People Pleaser, Ini 10 Tanda Kamu Sering Nyusahin Diri Sendiri Agar Disukai Orang!

Merdeka.com - Punya keinginan untuk disukai orang lain sebenarnya sah-sah saja. Apalagi jika orang lain yang dimaksud adalah pasangan, anggota keluarga, atau sahabat. Namun bisa bisa menjadi keliru ketika dalam prosesnya kamu justru kehilangan diri sendiri. Lebih parah lagi kalau lantas kamu berpikiran bahwa kebahagiaanmu bergantung pada validasi orang lain. Inilah yang namanya people pleaser. Kalau dibiarkan, lama-lama kesehatan mentalmu bisa terganggu.

Karena itulah, penting untuk menakar seberapa keras upaya yang kita keluarkan untuk menyenangkan orang lain. Bila tanda-tanda yang diungkap pakar psikoterapi dan instruktur ketahanan mental Amy Morin muncul, kamu perlu berpikir ulang.

Berikut ini tanda-tanda kamu berusaha terlalu keras untuk membuat orang lain menyukaimu seperti dilansir Forbes (19/8/2017).

1. Sering Pura-Pura Setuju dengan Semua Orang

Mendengarkan pendapat orang lain meskipun Anda tidak setuju merupakan perilaku yang terpuji dalam interaksi sosial. Namun berpura-pura setuju hanya karena kamu tidak ingin dipandang negatif juga tidak sehat. Jika diteruskan kamu bisa stres karena terjebak dalam hal-hal yang sebenarnya bertentangan dengan pendapat atau nilai-nilai hidupmu.

2. Selalu Merasa Bertanggungjawab atas Kondisi Emosional Orang Lain

Menyadari kalau tindak-tanduk kita bisa berdampak kepada orang lain memang baik. Menjaga perasaan orang lain juga penting. Namun ketahui batasannya. Ingatlah kalau kamu tidak bertanggungjawab atas emosi seseorang, terutama kalau orang itu sendiri tidak mampu atau tidak berusaha secara aktif untuk mengendalikan emosinya.

Bukan tanggung jawabmu untuk meninggikan ego orang lain atau membuat seseorang bahagia saat orang itu sendiri tidak berusaha untuk bahagia. Mereka tidak berhak menuntut hal itu darimu, jadi kamu juga tidak perlu merasa terbebani.

3. Terlalu Sering Minta Maaf

Entah itu karena kamu sering menyalahkan diri sendiri atau takut disalahkan orang lain, terlalu sering meminta maaf juga menunjukkan adanya masalah dalam dirimu. Bahkan untuk hal-hal kecil yang tidak dipermasalahkan oleh siapapun kamu selalu minta maaf. Pendeknya, kamu tidak perlu merasa bersalah karena menjadi dirimu sendiri.

4. Selalu Merasa Harus Melakukan Sesuatu Sesuai Ekspektasi

Kebiasaan seorang people pleaser adalah selalu merasa harus melakukan sesuatu yang dia pikir diharapkan orang lain darinya. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk aktivitas yang disukai pasangan, sahabat, teman sekantor, atau malah bos. Kapan terakhir kali kamu melakukan sesuatu sesuai keinginan hati? Kapan kamu dan para sahabat jalan-jalan ke tujuan yang kamu inginkan?

5. Sulit Berkata Tidak

'Penyakit' yang satu ini juga jadi kebiasaan banyak orang timur. Sulit berkata tidak terhadap suatu ajakan atau permintaan, lalu akhirnya lebih memilih menyanggupi dengan kata-kata tidak pasti atau menyanggupi dan membatalkan janji di detik-detik terakhir. Kamu bakal sulit menggapai hal-hal yang kamu inginkan kalau berkata tidak untuk hal yang tidak kamu inginkan saja sulit.

6. Merasa Tidak Nyaman Jika Orang Lain Marah Kepadamu

Tidak selamanya saat seseorang marah kepada kita, itu karena kita sudah berbuat salah. Kadang orang bisa melampiaskan emosi ke tempat yang salah. Kadang amarah merupakan bentuk kekecewaan karena orang lain tidak memiliki opini yang sama. Belum tentu pendapatmu yang salah dan belum tentu kamu yang harus meminta maaf.

Namun kalau kamu merasa tak tahan dengan pemikiran bahwa kamu sudah membuat orang lain merasa tidak nyaman sementara mereka jelas-jelas sedang membuatmu merasa tidak nyaman, besar kemungkinan kamu rela menyusahkan diri sendiri untuk berkompromi. Bisa dibikin kebiasaan kalau orang yang berurusan denganmu adalah sosok egois dan manipulatif.

7. Rela Susah daripada Menjadi Perusak Suasana

Tak ada yang ingin menjadi perusak suasana saat kumpul-kumpul bersama teman atau anggota keluarga. Tapi kalau itu berarti kamu yang harus 'susah' demi menjaga perasaan semua orang, ini beneran ciri people pleaser. Contoh sederhana adalah ikut tertawa saat dijadikan bahan lelucon meskipun sebenarnya kamu merasa tersinggung. Orang-orang yang sedang mabuk dengan suka ria di situasi seperti itu sering tak sadar kalau ucapan mereka bisa menyakitkan. Kalau bukan kamu yang speak up buat diri sendiri, siapa lagi?

8. Haus Pujian

Pujian dan kata-kata baik memang bisa mengangkat mood seketika, namun lain halnya kalau kamu adalah seorang people pleaser yang butuh validasi berupa pujian dan persetujuan dari orang lain untuk merasa puas dengan dirimu. Jika penilaianmu terhadap diri sendiri bergantung kepada penilaian orang lain sepenuhnya, kamu jadi sulit mencapai kebahagiaan secara mandiri. Jadinya semakin caper, kan?

9. Pontang-Panting Menghindari Konflik

Namanya konflik tidak selalu bisa dihindari, terutama kalau kita perlu mempertahankan hal-hal yang kita anggap benar. Menghindari konflik dengan segala cara tak selalu sehat, karena ini berarti kamu bakal kesulitan untuk membela diri saat pendirianmu benar.

10. Kelewat Sering Memendam Sakit Hati

Kamu bakal kesulitan membangun hubungan yang tulus dengan orang-orang di sekitar kalau kamu juga tidak jujur dengan apa yang kamu rasakan. Menyangkal dan memendam amarah, kesedihan, rasa malu, atau kecewa bakal menghalangi terbentuknya ikatan emosional dengan orang-orang yang kamu anggap penting. Selain itu, makan hati sendiri juga bisa bikin kesehatan berangsur terganggu, lho.

Lalu bagaimana caranya agar kita bisa berhenti menjadi seorang people pleaser? Mulai dari hal-hal kecil, seperti berkata tidak untuk hal-hal sederhana yang tidak kamu inginkan. Ungkapkan pendapatmu tentang hal-hal sepele dengan jujur.