Merdeka.com - Wali Kota Osaka, Jepang, Toru Hashimoto, hari ini membantah pernyataan yang dibuatnya mengenai budak seks saat Perang Dunia II. Dia mengatakan dirinya sama sekali tidak bermaksud untuk menyebut bahwa perempuan yang dipergunakan sebagai budak seks selama masa perang itu memang perlu.

Kantor berita Xinhua melaporkan, Senin (27/5), dia juga mengkritisi pemberitaan media lantaran hanya mengambil sebagian dari pernyataannya waktu itu, dan telah menghapus konteks secara keseluruhan.

Hashimoto menyebut dia sebetulnya menyatakan bahwa tentara di semua negara di dunia tampaknya telah memerlukan perempuan selama perang di masa lalu. Namun, kata-katanya itu diberitakan secara keliru oleh media, yang seakan-akan bahwa dia berpendapat memang tentara perlu memanfaatkan perempuan penghibur dan dia mentolerir hal itu.

Hashimoto juga telah meminta maaf kepada Angkatan Darat Amerika Serikat sebab telah mengatakan kepada komandan militer Amerika di Okinawa, bahwa industri hiburan khusus dewasa secara legal di Jepang mesti dipertimbangkan.

"Saya mengerti pernyataan saya dapat ditafsirkan sebagai penghinaan buat pasukan dan rakyat Amerika, sehingga itu tidak layak. Saya mencabut pernyataan itu dan menyampaikan permintaan maaf," kata Hashimoto saat menggelar jumpa pers.

Toru Hashimoto, yang juga seorang politikus sayap kanan dan salah satu pemimpin Partai Restorasi Jepang, memang dijagokan menjadi perdana menteri Negeri Sakura itu di masa mendatang, meski kerap mengeluarkan serangkaian komentar kontroversial.