Ingin karyawan lebih produktif? Jangan berikan banyak larangan
Merdeka.com - Pekerjaan lebih cepat selesai ketika karyawan tidak bermain-main dengan internet atau urusan lain ketika bekerja, bukan? Untuk itu, tak heran jika banyak perusahaan melarang akses Facebook, blog, atau situs jejaring sosial dan hiburan lain untuk karyawan mereka.
Namun sebuah penelitian menunjukkan bahwa ketika bekerja, godaan untuk membuka situs yang dilarang lebih besar daripada jika situs terebut tidak dilarang. Selain itu, godaan tersebut sudah cukup untuk menurunkan produktivitas karyawan.
Hasil tersebut didapatkan peneliti setelah melakukan survei terhadap 60 orang. Mereka dilarang untuk melihat sebuah video saat bekerja. Hasilnya, secara psikologis mereka ingin sekali membuka video terlarang tersebut, seperti dilansir oleh Inc.com (15/02).
Keinginan dan rasa penasaran untuk membuka video tersebut malah menguras energi partisipan dan mengalihkan perhatian mereka untuk fokus pada pekerjaan. Jika mereka dibiarkan melihat video tersebut, mereka akan segera kembali fokus pada pekerjaan setelah melihatnya.
Jadi, cara untuk membuat karyawan lebih produktif adalah memperlakukan mereka seperti orang dewasa. Tidak banyak diberikan aturan seperti "Jangan membuka internet!" "Jangan membuka Facebook," "Jangan mendengarkan musik," atau larangan lainnya. Ini hanya membuat mereka semakin tertekan dan tak bisa bekerja secara maksimal. Untuk itu, beberapa orang terkadang bekerja lebih baik dan lebih cepat ketika berada di rumah. Karena di sana, mereka merasa nyaman dengan tetap mengetahui prioritas pekerjaan mereka.
Setiap karyawan memang memiliki kecenderungan masing-masing. Beberapa hanya bisa bekerja di keadaan yang sepi, beberapa perlu mendengarkan musik, beberapa bisa bekerja dengan internet, dan lainnya. Membebaskan karyawan melakukan hal yang membuat mereka bekerja lebih cepat pada akhirnya akan menguntungkan perusahaan..
Yang terpenting adalah melihat hasil pekerjaannya. Jika mereka berhasil melakukan pekerjaan dengan hasil maksimal dalam waktu yang ditentukan, maka rasanya tak ada masalah dengan kebiasaan mendengarkan musik, membuka internet, jejaring sosial, atau hal lainnya.
Bagaimana pendapat Anda dengan hasil penelitian di atas?
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
6 Cara Membangkitkan Semangat Kerja Setelah Libur Panjang, Efektif
Rasa malas beraktivitas sering kali muncul setelah libur panjang.
Baca SelengkapnyaTips Nyaman Menyusui Bagi Ibu yang Bekerja, Cegah Masalah pada Ibu dan Bayi
Bagi ibu pekerja, menyusui anak tetap bisa dilakukan dengan aman melalui berbagai cara.
Baca Selengkapnya6 Cara Melatih Anak Disiplin Sejak Dini, Tidak Perlu Dimarahi & Dibentak
Melatih anak disiplin penting dilakukan sejak mereka dini. Berikut beberapa cara melatih disiplin anak sejak dini yang bisa diterapkan orang tua.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
30 Contoh Ucapan Perpisahan Rekan Kerja dalam Bahasa Inggris, Berkesan dan Menyentuh Hati
Contoh ucapan perpisahan rekan kerja dalam bahasa Inggris ini bisa jadi referensi.
Baca SelengkapnyaCara Belajar Anak Usia Dini yang Efektif, Ketahui Tipsnya
Cara Belajar Anak Usia Dini yang Efektif, Ketahui Tipsnya
Baca Selengkapnya40 Kata-Kata Motivasi Mencintai Pekerjaan Penuh Makna, Patut Dipelajari
Dengan mencintai pekerjaan yang dimiliki, bukan tak mungkin akan muncul rasa puas dan apresiasi atas kerja keras diri sendiri.
Baca SelengkapnyaLibur Panjang Usai, Yuk Dongkrak Mood Biar Semangat Kerja Lagi!
Jangan sampai mengganggu produktivitas, begini trik kembalikan semangatmu!
Baca SelengkapnyaPenyebab Demotivasi Kerja dan Cara Mengatasinya, Tangani dengan Tepat
Demotivasi kerja menghasilkan dampak negatif pada produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaSeberapa Penting Menangis dan Mengungkapkan Perasaan pada Perkembangan Anak Laki-laki
Walau anak laki-laki kerap tidak dibolehkan untuk menangis, namun menangis ternyata penting untuk bisa tetap dilakukan anak laki-laki.
Baca Selengkapnya