Masjid Faisal atau yang biasa dikenal dengan "Masjid 1.000 lampu" dibangun pada 1986 dengan desai yang dirancang oleh Arsitek asal Turki, Vedat Dalokay.

Nama masjid yang diilhami dari Raja Arab Saudi Faisal bin Abdul Aziz memiliki desain yang unik dari pada masjid umumnya. Masjid ini memiliki kubah berbentuk gabungan dari tenda gurun dan kubik Kabah.

Meskipun berukuran 5.000 meter persegi pada ruangan utama, masjid ini mampu menampung sekitar 200 ribu orang di bagian pelataran yang tak kalah indahnya. Sehingga masjid ini menjadi masjid terbesar ketiga dalam menampung jamaah setelah Masjidil Haram dan Nabawi.

Pada 1986-1993, masjid Faisal menyandang gelar masjid terbesar di dunia, yang kemudian kalah dengan perluasan Masjidil Haram dan Nabawi.

Lampu khas Turki yang dipasang di ruang utama menjadi salah satu ciri keindahan masjid 1.000 lampu.

Pada bagian dinding diberi susunan marmer putih yang dihiasi kaligrafi karya Sadequain, seorang seniman terkenal di Pakistan.

Keramaian saat jamaah usai menunaikan ibadah di lantai atas masjid.

Keunikan lain dari masjid ini adalah kolam air mancur yang dapat dipergunakan oleh para jamaah.

Keindahan masjid ini dilengkapi dengan empat menara dengan tinggi 80 meter yang menjadikan Masjid Faisal menjadi tempat ibadah yang memiliki menara tertinggi di Asia Selatan.

Masjid Faisal berada di kaki Pegunungan Himalaya dan dikelilingi oleh Lembah Margalla.

Masjid ini memenangkan penghargaan dari Aga Khan Architectural Award sebagai masjid terbesar dengan kubah tradisional dan lengkungan paling unik di dunia.

Biaya pembangunan masjid ini memerlukan dana sebesar 130 juta riyal atau Rp 328 miliar.