Bertandang ke surga dunia di Taman Nasional Bunaken
Merdeka.com - Jika berkunjung ke Kota Manado, Sulawesi Utara, tentunya tak lengkap jika belum menjejakkan kaki ke Pulau Bunaken. Sebabnya, Taman Nasional Bunaken (TNB) didaftarkan Indonesia ke Organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya (UNESCO) pada 2005, sebagai salah satu situs warisan dunia memang memiliki segudang pemandangan menakjubkan.
Pemandangan alam pulau ini tak kalah memukau dengan keindahan bawah lautnya yang tersohor. Buat mencapai Pulau Bunaken harus menggunakan transportasi laut seperti kapal cepat. Ada tiga pelabuhan di Manado menyediakan sarana kapal ke pulau ini. Yaitu Pelabuhan Calaca, Kawasan Marina, dan Megamas. Biasanya, para wisatawan berangkat sekitar pukul 07.00 WITA, saat laut masih teduh. Sekitar 45 menit dibutuhkan buat mencapai kawasan TNB dengan luas 890.65 kilometer persegi ini.
Pesona Bunaken tidak hanya terletak pada taman laut saja. Eksotisme Pulau Bunaken, Siladen, Manado Tua, Nain, dan Mantehage akan memukau para pelancong. Di daratan, pulau ini kaya akan tumbuhan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Hewan banyak berkeliaran adalah seperti rusa dan kuskus. Hutan mangrove tersebar di pinggiran pantai menjadi habitat bagi kepiting, lobster, moluska, dan burung laut.
"Wonderful island (pulau yang menakjubkan)," kata Molin, wisatawan cantik asal Jerman, saat menjejakkan kaki di Pulau Bunaken.
Molin mengaku tak sabar segera terjun ke laut. Di Bunaken ada sekitar 20 titik penyelaman dan snorkeling. Semua lokasi itu merupakan surga bagi pecinta olahraga selam dan snorkeling, karena dihuni lebih dari 3000 spesies ikan, dan sekitar 390 spesies terumbu karang.
Spesies alga dapat ditemui di Taman Nasional Bunaken adalah Caulerpa, Halimeda dan Padina. Sementara spesies rumput laut banyak ditemui adalah Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan Thalassaodendron ciliatum.
Di antara 20 titik penyelaman dan snorkeling, lokasi favorit adalah Teluk Lekuan. Di sana adalah habitat penyu raksasa, Fukui dengan kota Nemo-nya, Mandolin, Puncak Barakuda, Bunaken Timur, Siladen, Muka Gereja, Tanung kopi, dan Tawara sebagai tempat memberi makan ikan. Ada juga bangkai kapal sepanjang 60 meter berada di kedalaman 200 meter.
Usai menikmati lokasi penyelaman itu, ada kepuasan tersendiri tak dapat diperoleh di lokasi lain. Kesan kagum akan keluar dari setiap lisan turis yang datang.
"Amazing, i feel like heaven in the earth you know? I'll be back again with another friends (Mengagumkan. Kamu tahu, saya seperti berada di surga dunia. Saya akan kembali lagi dengan beberapa kawan)," kata Ingo Brockel, kawan Molin usai melakukan snorkeling.
Meski demikian, ada kondisi membikin risau. Sebab, pengelolaan dan pelestarian TNB sedikit terabaikan. Beberapa masalah menjadi perhatian khusus pemerintah adalah kurangnya fasilitas pendukung wisata, mahalnya biaya wisata bagi pengunjung perorangan, dan rusaknya sejumlah terumbu karang sebagai habitat hidup ikan.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pulau di Sumenep Ini Bak Surga Dunia tapi Ditinggal Penduduknya Merantau, Intip Potretnya
Banyak warga pulau ini merantau ke kota-kota besar demi mendapatkan penghidupan lebih layak.
Baca SelengkapnyaBak Surga Dunia, begini Penampakan Bawah Laut Pulau Banda Naira yang Disebut Jadi Impian Banyak Orang
Keindahan pulau ini membuat setiap orang seolah bercita-cita ingin menginjakkan kaki hingga menyelam atau diving di dalam lautannya.
Baca SelengkapnyaMengunjungi Pulau Penyengat, Sajikan Wisata Budaya hingga Kuliner Khas Tanjung Pinang
Di Pulau Penyengat ini, wisatawan bisa menikmati pesona alam seperti indahnya senja sore hari dari pinggir pantai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sering Disebut Surga Dunia, Ini Alasan Mengapa Kamu Wajib Kunjungi Labuan Bajo!
Inilah saatnya mengeksplorasi keajaiban yang bisa ditemukan di Labuan Bajo.
Baca SelengkapnyaTemuan Batu Kuno Ungkap Nenek Moyang Kita Sudah Mengarungi Lautan Jauh Lebih Lama dari Dugaan Sebelumnya
Arkeolog menemukan bukti nenek moyang manusia sudah mengarungi lautan sekitar 130.000 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKisah di Balik Bunyi Lesung Padi di Tanah Sunda saat Gerhana Bulan, Ternyata Ini Maknanya
Mengapa orang Sunda memukul lesung saat terjadi gerhana bulan? begini kisahnya
Baca SelengkapnyaWisata Memanjakan Mata di Puncak Tunden Nui dan Majukan UMKM di Desa Brewe
Tak hanya indah, Tunden Nui juga membantu perekonomian warga sekitar.
Baca SelengkapnyaPesona Pantai Watu Bale Kebumen, Punya Banyak Wahana Wisata Serta Ombak yang Tenang
Walau pasirnya berwarna hitam, namun terasa lembut saat dipijak.
Baca SelengkapnyaKisah Burung Berpangkat Letnan Paling Berjasa Bagi Pejuang Indonesia Sampai Tewas Ditembak di Hadapan Komandan
Bukan hanya manusia, ini sosok binatang paling berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Siapa yang dimaksud?
Baca Selengkapnya