Merdeka.com - Banyak orang tua yang enggan memberikan hewan peliharaan karena berbagai alasan. Mulai dari perawatan yang ribet sampai efek negatif bagi kesehatan anak. Padahal memiliki hewan peliharaan ternyata mendatangkan banyak manfaat bagi anak, lho.

Tak hanya manfaat bagi perkembangan psikologi anak, hewan peliharaan ternyata juga mendatangkan manfaat dari segi fisik bagi anak Anda. Ingin tahu apa saja?Berikut ini delapan manfaat yang didapat jika anak memiliki hewan peliharaan seperti dikutip dari Womanitely.

Mengajari anak tanggung jawab

Anak-anak yang tinggal setiap hari bersama hewan peliharaan belajar tentang rasa tanggung jawab sejak dini. Hewan peliharaan memerlukan perawatan dan perhatian setiap waktu. Ketergantungan hewan peliharaan dalam makan, latihan, dan hiburan membuat anak dituntut untuk selalu merawat mereka. Karena itulah biasanya saat dewasa anak yang memiliki hewan peliharaan juga memiliki kepedulian dan kepekaan yang dalam kepada orang lain.Tetapi dalam hal ini orang tua perlu memantau tanggung jawab perawatan hewan peliharaan yang diberikan kepada anak secara berkala. Berikan tugas-tugas yang sangat ringan terlebih dahulu kepada anak. Jika anak sudah mulai terbiasa dan menunjukkan komitmennya dalam merawat heran, baru berikan tanggung jawab yang lebih besar.

Meningkatkan rasa percaya diri

Seiring dengan tanggung jawab yang dijalankan anak dalam merawat hewan peliharaan, akan muncul juga rasa percaya diri anak Anda. Ketika ia berhasil merawat anjing atau kucingnya, mereka akan merasa gembira dan bangga terhadap diri sendiri. Rasa percaya diri pun meningkat. Selain itu interaksi setiap hari dengan hewan juga mampu menjadi latihan awal bagi anak untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Topik pilihan: Tips Cantik | Travel | Kuliner Unik

Risiko asma dan alergi berkurang

Biasanya hewan peliharaan dituding sebagai biang keladi penyebab alergi dan asma pada anak. Padahal hasil studi terbaru menemukan bukti bahwa anak yang sejak kecil tinggal bersama hewan peliharaan justru memiliki risiko terkena alergi dan asma yang lebih rendah daripada anak-anak yang tidak memiliki hewan peliharaan sejak kecil.Kemungkinan besar anak yang memiliki hewan peliharaan sudah terbiasa bersentuhan dengan berbagai alergen yang berasal dari hewan, karena itu sejak dini tubuh mereka sudah mengembangkan sistem kekebalannya sedemikian rupa sehingga saat beranjak remaja hingga dewasa mereka jadi lebih tahan terhadap asma dan alergi.

Topik pilihan: Tips Cantik | Travel | Kuliner Unik

Menjadikan anak aktif secara fisik

Memiliki hewan peliharaan, terutama yang aktif seperti anjing jelas membuat jadi ikut lebih aktif secara fisik pula. Anjing selalu butuh latihan agar tetap sehat dan bugar. Membawa anjing jalan-jalan atau sekedar bermain-main bersama anjing di rumah pasti juga bisa menjadi sarana bagi anak untuk berolah raga. Dengan begini anak jadi bugar dan terhindar dari obesitas.

Topik pilihan: Tips Cantik | Travel | Kuliner Unik

Memberikan ketenangan

Tahukah Anda kalau hewan peliharaan seperti anjing biasanya sengaja ditempatkan di dekat kandang hewan liar yang sedang dirawat di rumah sakit hewan untuk membawa ketenangan? Hewan yang biasa dipelihara manusia biasanya memang memiliki kecenderungan untuk berperilaku menyenangkan, karena itu dapat membuat siapa saja yang berada di dekatnya ikut senang.

Hewan peliharaan mampu menyalurkan perasaan tenang tersebut kepada anak-anak. Karena itulah belakangan ini mulai diperkenalkan terapi hewan untuk anak-anak atau orang dewasa yang mengalami depresi, trauma, dan masalah psikis lainnya.

Topik pilihan: Tips Cantik | Travel | Kuliner Unik

Meningkatkan kemampuan membaca

Anak-anak yang memiliki hewan peliharaan cenderung lebih cepat lancar membaca. Hasil studi membuktikan anak-anak merasa lebih nyaman saat membaca di sekitar hewan peliharaan daripada manusia. Kemungkinan hal ini disebabkan karena hewan tidak membuat anak-anak merasa terintimidasi seperti manusia.

Sementara itu keberadaan orang dewasa di sekitar anak-anak membuat pikiran mereka menghubungkan orang dewasa sebagai otoritas yang mengoreksi kesalahan mereka dalam membaca. Akibatnya anak-anak jadi tidak bisa rileks, dan cenderung melakukan lebih banyak kesalahan karena gugup.