Menengok kuburan raja-raja di Uganda
Merdeka.com - Kuburan raja-raja Buganda berada di bukit Kasubi di distrik Kampala, Uganda. Ini merupakan pusat spiritual utama bagi masyarakat Buganda di mana praktik-praktik dan budaya tradisional masih sangat dilestarikan.
Situs ini menempati area seluas 30 hektar, dan sebagian besar wilayahnya difungsikan sebagai lahan pertanian. Masyarakat setempat masih bertani dengan metode tradisional.
Sebagaimana dilansir amusingplanet, puncak bukit ini dulunya adalah bekas istana Kabakas atau Raja Buganda. Dibangun pada tahun 1882, istana itu kemudian diubah menjadi tanah pekuburan kerajaan pada 1884. Sayangnya, makam itu hancur setelah dilalap si jago merah pada Maret 2010 - delapan tahun setelah situs itu terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Untungnya, sistem penguburan asli dari Kabakas masih tetap dipertahankan dan keahlian arsitektur tradisional bangunan dan keterampilan yang dibutuhkan masih tersedia yang memungkinkan untuk membangun makam itu kembali.
Situs ini terdiri dari empat makam raja Buganda, yang terakhir di antaranya dimakamkan baru-baru ini 40 tahun yang lalu. Setiap pangeran dan putri yang merupakan keturunan dari empat Kabakas juga dimakamkan di sana di belakang kuil utama.
Selama berabad-abad, makam ini terancam rusak karena terpaan hujan, masalah drainase, dan rayap. Selama 16 tahun terakhir, makam di situs ini telah terbakar sampai tiga kali. Kebakaran pertama terjadi pada tahun 1998 - yang membakar satu bangunan. Makam itu kemudian dibangun kembali tetapi tanpa atap jerami karena kurangnya dana.
Kebakaran kedua, yang paling dahsyat, telah menghancurkan dua pondok pada tahun 2010. Sementara itu, kebakaran lain terjadi pada Juli 2013. Ini adalah kuburan bagi raja-raja Kampala. Kuil yang sebenarnya hanya bisa dikunjungi oleh keluarga kerajaan.
(mdk/des)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di Gunung Keramat Tempat para Dewa ini Brimob Polri Mendapat Baret Biru, Zaman Kerajaan Tempat Mencari Kesaktian
Di puncak gunung ini, ratusan anggota Brimob melalui berbagai tempaan dan upacara untuk mendapatkan baret biru.
Baca SelengkapnyaMenyusuri Jembatan Kudung Kendeng Lembu Banyuwangi, Jembatan Kayu Berusia 110 Tahun yang Masih Berdiri Kokoh
Jembatan ini banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara karena keunikannya.
Baca SelengkapnyaArkeolog Temukan Makam Pejabat Mesir Berusia 4.300 Tahun, Ternyata Isinya Gambar Kehidupan Sehari-Hari Mesir Kuno
Arkeolog Temukan Makam Pejabat Mesir Berusia 4.300 Tahun, Isinya Gambar Kehidupan Sehari-Hari Mesir Kuno
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menelusuri Kampung Ampel Surabaya, Dulunya Rawa-rawa Hadiah Raja Brawijaya Kini Dihuni Banyak Keturunan Arab
Kini Ampel tidak hanya terkenal dengan wisata religinya, tapi juga pusat belanja dan kuliner favorit
Baca SelengkapnyaKisah Pebulutangkis Uganda Raket Rusak Saat Tanding, Sikap Lawannya Jadi Sorotan
Pebulutangkis muda asal Uganda menjadi saksi tentang sikap sportivitas dan solidaritas harus diutamakan dalam sebuah pertandingan.
Baca SelengkapnyaSri Sultan Hamengkubuwono X Apresiasi Bulog Atas Bantuan Pangan di Yogyakarta
Perum Bulog melaksanakan penyaluran beras Bantuan Pangan ke masyarakat di Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaMenyusuri Kampung Kapitan, Tempat Tinggal Etnis Tionghoa Pertama Masa Kolonial di Palembang
Kawasan yang saat ini menjadi cagar budaya di Palembang dulunya sebuah lingkungan tempat tinggal bagi warga Tionghoa era kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaSejarah Patung Sigale-gale di Samosir, Pelipur Lara Kerinduan Sang Raja Kepada Anaknya
Sang Raja Rahat yang melihat patung Sigale-gale bergerak dengan sendirinya merasa patung itu mirip seperti sang anak.
Baca SelengkapnyaMengunjungi Petilasan Sri Aji Jayabaya di Kediri, Peramal Masa Depan Nusantara yang Disegani
Tempat yang diyakini sebagai lokasi moksa Raja Kediri ini sering dikunjungi peziarah.
Baca Selengkapnya