Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kedekatan Ibu-Anak Bukan Sekadar Mitos, Ini Alasan Logisnya

Kedekatan Ibu-Anak Bukan Sekadar Mitos, Ini Alasan Logisnya Kedekatan Ibu-Anak Bukan Sekadar Mitos, Ini Alasan Logisnya. ©Shutterstock

Merdeka.com - Bukan teman atau teknologi, tapi ibu dan ayah menjadi dua sosok yang memberi pengaruh paling penting dalam kehidupan anak. Uniknya, menurut situs Dayton Children’s, peran ibu mencapai 47 persen ketimbang sang ayah yang hanya mencapai nilai 20 persen.

Walau keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak sudah berubah secara dramatis dalam beberapa dekade, penelitian masih menunjukkan kalau ibu menghabiskan waktu dua kali lebih banyak untuk merawat anak-anak daripada sosok ayah. Masalahnya bukan hanya jumlah waktunya saja, tapi beberapa alasan berikut menjelaskan kedekatan anak pada sang ibu.

Ibu Punya Lebih Banyak Waktu

Sejak kecil, kebanyaka urusan merawat anak dipegang oleh sang ibu, mulai dari menyusui, memandikan, hingga menidurkannya. Tidak heran jika anak jadi lebih dekat dengan sang ibu ketimbang ayah.

Untungnya, kesadaran untuk melibatkan diri dalam mengurus anak pun kian tumbuh di kalangan para ayah muda. Terbukti dari munculnya komunitas Ayah ASI yang mendukung para ibu memberikan ASI eksklusif pada anak selama minimal 6 bulan.

Ibu Lebih Fleksibel

Ayah seringkali dipandang sebagai sosok yang lebih serius dan tegas. Tidak sedikit anak-anak yang merasa ayahnya sulit didekati karena karakternya yang cenderung kaku. Apalagi kalau sudah membuat keputusan, sulit untuk mengubahnya.

Sebaliknya, ibu lebih fleksibel dan mau berkompromi selama tujuannya tetap baik. Namun jangan sampai ada bad-good cop di dalam keluarga, sebisa mungkin saling mendukung dalam membuat keputusan apapun berkaitan dengan anak.

Ibu Peka pada Perasaan Anak

Perempuan dianugerahi kemampuan untuk berempati, termasuk pada perasaan anak-anaknya sendiri. Tidak heran jika ibu lebih peka saat anak merasa sedih atau senang. Sedangkan ayah sebagai sosok laki-laki seringkali lebih rasional. Bukan hanya itu saja, ibu juga cenderung lebih sabar dibandingkan sang ayah yang mungkin sering pulang dalam keadaan lelah setelah bekerja seharian.

Agar tidak terjadi pilih kasih yang dilakukan anak-anak pada orangtua, ayah dan ibu sebaiknya mulai belajar memahami perasaan sang anak. Daripada sekadar melihat jika ia malas atau temperamental, cari tahu apa yang menjadi penyebab munculnya kemalasan atau emosi yang meledak-ledak.

Lebih Asyik Bicara pada Ibu

Ibu itu dikenal cerewet, tapi justru hal tersebut yang bikin anak jadi lebih nyaman saat membicarakan semua hal. Jika punya ayah yang cenderung pendiam, terkadang komunikasi yang terjalin antara ayah dan anak hanya itu-itu saja. Bagaimana anak bisa dekat jika si ayah jarang bertanya bahkan merasa canggung saat sedang berdiskusi.

Sesekali, sang ibu bisa mundur sejenak dan biarkan sang ayah yang menjalin bonding dengan sang anak. Dorong pasangan untuk sering bertanya hal-hal kecil tapi bikin anak merasa diperhatikan. Selain itu, kurangi nada bicara atau sikap menghakimi saat anak mulai curhat dan meminta pendapat tentang masalah yang sedang dihadapi.

Kedekatan ibu dan anak yang terjalin sejak kecil ini sebaiknya mendapatkan perlindungan optimal dari asuransi anak. Bukan hanya menyangkut kesehatan tapi juga risiko jiwa agar tetap dapat menikmati kebersamaan ini dalam waktu yang relatif panjang. (eth)

(mdk/wri)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mitos Bayi Jatuh dari Tempat Tidur, Berikut Penjelasannya

Mitos Bayi Jatuh dari Tempat Tidur, Berikut Penjelasannya

Mitos tentang bayi jatuh dari tempat tidur seringkali menjadi sumber kekhawatiran dan kecemasan di kalangan orang tua.

Baca Selengkapnya
5 Mitos Anak Pertama Lahir Hari Minggu

5 Mitos Anak Pertama Lahir Hari Minggu

Dalam tradisi primbon atau kepercayaan Jawa, terdapat mitos atau kepercayaan terkait hari kelahiran dan kepribadian seseorang.

Baca Selengkapnya
Kapan Anak Perlu Mulai Dibiasakan Tidur Sendiri dan Bagaimana Memulainya?

Kapan Anak Perlu Mulai Dibiasakan Tidur Sendiri dan Bagaimana Memulainya?

Membiasakan bayi tidur sendiri bisa dilakukan mulai usia 3 bulan dengan berbagai cara.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cara Mengatasi Anak yang Sering Tidur Larut Malam, Ketahui Penyebabnya

Cara Mengatasi Anak yang Sering Tidur Larut Malam, Ketahui Penyebabnya

Tidur larut malam bukanlah hal yang baik bagi setiap orang, termasuk anak-anak. Kebiasaan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan perkembangan mereka.

Baca Selengkapnya
Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya

Mengenal Gejala Selesma pada Anak, Begini Cara Mencegahnya

Gejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.

Baca Selengkapnya
Dibacok Ibu Kandung sampai Tewas, Anak 8 Tahun Ucapkan Kalimat Terakhir: Perut Aku Sakit

Dibacok Ibu Kandung sampai Tewas, Anak 8 Tahun Ucapkan Kalimat Terakhir: Perut Aku Sakit

Istrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.

Baca Selengkapnya
Mitos Kejatuhan Cicak di Kepala, Pertanda Baik atau Buruk?

Mitos Kejatuhan Cicak di Kepala, Pertanda Baik atau Buruk?

Mitos kejatuhan cicak di kepala memang cukup terkenal. Beberapa budaya mengaitkan peristiwa yang mengagetkan itu dengan sebuah pertanda akan terjadinya sesuatu.

Baca Selengkapnya
Mitos Ibu Hamil Tidak Boleh Tidur Siang, Disebut Berdampak pada Janin

Mitos Ibu Hamil Tidak Boleh Tidur Siang, Disebut Berdampak pada Janin

Ada beragam mitos yang beredar di masyarakat terkait ibu hamil. Salah satunya adalah mitos ibu hamil yang tidak boleh tidur siang.

Baca Selengkapnya
Mitos Hamil Anak ke 3 dan Tradisi Budayanya, Perlu Diketahui

Mitos Hamil Anak ke 3 dan Tradisi Budayanya, Perlu Diketahui

Mitos hamil anak ke 3 dinilai lebih sulit dari kehamilan sebelumnya.

Baca Selengkapnya