4 Mitos Salah tentang Pernikahan yang Harus Berhenti Dipercayai
Merdeka.com - Selama ini pernikahan adalah institusi yang diidealisasi oleh hampir semua orang. Bagi kebanyakan orang pernikahan dianggap sebagai pemecahan untuk segala permasalahan.
Tak jarang pasangan yang sedang mengalami masalah mencoba menyelesaikan problem yang mereka hadapi dengan pernikahan. Ketika sepasang kekasih memasuki gerbang pernikahan, maka happy end, segalanya berakhir dengan baik. Padahal tak seperti itu kenyataannya.Orang-orang sering mendapati kalau pernikahan ternyata tak seperti yang mereka bayangkan selama ini, sebab mereka terjebak dalam mitos yang salah mengenai pernikahan. Mau tahu apa saja mitos tersebut? Inilah 5 mitos salah mengenai pernikahan yang dirangkum dari Times of India.
1. Pernikahan menjadikan seseorang lengkap
Bisa jadi pernikahan memang menyatukan Anda dengan belahan jiwa Anda (jika Anda percaya hal semacam itu). Tetapi merasa lengkap atau tidak sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan pernikahan. Perasaan seperti itu datangnya dari diri sendiri dan hanya bisa diusahakan oleh diri sendiri.
Anda bisa saja sudah menemukan pasangan terbaik yang pernah ada dan tetap merasa kosong atau kesepian. Pernikahan baru bisa menjadikan Anda lengkap jika Anda sudah bisa meraih kebahagiaan dengan upaya Anda sendiri.
2. Seks setiap waktu
Pada tahun-tahun awal pernikahan barangkali seks memang mendominasi hubungan antara suami istri. Tetapi seiring berjalannya waktu seks tak akan menajdi prioritas utama bagi pasangan. Daripada interaksi fisik, pasangan akan lebih menghargai keterikatan emosional.
3. Banyak anak banyak rejeki
Ini adalah salah satu mitos kuno mengenai pernikahan yang tak jarang masih dipercaya oleh pasangan di zaman modern. Banyak anak berarti banyak rejeki.
Kenyataannya, keluarga perlu direncanakan baik-baik agar kebutuhan dari yang dasar hingga tersier bisa terpenuhi dengan baik. Anak banyak dengan kondisi finansial orang tua yang tidak memadai justru akan menimbulkan banyak masalah. Selain itu pengasuhan anak juga jadi lebih menyulitkan bagi orang tua.
4. Anak-anak bisa memperbaiki keadaan
Banyak pasangan suami istri yang sedang mengalami masalah berat memutuskan untuk segera memiliki anak. Dengan memiliki buah hati, mereka berharap ikatan yang renggang di antara mereka akan erat kembali. Ini adalah pendapat yang salah.
Justru sebelum memutuskan memiliki anak, orang tua harus memperkuat kondisi rumah tangga terlebih dahulu. Jika tidak akan timbul konflik keluarga yang pada akhirnya justru menjadikan anak tumbuh dalam lingkungan keluarga yang tidak sehat.
Itulah lima mitos salah tentang pernikahan yang harus berhenti Anda percayai mulai sekarang.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mitos Kehamilan Menurut Islam, Lengkap dengan Penjelasannya
Apakah benar ada mitos seputar kehamilan menurut pandangan Islam?
Baca SelengkapnyaMitos Orang Jawa Menikah dengan Orang Sunda, Disebut Banyak Perselisihan
Mitos orang Jawa menikah dengan Orang Sunda disebut sulit bersatu.
Baca SelengkapnyaMitos Gerhana Bulan untuk Ibu Hamil, Begini Penjelasannya
Gerhana bulan adalah fenomena alam yang menakjubkan, namun juga menimbulkan berbagai mitos dan kepercayaan di masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
6 Mitos Orang Hamil yang Umum Beredar, Pahami Faktanya
Terdapat beberapa mitos orang hamil yang masih sering dipercaya.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Mengapa Seseorang Jadi Tambah Gendut Setelah Menikah dan Cara Mengatasinya
Salah satu hal yang biasanya paling menonjol tampak setelah pernikahan adalah perut yang kian membuncit.
Baca Selengkapnya6 Mitos Kehamilan Jawa, Lengkap dengan Penjelasannya
Mitos kehamilan Jawa seringkali menggambarkan hubungan antara ibu hamil, janin yang dikandung, dan lingkungan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaMitos Tahi Lalat Merah yang Umum Dipercaya, Ini Kisahnya
Apakah benar ada mitos tahi lalat merah yang berkembang di masyarakat?
Baca SelengkapnyaMitos Anak Terakhir Menikah dengan Anak Terakhir Menurut Adat Jawa, Disebut Bawa Kemalangan
Mitos pernikahan anak terakhir dengan anak terakhir menurut adat Jawa disebut akan bawa malapetaka.
Baca Selengkapnya7 Mitos Anak Pertama Menikah dengan Anak Terakhir, Pasangan Ideal dan Harmonis
Ada pula anggapan tentang rejeki anak pertama menikah dengan anak terakhir yang dinilai akan menjadi pasangan yang serasi.
Baca Selengkapnya