Merdeka.com - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Benny Bachtiar mengenalkan empat oleh-oleh khas yang bisa ditemui di sepanjang jalur Pantai Utara Jabar. Disebutkan, keempatnya merupakan makanan hingga minuman tradisional setempat.

Oleh-oleh tersebut bisa dijadikan referensi buah tangan, karena memiliki cita rasa dan proses produksi unik serta tidak ditemui di tempat lain.

"Jalur Pantai Utara atau Pantura di Jawa Barat akan menjadi jalur yang dilalui pemudik pada Lebaran 2022. Di sepanjang jalur itu, ada sejumlah kuliner yang bisa pemudik nikmati," kata Benny Bachtiar di Bandung, Jumat (29/4).

Kerupuk Melarat Cirebon

Liputan6.com ©2020 Merdeka.com

Oleh-oleh pertama yang direkomendasikan Benny adalah kerupuk melarat. Makanan tersebut selau jadi buruan hampir di setiap momen libur, termasuk mudik lebaran.

Kerupuk ini juga cukup berbeda dari yang lainnya, karena disajikan dengan cara unik yakni digoreng menggunakan pasir hitam yang panas. Konon penyebutan melaran berasal dari proses pemasakannya yang tanpa memakai minyak goreng.

Kerupuk melarat juga memiliki tekstur yang renyah dan sedikit kesat di lidah. Walau begitu, kerupuk ini memiliki rasa yang gurih dan sedikit manis sehingga disukai pemudik.

"Jika Anda mudik lewat jalur Pantura Cirebon, kerupuk ini bisa dijadikan sebagai oleh-oleh di Jalur Pantura. Salah satu sentra pembuatannya ada di Tengah Tani, Cirebon dengan harga mulai dari Rp10 ribu hingga Rp30 ribu per bungkusnya," katanya.

Sirup Tjampolay Cirebon

Wikipedia ©2020 Merdeka.com

Di urutan kedua terdapat sirup legendaris asal wilayah Pantura Cirebon bernama Tjampolay. Sirup tersebut menjadi khas karena tidak atau sangat jarang ditemui di tempat lain.

Untuk variannya terdapat berbagai rasa, mulai dari pisang susu, kopi moka, asam jeruk, rossen, nanas, melon, leci, mangga gedong, dan jeruk nipis. Dari rasa, sirup Tjampolay begitu halus, dan manis legit.

Konon, rasanya yang manis dan khas membuatnya tak hanya disukai oleh warga lokal saja. Melainkan juga menjadi favorit bagi orang Belanda yang tinggal di Pantura pada tempo dulu. Menurut angka yang tertulis di kemasan, Sirup Tjampolay sudah ada di Kota Cirebon sejak 11 Djuli 1936. Dan merupakan racikan warga Tionghoa bernama Tan Tjek Tjiu

"Sirup kental nan manis ini bisa dijadikan buah tangan bagi sanak saudara di kampung halaman," imbuhnya.

Mangga Gedong Gincu Indramayu

merdeka.com/©wordpress.com

Oleh-oleh khas berikutnya adalah buah Mangga Gedong Gincu yang berasal dari Kabupaten Indramayu. Uniknya, buah mangga ini tidak memiliki bentuk yang lonjong melainkan condong ke bulat dan sedikit menyerupai bola. Warnanya pun tidak hijau, tetapi sedikit jingga kemerahan seperti diberi gincu. 

Soal rasa, mangga gedong gincu memiliki rasa yang menyegarkan yakni manis dan sedikit asam saat matang. Daging buahnya pun tebal, dan kaya akan serat serta aromanya begitu khas.

"Buah mangga gedong gincu ini bisa menjadi oleh-oleh favorit yang bisa pemudik dapatkan bila melintas ke Indramayu. Dari berbagai sumber satu kilo gram mangga gedong gincu ini berkisar Rp 30 ribu per kg," lanjut Benny.

Keripik Tike Indramayu

©2021 Youtube Mpi Lay/editorial Merdeka.com

Terakhir, Benny merekomendasikan Keripik Tike asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Secara tampilan, keripik tike sekilas mirip emping dengan warna kekuningan dan sedikit gelap. Namun rasanya begitu gurih, sedikit asin serta menggugah selera.

Keunikan dari camilan ini berasal dari bahan bakunya yang diambil dari tumbuhan rumput teki (bijinya). Kemudian biji rumput tersebut diolah secara tradisional oleh warga setempat, dan digoreng kering hingga begitu renyah.

Keripik Tike sendiri berasal dari Desa Jumbleng, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu. Kini olahan makanan ringan ini masih tetap eksis walau proses pembuatannya masih tradisional, dan menunggu musim tertentu.

Cemilan ini bisa didapatkan pemudik di toko-toko suvenir di Kabupaten Indramayu dengan harga sekitar Rp30 ribu per 100 gramnya.