Dijelaskan oleh Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, pembangunan KRI ini mengandung makna penting. Pertama, ini merupakan bagian dari perencanaan pembangunan kekuatan TNI AL sekaligus realisasi dari program prioritas Angkatan Laut yatu modernisasi ALUTSISTA dan upaya pemenuhan kebutuhan ALUTSISTA TNI AL.

Kedua, pembangunan kapal di galangan dalam negeri adalah wujud dari komitmen TNI AL untuk mendukung dan menyukseskan program pemerintah yakni peningkatan produksi dalam negeri serta kemandirian industri pertahanan dalam negeri sebagaimana yang selalu disampaikan Presiden Joko Widodo.

KRI Teluk Calang 524 ini adalah kapal ke tujuh dari Kelas Teluk Bintuni dan diproduksi oleh PT Daya Radar Utama di Srengsem, Panjang, Bandar Lampung.

Kapal perang ini dirancang untuk mengangkut tank tempur utama jenis Leopard milik Angkatan Darat dan tank BMP-3F milik Marinir. Lebih lanjut Kelas Teluk Bintuni ini diketahui dirancang untuk bisa mengangkut tank 10 tank Leopard 2A4, tank jembatan, kendaraan lapis baja atau 15 kendaraan tempur infanteri BMP-3F.

Kelas Teluk Bintuni ini juga dapat membawa 4 unit LCVP (Landing Craft, Vehicle, Personnel). LST berbobot kosong 2300 ton ini mampu mengangkut 10 Tank Leopard, 476 orang (kru dan pasukan) dan 2 unit helikopter. Kelas Teluk Bintuni dilengkapi dengan 2 helipad dan fasilitas hanggar.

Di bagian anjungan terdapat crane untuk memudahkan loading logistik dan kargo. Persenjataan untuk self defence adalah meriam bofors kaliber 40/L70 mm ditempatkan pada haluan, kanon PSU kaliber 20 mm dan 2 unit SMB (Senapan Mesin Berat) kaliber 12,7 mm. Kapal memiliki ketahanan di laut selama 20 hari dan didesain agar mampu mendarat di pantai.