Uni Emirat Arab baru saja angkat Menteri Kebahagiaan
Merdeka.com - Uni Emirat Arab membentuk dua kementerian teknis baru yang tidak lazim di banyak negara. Keduanya adalah Kementerian Bidang Toleransi dan Kementerian Kebahagiaan. Pengumuman terbentuknya dua posisi politik baru itu menyusul reshuffle kabinet yang diumumkan awal pekan ini.
Syekh Mohammed bin Rasyid al-Maktoum, yang menjabat posisi Perdana Menteri Emirat terkaya Timur Tengah ini, menyatakan dua menteri tersebut penting untuk menyegarkan pemerintahan. Dia mengatakan sosok menteri yang mengisi tugas baru ini berasal dari generasi muda.
"Kriteria menteri untuk posisi baru itu harus berusia tidak lebih dari 25 tahun dan tidak tebentur jenis kelamin, boleh pria maupun wanita," kata Rasyid seperti dikutip dari the Telegraph, Rabu (10/2).
Dalam perkembangan terbaru, kabarnya seorang perempuan berusia 22 telah ditunjuk menjadi Menteri Kebahagiaan. Namun nama perempuan itu, termasuk detail profilnya, belum diungkap pada publik.
Melalui akun Twitter resminya, PM Rasyid berharap jabatan menteri Kebahagiaan dan Menteri Toleransi bisa mengedepankan komunikasi dengan rakyat. Dia meyakini dua kemententerian baru ini akan menyelaraskan tugas pemerintah, sekaligus membuat kehidupan sosial menjadi lebih baik.
"Karena kebahagiaan dan toleransi adalah nilai-nilai dasar masyarakat Uni Emirat Arab," kata Rasyid.
UEA adalah negara dengan tingkat keberagaman cukup tinggi di Timur Tengah. Sebagai pusat bisnis global, di kota-kota seperti Abu Dhabi atau Dubai, jumlah ekspatriat nonmuslim sangat banyak. Jumlah pemeluk Kristen, Syiah, ataupun Yahudi mencapai separuh populasi di kota besar, walau agama resmi di UEA adalah Islam Sunni. Dengan begitu, promosi nilai-nilai toleransi sangat penting di negara ini.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaMenag: Jaga Toleransi dalam Menyikapi Potensi Perbedaan 1 Ramadan
"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan," kata Menag
Baca SelengkapnyaSeruan Dewan Guru Besar UI: Kami Cemas Kegentingan ini Menghancurkan Masa Depan Bangsa
Seruan Dewan Guru Besar UI: Kami Cemas Kegentingan ini Menghancurkan Masa Depan Bangsa
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaUnair Memanggil, Guru Besar dan Akademisi Minta Jokowi Hentikan Politik Kekeluargaan
Saat akan mengakhiri pemerintahannya, Presiden bisa mengambil sikap yang tidak menodai prinsip-prinsip utama.
Baca SelengkapnyaMasa Jabatan Presiden menurut UUD 1945, Begini Penjelasannya
Masa jabatan presiden menentukan seberapa lama seorang pemimpin dapat memegang kekuasaan dan mengimplementasikan kebijakannya.
Baca SelengkapnyaRibuan Umat Muslim di Perbatasan Timor Leste Pawai Obor Bawa Pesan Toleransi
Ribuan Umat Muslim di Perbatasan Timor Leste Pawai Obor Bawa Pesan Toleransi
Baca SelengkapnyaMasyarakat Diminta Perkuat Toleransi & Hindari Prasangka Buruk Terhadap Perbedaan
Memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Baca SelengkapnyaDihubungi Presiden UEA, Begini Isi Percakapan Prabowo Subianto dan Mohammed bin Zayed Al Nahyan
Isi perbincangan Prabowo Subianto dan Presiden UEA Mohammed bin Zayed.
Baca Selengkapnya