membentang mulai dari Desa Cibeureum melintasi Desa Cijedil, Desa Mangunkerta, Desa Sukajaya yang masuk dalam Kecamatan Cugenang dan berakhir di Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati
Bangunan Rentan Ambruk di Patahan Cugenang
Pendirian bangunan juga dilarang di sekitar patahan Cugenang, lantaran rentan ambruk saat kembali dilanda gempa.
Pihak BMKG pun akan menyiapkan rilis untuk menunjukkan bentang patahan yang melintas di enam desa itu. Di rilis tersebut, akan tertera garis berwarna merah sebagai penanda patahan dengan radius 300 meter di sisi kiri, dan 500 meter di kanan patahan. "Tidak semua desa atau perkampungan yang masuk dalam patahan Cugenang harus dikosongkan, hanya wilayah yang bersinggungan langsung dengan Patahan Cugenang," kata Dwikorita.
Maka dari itu, sejumlah ahli tersebut meminta agar penyintas yang tinggal di desa rawan agar tidak kembali mendirikan bangunan di sana, dan bisa direlokasi ke sejumlah daerah yang sudah disiapkan pemerintah.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Segini Santunan dari Pemerintah untuk Korban Meninggal Kecelakaan KA di Cicalengka
Besaran dana santunan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No.15 Tahun 2017.
Baca SelengkapnyaMenelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak
Kerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI Kerahkan 2.010 Prajurit Sisir Gunung Lawu, Angkut 50 Ton Sampah dan Tanam 23.000 Pohon
Para prajurit TNI AD membersihkan sampah dan melakukan penghijauan kembali setelah beberapa waktu lalu lokasi tersebut kebakaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jebol Ventilasi Kamar Mandi, Tujuh Tahanan Kabur Seusai Sidang di PN Cianjur
Tujuh tahanan melarikan diri usai menjalani persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Cianjur, Senin (25/3) sore. Mereka kini diburu pihak berwajib.
Baca SelengkapnyaPemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa di Pulau Bawean Selama 21 Hari
Pemerintah Kabupaten Gresik menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari terkait gempa di perairan Tuban atau lebih dekat dengan Kepulauan Bawean.
Baca SelengkapnyaStatus Tanggap Darurat Diaktifkan Pascagempa, Sumedang Dihadapkan Potensi Banjir dan Longsor
Ratusan pasien terpaksa dievakuasi untuk memastikan bangunan rumah sakit aman dihuni pasca gempa.
Baca SelengkapnyaSeribu Lebih Rumah Terendam Banjir Usai Hujan Sepekan, Jambi Siaga Tiga
Akibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaDi Sulteng, Jokowi Apresiasi Gebrakan Mentan Lakukan Percepatan Tanam Padi
Luas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaMengenal Tari Kandangan Jawa Barat, Siap Tampil pada HUT RI ke-78 di Istana Merdeka
Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengirimkan keikutsertaan Tari Kandangan pada 17 Agutus di Istana Merdeka
Baca Selengkapnya