Yakin Korut dalang dibalik pembunuhan Kim Jong-nam, AS beri sanksi ekonomi baru
Merdeka.com - Amerika Serikat yakin bahwa Korea Utara merupakan dalang di balik kematian saudara tiri Kim Jong-un, Kim Jong-nam. Korut menggunakan agen saraf VX untuk membunuh Jong-nam, meski senjata kimia itu telah resmi dilarang oleh aturan internasional.
"Ini adalah penghinaan terhadap norma-norma internasional karena Korut menggunakan senjata kimia yang telah dilarang. Harus digarisbawahi bahwa kami tidak bisa menoleransi program senjata pemusnah massal Korut dalam bentuk apapun," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert, dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (7/3).
Atas penemuan tersebut, AS pun memutuskan untuk menerapkan sanksi ekonomi lain terhadap Korut, sebagaimana yang diberikan negara tersebut saat Korut tidak mau mengakhiri program senjata nuklir.
Berdasarkan undang-undang AS, saat ada negara atau pemimpinnya yang melanggar aturan larangan penggunaan senjata kimia dan biologi, maka negara tersebut akan dikenakan larangan impor atas barang-barang yang diproduksinya.
Namun, karena Korut sudah berada di bawah sanksi AS dan PBB, maka keputusan baru yang dibuat ini akan memiliki dampak yang lebih kecil.
Nauert sendiri menegaskan bahwa AS telah memiliki bukti bahwa Korut benar telah membunuh Jong-nam.
"Penyelidik AS yang beroperasi di bawah Undang-Undang Penguasaan Senjata Kimia dan Bilogo 1991 telah menetapkan pada 22 Februari bahwa Korut dipersalahkan atas pembunuhan dengan menggunakan senjata kimia VX," jelasnya.
Sementara itu, kuasa hukum Siti Aisyah, salah satu terdakwa pembunuhan Jong-nam, menyatakan pengumuman AS sangan bermanfaat untuk digunakan pada sidang pembelaan.
"Pengumuman AS tentang Korut yang menggunakan agen saraf VX untuk membunuh saudara tiri pemimpin Korut di Malaysia pada 2017 telah menjadi bukti baru yang didapatkan oleh tim pembela Siti Aisyah," paparnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kim Jong Un: Ekonomi Korea Utara Sangat Menyedihkan
Diktator ini mengakui kondisi perekonomian negaranya mengalami krisis yang parah.
Baca SelengkapnyaQ&A: Fakta dan Penjelasan Lengkap Aturan Pembatasan Barang dari Luar Negeri yang Diizinkan Masuk oleh Bea Cukai
Salah satu aturan tersebut memberikan kewenangan kepada Bea Cukai untuk melakukan penataan kembali kebijakan impor dengan menggeser pengawasan impor
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Usai Ramai Dikritik Wajib Lapor Barang Sebelum ke Luar Negeri, Ditjen Bea Cukai: Kebijakannya Tidak Wajib
Aturan tentang pelaporan barang sudah dijalankan sejak tahun 2017 melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 203.
Baca SelengkapnyaLewati Jembatan Mengerikan, Begini Penampakan Markas KKB Kini Dikuasai TNI, Banyak Barang Berbahaya
Prajurit TNI berhasil kuasai markas KKB hingga temukan barang berbahaya. Simak informasi berikut.
Baca SelengkapnyaBadan Otorita Ungkap Alasan Minimnya Korea Selatan Investasi di IKN Nusantara
Korea Selatan menempati peringkat 6 dengan 9 LOI terkait investasi di IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaSahroni: Pengembalian Nilai Kerugian Negara dari Kasus Korupsi Masih Kecil
Selama ini, kata dia, penanganan kasus korupsi terlalu mengedepankan hukum pidana sebagai alat penyelesaiannya.
Baca SelengkapnyaCak Imin: Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Bisa Jadi Omong Kosong
Kalau target pertumbuhan ekonomi dipaksakan sampai 7 persen yang terjadi bukan pertumbuhan yang sehat.
Baca SelengkapnyaNegara Miskin Bakal Menjadi Negara Kuat karena Hal Ini
Negara miskin diyakini memiliki kekuatan dalam bernegosiasi karena mereka merasakan dampaknya secara langsung.
Baca Selengkapnya