Cetak Petani Muda, Mahasiswa Ini Dirikan Komunitas untuk Gali Potensi Desa
Merdeka.com - Petani menjadi salah satu pekerjaan yang kini kurang diminati oleh kalangan milenial. Guna mencegah hilangnya regenerasi petani di masa mendatang, sejumlah pihak pun tergerak seperti yang dilakukan Cindy Nur Oktaviani.
Perempuan yang kini mengenyam bangku pendidikan di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut berupaya membuat sebuah komunitas untuk mencetak para petani muda melalui Baroedak Tatanen.
Baroedak Tatanen sendiri merupakan wadah untuk para anak muda yang tertarik di dunia pertanian melalui kegiatan di bidang agrososiopreneur. Salah satu tujuan utamanya adalah membangun kemandirian bagi masyarakat desa.
Cindy sendiri mengungkapkan, jika alasan utama membuat wadah tersebut adalah berawal dari keresahan ketika banyak teman-teman kuliahnya yang merasa salah jurusan.
“Komunitas ini berangkat dari keresahan pribadi. Tidak sedikit teman-teman saya mengaku salah masuk jurusan atau dipaksa masuk jurusan pertanian.” ungkapnya Kamis (29/03) lalu, seperti dilansir dari bandungkab.go.id.
Mengubah Mindset Milenial Terhadap Pekerjaan Bertani
©2021 Instagram @baroedaktatanen/Merdeka.com
Dalam kesempatan itu, Cindy menyebut jika Baroedak Tatanen berupaya membawa semangat untuk mengubah mindset generasi milenial terhadap pekerjaan para petani yang ternyata mengasyikkan. Oleh karena itu, dengan hadirnya Komunitas tersebut, diharapkan dapat menjadi solusi alternatif untuk meregenerasi para petani yang kian berkurang.
“Saya ingin mengubah mindset kaum milenial, bahwasanya pertanian itu asik. Tidak hanya sekedar pertanian, Baroedak Tatanen juga mempromosikan peternakan, perkebunan perikanan,” terang Mahasiswa kelahiran 10 Oktober 2000 tersebut.
Sejak berdiri pada 16 Agustus 2019 lalu, jumlah volunteer aktif telah mencapai 50 orang yang tersebar dari berbagai wilayah di Indonesia. Peran aktif para volunteer ini lah yang turut mengangkat keberadaan Baroedak Tatanen sehingga diakui oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI pada 11 Februari 2021 lalu
Mengajarkan Berbagai Program Potensi Desa
Cindy mengatakan, banyak kegiatan yang ditawarkan di komunitas Boedak Tatanen tersebut di antaranya Sajiwa, Sawarna dan program Karya Kita. Sajiwa sendiri, terang Cindy merupakan program untuk melatih skill dari anak-anak petani sesuai dengan karakteristik desa setempat.
Kemudian pihaknya juga melakukan pemantauan secara intensif, sebagai tolak ukur keberhasilan dari program yang telah diajarkan. “Dalam program ini, kami mengajak para generasi muda khususnya anak-anak petani, untuk sama sama membangun desa. Di sini kami juga memberikan berbagai pelatihan serta monitoring secara intensif selama tiga bulan, sampai indikator keberhasilan yang diharapkan tercapai. Sehingga tercipta regenerasi petani yang berjiwa agrontrepreneur,” jelas Cindy yang memiliki cita-cita sebagai bupati itu.
Melibatkan Teknologi
Untuk menarik minat kalangan anak muda, Cindy bersama rekan-rekannya di Baroedak Tatanen juga menggunakan teknologi Media Sosial. Mereka juga menggunakan permainan edukasi sebagai media ajar yang mudah diaplikasikan melalui program Sawarna.
Bahkan melalui program Karya Kita untuk potensi desa, dikatakan Cindy mampu menciptakan lapangan pekerjaan sehingga bisa mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) nomor dua dan delapan bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung.
“Setiap desa pasti memiliki karakteristik dan potensi yang beda-beda. Jika peluang ini dimanfaatkan dengan baik, kita bisa menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Seperti di Desa Cipanjalu Kecamatan Cilengkrang. Dengan sumber daya alam yang melimpah, memotivasi pemuda setempat untuk terus kreatif. Melalui Karang Taruna Tani, mereka sukses mendirikan Okaci (Olahan Khas Cipanjalu),” ucap Alumni SMAN 1 Cileunyi tersebut
Memajukan Desa
©2021 Instagram @baroedaktatanen/Merdeka.com
Salah satu desa yang sudah merasakan manfaat dari komunitas Baroedak Tatanen adalah Desa Cipanjalu, Kabupaten Bandung. Di mana para pemudanya telah mampu mengangkat sumber daya yang tersedia di wilayahnya.
Salah seorang pemuda setempat yang juga Direktur of Okaci Hasan Al Fadil mengatakan, di bawah bimbingan Baroedak Tatanen pihaknya mampu untuk melakukan kegiatan bertani seperti bercocok tanam sejumlah komoditas ubi cilembu, singkong, pisang serta sayur mayur.
“Alhamdulillah, sekarang pemuda di Desa Cipanjalu memiliki kegiatan positif dan bahkan menghasilkan. Per bulannya kami bisa panen 1 kwintal ubi cilembu. Sedangkan untuk Okaci, kami bisa menghasilkan 400 buah setiap minggunya dengan omset perbulan mencapai Rp.764.000,” pungkas Hasan.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesantren ini terkenal dengan program pemberdayaan masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaAtikoh berasal dari keluarga yang tumbuh di lingkungan pesantren sederhana.
Baca SelengkapnyaPara anak seleb Tanah Air ini memilih menyekolahkan anaknya ke pesantren. Berikut ulasan selengkapnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anak-anak muda Banyuwangi yang masuk program inkubasi ini, peluang pengembangan bisnisnya juga akan semakin besar.
Baca SelengkapnyaBanyaknya warga yang berburu takjil membuka peluang usaha bagi para pedagang untuk meningkatkan perekonomiannya.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaUsahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaSelain kegiatan memasak bersama tim Kuali Merah Putih, ada juga kegiatan pemberian telur rebus kepada anak-anak di Distrik Agats, Asmat, Papua Selatan.
Baca SelengkapnyaMemet memberikan kesaksiannya terkait ada kegiatan perangkat desa yang tidak netral.
Baca Selengkapnya