Ulama terkemuka di Turki sebut khalifah bentukan ISIS tidak sah
Merdeka.com - Pendeklarasian khalifah oleh kelompok militan Islam di Irak tidak memiliki legitimasi dan ancaman pembunuhan dari mereka terhadap warga Kristen merupakan bahaya bagi peradaban. Ini seperti diutarakan ulama terkemuka di Turki.
Negara Islam (dulu ISIS), sebuah kelompok bersenjata sebelumnya bersekutu dengan Al-Qaidah dan telah mengusai sangat luas wilayah di Irak, pada bulan lalu menyatakan pemimpin mereka Abu Bakr al Baghdadi sebagai khalifah, gelar bersejarah terakhir dipegang oleh sultan Ottoman Turki yang menguasai sebagian besar dunia muslim, seperti dilansir situs the Huffington Post, Rabu (23/7).
"Deklarasi tersebut tidak memiliki legitimasi apapun," kata Mehmet Gormez, kepala Direktorat Urusan Agama, otoritas keagamaan tertinggi di Turki, negara yang meskipun penduduknya mayoritas muslim tapi telah menjadi negara sekuler sejak tahun 1920-an.
"Sejak kekhalifahan dihapuskan, ada gerakan yang berpikir mereka dapat menyatukan dunia muslim dengan mendirikan kembali kekhalifahan, tetapi mereka tidak ada hubungannya dengan kenyataan, baik dari perspektif politik atau hukum," jelas dia.
Gormez mengatakan ancaman pembunuhan terhadap warga nonmuslim yang dibuat oleh kelompok itu, sebelumnya dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), sangat merusak.
"Pernyataan yang dibuat terhadap umat Kristen benar-benar mengerikan. Ulama Islam perlu fokus pada masalah ini (karena) ketidakmampuan untuk mempertahankan kedamaian dengan agama dan budaya lain menjanjikan runtuhnya sebuah peradaban," kata Gormez kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
Sejak ISIS mengusai sebagian wilayah di utara Irak pada Juni lalu, warga Kristen di sana telah melarikan diri dari Kota Mosul, tempat di mana para militan berbasis, setelah mereka diberi pilihan apakah mau masuk Islam, membayar pajak keagamaan atau dieksekusi.
Komunitas Kristen di Kota Mosul adalah salah satu komunitas Nasrani tertua di dunia yang sudah berakar sejak dua ribu tahun lalu.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ulama Barisan Lauhil Mahfud se-Priangan Timur Bertekad Menangkan Pasangan Ganjar-Mahfud
Indonesia ke depan butuh sosok pemimpin yang memahami problem kebangsaan.
Baca SelengkapnyaJokowi Terima Sekjen Majelis Hukama Muslimin Utusan Presiden UEA di Istana Bogor
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Muslimin (Sekjen MHM) Konselor Muhammed Abdelsalam di Istana Kepresidenan Bogor.
Baca SelengkapnyaKhofifah Tegaskan Harlah Muslimat NU Ke-78 Tidak Terkait Politik
Harlah Muslimat NU membawa suasana Pemilu 2024 tidak selalu menegangkan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di Hadapan Muslimat NU, Jokowi Bersyukur Indonesia Tidak Jadi Pasien IMF
Jokowi mengajak masyarakat patut bersyukur karena Indonesia sampai saat ini mampu melewati berbagai tantangan dunia
Baca SelengkapnyaHadiri Milad Panji Gumilang, Ketua MUI Tasikmalaya Diberhentikan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat (Jabar) memberhentikan KH Ate Mushodiq sebagai Ketua Umum MUI Kota Tasikmalaya.
Baca SelengkapnyaMahfud MD Kerap Kritik Pemerintah, Istana Ungkap Reaksi Jokowi
Belakangan, Mahfud kerap mengkritik pemerintah Jokowi.
Baca SelengkapnyaJelang Harlah, Khofifah Tegaskan Tak Maju Kembali Pimpin Muslimat NU
Khofifah menyebut sudah saatnya ada kader Muslimat NU lainnya yang melanjutkan tampuk kepemimpinan dan menggantikan dirinya.
Baca SelengkapnyaIstana Buka Suara Respons Isu Mahfud MD Mundur dari Menko Polhukam
Mahfud yang juga berstatus Cawapres, mendadak mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaBahas Sengketa Pilpres saat Halalbihalal dengan Cak Imin, Anies Harap Putusan MK Bawa Demokrasi Lebih Baik
Anies berharap kinerja sungguh-sungguh dilakukan Tim Hukum Nasional AMIN terbayar dengan keputusan MK terhadap demokrasi lebih baik ke depan bagi Indonesia.
Baca Selengkapnya