Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Watu Ulo dan Papuma, gerbang menuju keraton Nyi Roro Kidul

Watu Ulo dan Papuma, gerbang menuju keraton Nyi Roro Kidul

Lokasi Wisata

merdeka.com
Geser ke atas untuk membaca
Maverick tracker for readpage-cover
Watu Ulo dan Papuma, gerbang menuju keraton Nyi Roro Kidul

Berjajar dari Pantai Watu Ulo, ada batuan besar bernama Dampar Kencana, Batu genteng/kura-kura, Tanjung kodok, Krisna, Narada, Batu Kajang, hingga Siti Inggil yang sukses menjadi spot favorit para pengunjung pantai Papuma.

Watu Ulo dan Papuma, gerbang menuju keraton Nyi Roro Kidul

Susunan batu yang memanjang dan menyerupai ular itulah yang membuat pantai ini kemudian dikenal khas dengan sebutan Watu Ulo. Jika Anda pernah berkunjung ke sana, Anda akan melihat sendiri bahwa batu tersebut tak dijuluki 'watu ulo' atau 'batu ular' tanpa sebab. Selain bentuknya yang memanjang menyerupai ular, struktur batu tersebut juga mirip dengan sisik ular.

Watu Ulo dan Papuma, gerbang menuju keraton Nyi Roro Kidul

Konon, dipercaya bahwa wilayah pantai selatan tersebut dihuni oleh Nogo Rojo yang berwujud ular raksasa. Nogo Rojo yang menguasai wilayah pantai ini memakan semua hewan yang ada di dalamnya, hingga masyarakat tidak bisa mendapatkan makanan dari tepat tersebut.

Watu Ulo dan Papuma, gerbang menuju keraton Nyi Roro Kidul

Terlepas dari adanya kesan mistis yang melingkupi keberadaan pantai berpasir gelap ini, geliat industri wisata di pantai ini cukup subur. Wisatawan bisa menginap di hotel dan penginapan sederhana di sekitar pantai, serta memanjakan perut dengan mencicipi hidangan laut super lezat yang ditawarkan oleh warung-warung di pinggir pantai.

Watu Ulo dan Papuma, gerbang menuju keraton Nyi Roro Kidul

Di balik karang Watu Ulo, wisatawan juga bisa menemukan sebuah daerah yang digenangi air, yang biasa disebut masyarakat sekitar sebagai akuarium alami.

Watu Ulo dan Papuma, gerbang menuju keraton Nyi Roro Kidul

Sayangnya, wisatawan dilarang keras untuk berenang di pantai ini karena gelombangnya sangat kuat. Meski begitu, wisatawan tetap bisa menikmati keindahan pantai ini sembari berjalan atau duduk di tepi pantai. Jika pantai sedang surut, Anda bisa mencoba untuk menaiki susunan batu yang mirip ular di Watu Ulo, dan melihat akuarium alami yang berada di balik karang.

Watu Ulo dan Papuma, gerbang menuju keraton Nyi Roro Kidul

Di sekitar karang, Anda akan menemukan beberapa orang yang tampak sibuk meraba atau mencongkeli pinggiran karang. Mereka rupanya sedang mencari kerang atau bulu babi. Beberapa mengatakan bahwa jika hasilnya cukup banyak, mereka akan menjualnya, namun kalau sedikit akan dimakan sendiri.

Watu Ulo dan Papuma, gerbang menuju keraton Nyi Roro Kidul

Beberapa juga mengatakan bahwa masyarakat sekitar gemar mencari rumput laut untuk dikonsumsi sendiri atau dibuat olahan seperti agar-agar atau jelly.

Watu Ulo dan Papuma, gerbang menuju keraton Nyi Roro Kidul

Meski popularitas Watu Ulo telah meredup seiring dengan meningkatnya kunjungan ke Papuma, pantai ini tetap menjadi salah satu ikon wisata Jember yang patut untuk dikunjungi.

Watu Ulo dan Papuma, gerbang menuju keraton Nyi Roro Kidul

Menurut pengakuan penjaga Pantai Watu Ulo, Pantai Watu Ulo dan Papuma dianggap sebagai gerbang menuju keraton Nyi Roro Kidul. Maka tak heran, jika banyak orang datang ke sini memiliki tujuan mistis seperti semedi, melatih ilmu kanuragan, dan berkomunikasi dengan para penjaga laut selatan. Tim merdeka.com juga sempat menemukan sesosok wanita yang terlihat sedang berkonsentrasi dalam melakukan ritual gaib.

Watu Ulo dan Papuma, gerbang menuju keraton Nyi Roro Kidul

Di dekat pantai Papuma, ada sebuah klenteng yang biasa dipergunakan sebagai tempat peribadatan warga Tionghoa. Meski ukurannya tidak begitu besar, Klenteng Sri Wulan memiliki pemandangan pantai yang sangat indah, yang tentunya cukup jarang ditemukan di klenteng lainnya di Jawa Timur.