Video 3 Nelayan WNI Ditawan Abu Sayyaf Minta Tolong Presiden Jokowi Bebaskan Mereka
Merdeka.com - Kelompok militan Abu Sayyaf Filipina meminta uang tebusan sebesar Rp 8,2 miliar untuk pembebasan tiga nelayan warga negara Indonesia yang mereka culik dari perairan Lahad Datu pada September lalu. Tuntutan itu mereka sampaikan lewat video di laman Facebook Sabtu lalu.
Dikutip dari laman Daily Express, Kamis (22/11), dalam video itu ketiga nelayan WNI meminta kepada bos mereka dan presiden Republik Indonesia untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Maharudin Lunani, 48 tahun, putranya, Muhammad Farhan, 27 tahun, dan keponakannya Samiun Maneu, 27 tahun, diculik oleh tujuh pria bersenjata ketika sedang menangkap udang di perairan Lahad Datu.
Dalam video itu mereka bertiga terlihat berjongkok tak berbaju dan tangan diikat.
"Kami bekerja di Malaysia. Kami kena tangkap kumpulan Abu Sayyaf pada tanggal 24 September 2019. Kami harap bos kami membantu kami untuk membebaskan kami dan juga presiden Republik Indonesia tolong kami supaya kami bebas dari sini," kata salah seorang dari mereka, seperti dilansir laman the Star, Kamis (22/11).
Tiga WNI Diserahkan ke Pentolan Abu Sayyaf Yang Lain
Dalam video berdurasi 43 detik itu Samiun menyebut mereka sebagai warga Indonesia dan bekerja di Malaysia.
"Abu Sayyaf meminta tebusan 30 juta peso," kata Samiun.
Salah satu anggota keluarga dari nelayan itu juga dilaporkan menerima tuntutan tebusan serupa sebelum video itu dirilis. Komisioner Polisi Sabah Umar Mammah mengatakan, menurut sejawat mereka dari Filipina, para penculik itu juga meminta tebusan beberapa hari setelah mereka menculik ketiga WNI tersebut.
Namun Umar Mammah tidak menyebut besar uang tebusan yang diminta.
Pada 6 November lalu Daily Express melaporkan ketiga nelayan itu diserahkan dari pemimpin cabang Salip Mura kepada pemimpin lain Abu Sayyaf yang lain, Apo Mike @Majan Sahidjuan, keduanya masuk dalam daftar pencarian orang Komando Keamanan Sabah Timur.
Laporan itu mengatakan Salip dan Apo menahan mereka di Kampung Kabbon Maas, di wilayah Indanan, Sulu.
Tentara Filipina Gelar Operasi Pembebasan
Namun informasi yang diperoleh dari sumber Filipina menyatakan para tawanan itu ditahan oleh lebih dari dua pemimpin cabang Abu Sayyaf di desa Sulu yang lain.
"Tiga WNI itu dipantau di Barangay Kagay, Indanan, Sulu pada 3 November di bawah pengawasan cabang Abu Sayyaf Sibih Pisih," kata Rommel Banloi, Kepala Institut Filipina untuk Penelitian Perdamaian, Kekerasan dan Terorisme, kepada Daily Express.
"Informasi ini berasal dari sumber di lapangan dan dibenarkan oleh anggota intelijen Angkatan Bersenjata Filipina."
Daily Express belum bisa memastikan apakah Sibih, menawan ketiga WNI itu sebelum ditahan oleh Salip dan Apo Mike.
Pada 6 November juga dilaporkan tentara Filipina sudah menggelar operasi untuk membebaskan ketiga WNI itu.
"Militer Filipina mengebom posisi Abu Sayyaf yang menawan ketiga WNI itu dan masih dalam pengejaran," kata Konsul Jenderal Ri di Sabah Krishna Djaelani kepada Daily Express.
Pada 18 Oktober Daily Express melaporkan ada dugaan ketiga nelayan WNI itu ditahan oleh Abu Sayyaf, mengutip pakar terorisme asal Indonesia.
Peneliti Galatea Ulta Levenia Nababan mengatakan kelompok Salip yang tadinya berjumlah sekitar 10-20 personel tapi setelah menculik tiga nelayan WNI itu mereka menambah anggota menjadi 50-60 orang bersenjata lengkap.
Januari tahun ini Sibih masuk dalam daftar 18 prang Filipina yang dicari karena kejahatan lintas batas.
Berikut video ketika tiga nelayan WNI itu meminta dibebaskan:
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memerintahkan semua menteri waspada jelang bulan Ramadan dan Idul Fitri
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden Jokowi menandatangani peraturan presiden, terkait kenaikan tunjangan petugas Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memerintahkan kepada Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto agar segera menyelesaikan masalah tersebut.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi kabar soal pertemuan dirinya dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Istana Kepresidenan pada Minggu (18/2)
Baca SelengkapnyaAksinya pun menimbulkan suara hingga membuat Jokowi hingga para hadirin terkekeh.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaJokowi memastikan JKN-KIS dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk semua jenis penyakit
Baca Selengkapnya