Vaksin Covid-19 Buatan Moderna AS Siap Edar Akhir Maret atau Awal April 2021
Merdeka.com - CEO perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Moderna, Stephane Bancel Rabu lalu mengatakan jika vaksin Covid-19 buatan perusahaannya terbukti aman dan efektif maka masyarakat umum bisa mendapatkannya pada akhir Maret atau awal April tahun depan.
“Saya pikir akhir kwartal 1, persetujuan awal di kwartal 2 adalah waktu yang wajar berdasarkan apa yang kami ketahui dari vaksin kami,” jelas Bancel pada konferensi yang diselenggarakan oleh Financial Times dan dilansir laman CNN, Kamis (1/10).
Sedangkan untuk pemeriksaan data keamanan dan kemanjuran, Bancel mengatakan dia mengantisipasi Moderna akan dapat mengajukan Pengajuan Lisensi Biologis (BLA) ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada akhir Januari atau awal Februari 2021.
BLA meminta FDA untuk mempertimbangkan lisensi penuh suatu obat, sementara izin penggunaan darurat (EUA) mempercepat kandidat obat atau vaksin untuk digunakan dalam keadaan darurat.
Bancel mengatakan Moderna dapat mengajukan EUA paling cepat pada 25 November mendatang.
“EUA menurut kami, akan menjadi alat medis yang penting untuk mulai menangani orang-orang berisiko sangat tinggi seperti petugas kesehatan, lansia,” jelasnya.
Dia juga mengatakan Moderna sedang berupaya untuk meningkatkan produksi sebelum calon vaksinnya disetujui.
“Kami berusaha benar-benar menjadi yang terdepan, sehingga jika keamanannya bagus, keampuhannya juga bagus, produksinya nanti tidak akan menunda ketersediaan vaksin untuk penggunaan darurat dulu,” ujar Bancel.
Bancel menambahkan, dia yakin vaksin Moderna terutama akan tersedia untuk populasi berisiko tinggi seperti petugas kesehatan dan lansia, di bawah izin penggunaan darurat dari FDA.
“Untuk masyarakat umum, pemahaman saya adalah BLA penuh, persetujuan produk biasa yang menurut saya bisa datang akhir kwartal 1, awal kwartal 2,” jelasnya.
Banyak ahli telah menyatakan keprihatinan bahwa pemerintahan Trump dapat menekan proses pengembangan vaksin untuk mencoba mendapatkan vaksin yang disetujui sebelum hari pemilu 3 November nanti. Presiden Trump mengklaim FDA mungkin bermotif politik untuk menunda persetujuan vaksin.
Namun, Bancel mengatakan dia tidak menerima tekanan politik dari mana pun.
“Tak seorang pun, sejak kita mulai berpacu dengan waktu melawan virus ini pada awal Januari, dari pihak manapun, negara mana pun, telah meminta kita untuk bergerak lebih cepat atau lebih lambat,” jelasnya.
Reporter Magang: Galya Nge
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember
Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI
Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaBlak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1
Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca Selengkapnya