Museum Brawijaya, saksi perjuangan tentara Indonesia lawan penjajah
Merdeka.com - Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Merdeka!!!
Menyambut HUT RI yang ke-70, marilah sejenak kita mengenang perjuangan para pahlawan yang rela menukar jiwa mereka untuk kemerdekaan Indonesia. Nah, jika Anda berkunjung ke Malang, Anda bisa mampir ke Museum Brawijaya untuk melihat sisa-sisa perjuangan para tentara Indonesia dalam membela tanah air.
Museum yang terletak di Jalan Ijen 25 A Malang ini menyimpan banyak sejarah pada masa penjajahan. Di serambi depan museum, pelancong akan disuguhi semboyan Citra Uthapana Cakra, yang berarti sinar yang membangkitkan kekuatan. Sementara itu, di halaman luar museum terdapat sebuah tank buatan Jepang yang merupakan peninggalan dari Kodam V Brawijaya. Tank itu direbut oleh arek-arek Suroboyo untuk melawan penjajah pada 10 november 1945.
Furnitur yang dipakai saat Konferensi Meja Bundar
Bagi Anda yang ingin tahu lebih dalam tentang bagaimana perjuangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada Agresi Militer Belanda I dan II di daerah Jawa Timur, Museum Brawijaya adalah tempatnya. Didirikan pada 4 Mei 1968, ada begitu banyak peninggalan TKR yang dipamerkan di sini.
Salah satu koleksi yang paling menarik perhatian pelancong saat berkunjung ke Museum Brawijaya adalah kendaraan dinas Panglima Divisi I Jawa Timur Kolonel Soengkono. Mobil tersebut merupakan buatan pabrik Desoto USA tahun 1941.
Dokumentasi perjalanan Panglima Besar Soedirman juga dipamerkan di museum ini. Bahkan, buah pikiran sang Panglima pun digantung di dinding. Bukan cuma itu. Museum ini juga memiliki koleksi furnitur dari kantor Gubernur Jawa Timur yang digunakan untuk Konferensi Meja Bundar di Surabaya pada 29 Oktober 1945.
Gerbong Maut
Di halaman tengah museum, pelancong disuguhi pemandangan Gerbong Maut dan Perahu Segigir. Dari kejauhan, siapa pun tentu bisa merasakan aura kelam dari gerbong tersebut. Museum ini memiliki satu dari 3 Gerbong Maut yang pernah digunakan oleh militer Belanda untuk mengangkut 100 tawanan pejuang Indonesia.
Gerbong Maut
Mereka diangkut dari Penjara Bondowoso untuk dipindahkan ke tahanan Bubutan Surabaya pada 23 November 1947. Karena selama perjalanan semua pintu dan jendela ditutup rapat, hal itu mengakibatkan 46 orang meninggal, 11 orang luka parah, 31 orang sakit, dan hanya 12 orang saja yang diketahui sehat.
Di sisi lain, tepat di sebelah utara Gerbong Maut, pelancong disuguhi Perahu Segigir yang menjadi saksi bisu perjuangan Letkol Chandra Hasan dalam memimpin pasukannya melawan Belanda. Chandra Hasan yang dikenal sebagai Komandan Resimen Joko Tole kala itu hendak memindahkan pasukannya dari pulau Madura ke Paiton Probolinggo. Namun di perjalanan, mereka diserang tentara Belanda. Beberapa perahu karam karena ditembak oleh pesawat udara sekutu.
Koleksi Museum Brawijaya sedikit banyak telah memberi kita gambaran bagaimana susahnya merebut kemerdekaan. Jadi, para generasi penerus bangsa tidak boleh terlena, karena merasa kemerdekaan sudah di genggaman. Perjuangan kita belum berakhir! Merdeka!
(mdk/des)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lokomotif ini diklaim tertua di Indonesia. Begini kisahnya
Baca SelengkapnyaLukisan 78 suku bangsa yang dipajang di Museum Nasional itu menyihir mata nyaris setiap pengunjung
Baca SelengkapnyaMuseum ini menjadi media dan ruang menyimpan memori publik mengenai kejayaan TNI AL dan kejayaan maritim nenek moyang bangsa Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Museum yang sebelumnya merupakan kediaman perwira Jepang Laksamana Tadashi Maeda, kini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran sejarah bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Ganjar saat menyambangi Museum Roemah Voorzitter Van Het BPUPKI-Dr KRT Radjiman Widiyodiningrat, Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaGanjar mengutarakan pelajaran yang dapat dipetik dari kunjungannya ke Rumah Sejarah Rengasdengklok di Karawang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSedianya akan digelar di Museum Diponegoro Sasana Wiratama, Jalan Hos Cokroaminoto Tegelrejo Yogyakarta
Baca SelengkapnyaDi museum ini pengunjung seakan diajak menapaki jejak masa silam kejayaan peranakan Tionghoa di Tangerang.
Baca SelengkapnyaPeristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca Selengkapnya