Puber kedua bisa hancurkan pernikahan?
Merdeka.com - Ketika Anda dan pasangan menginjak usia 40 tahun, mungkin Anda merasa adanya perubahan dalam hidup Anda. Anda merasa tidak nyaman dan bosan dengan kehidupan sekarang, malah ingin bertualang. Hal ini sering disebut puber kedua atau krisis paruh baya (midflife crisis). Jika keadaan ini tidak segera ditangani, bisa jadi hubungan Anda dengan pasangan makin memburuk. Untuk itu cari tahu bagaimana mengatasi krisis paruh baya seperti dikutip Idiva.
Apa itu krisis paruh baya?
Istilah "krisis paruh baya" pertama kali Diidentifikasi oleh psikolog Carl Jung. Dia mengatakan krisis paruh baya adalah bagian dari proses pendewasaan. Ini adalah bentuk transisi emosional dalam hidup pasangan.
Untuk kebanyakan pasangan, krisis paruh baya menjadi sangat rumit dan mereka tidak tahu bagaimana untuk menghadapinya. Hal ini pada gilirannya menyebabkan depresi dan membuat rasa tidak bahagia, kemarahan, kebosanan dan kurangnya kasih sayang dalam hubungan. Jika Anda mengalami midlife crisis, hadapi dengan cara ini agar pernikahan Anda tetap berjalan baik.
Bersikap tenang
Meskipun memang waktu yang sulit bagi Anda harus belajar untuk tetap tenang agar Anda berhasil melewati masa sulit itu.
Komunikasi sangat penting
Hal ini sangat penting bagi pasangan untuk berkomunikasi di saat krisis. Komunikasi yang efektif dapat membantu menjembatani kesenjangan antara Anda berdua.
Curhat
Berbagi cerita atau permasalahan dengan seseorang yang dekat dengan Anda akan membantu menemukan cara untuk keluar dari masalah. Anda bisa curhat dengan sahabat atau terapis.
Terlibat dalam kegiatan positif
Pilih kegiatan yang menyenangkan, tidak ada tekanan dan mempunyai proses kreatif seperti fotografi, melukis, kerajinan tangan.
Berolahraga dan makan sehat
Berolahraga dan menjaga pola makan sehat sangatlah penting. Aktivitas fisik akan mengurangi stres dan membuat Anda memiliki kemauan untuk mengatasi masalah dengan lebih baik.
Tahukah Anda?
Sebuah statistik menyatakan 80 persen dari pernikahan melalui krisis paruh baya justru mampu bertahan dan kembali hidup bahagia.
Para ahli mengatakan krisis ini berlangsung selama 3 sampai 10 tahun pada pria dan 2-5 tahun pada wanita (antara usia 40 sampai 60). Krisis paruh baya biasanya disebabkan oleh penuaan itu sendiri, atau penuaan dalam kombinasi dengan perubahan, masalah pekerjaan, kurangnya kasih sayang dan masih banyak lainnya.
Baca juga:
5 Alasan kenapa wanita berselingkuh
Yuk ciptakan momen romantis bersama suami!
(mdk/vic)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria ini tampak mengalami perubahan drastis setelah ia menikah dengan pujaan hatinya.
Baca SelengkapnyaSalah satu hal yang biasanya paling menonjol tampak setelah pernikahan adalah perut yang kian membuncit.
Baca SelengkapnyaKembali bertemu sahabat lama setelah sekian tahun berpisah tentu menyisakan kerinduan yang mendalam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ia tak mau melewatkan pernikahannya walaupun tengah dalam keadaan sakit.
Baca SelengkapnyaTak sekedar dipakai di kepala, siger sebagai hiasan pengantin perempuan punya banyak makna.
Baca SelengkapnyaMalang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, perumpamaan ini seolah pas dengan kemalangan yang dihadapi pasangan pengantin di Demak.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, ada dapurnya yang memiliki kemiripan dengan adat istiadat di tanah air.
Baca SelengkapnyaGelar pernikahan sederhana di KUA, momen pernikahan viral ini mencuri perhatian warganet.
Baca SelengkapnyaSuami meninggal dunia di usia pernikahan belum genap 1 bulan. Kisahnya bikin haru.
Baca Selengkapnya