Merdeka.com - Syekh Abu Omar Al Mubarak, ulama sekaligus pendiri organisasi yang membangun masjid terbesar di Negara Bagian Colorado, Amerika Serikat, bersedia mengubur jenazah tersangka Bom Boston, Tamerlan Tsarnaev, di sebuah pemakaman muslim di Kota Denver.

Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Selasa (7/5), Syekh Abu Omar Al mubarak mengatakan dirinya bersedia membayar untuk sebuah upacara pemakaman tradisional muslim, yakni tanpa batu nisan, monumen atau peti mati, di sebuah pemakaman muslim di Kota Denver atau Kota Bennett.

Namun, dia menolak mengatakan apa yang membuat dia mau melakukan itu demi menjaga publikasi yang tidak semestinya. Dia mengatakan dirinya akan mengubur Tamerlan selama keluarganya bisa membawa jenazah lelaki 26 tahun itu ke Denver.

Al mubarak mendirikan Komunitas Muslim Colorado pada akhir 1960-an. Dia menyatakan tawaran itu dia buat berdasarkan keinginannya sendiri dan bukan keputusan organisasi. Dia menyebut hanya Tuhan yang bisa menghakimi Tamerlan.

Komunitas Muslim Colorado kemarin mengeluarkan sebuah pernyataan yang menyebut keputusan itu tidak ada hubungannya dengan organisasi dan datang dari pendiri Komunitas Muslim Colorado, Al Mubarak.

Baru-baru ini telah dilaporkan bahwa Komunitas Muslim Colorado bersedia memberikan layanan pemakaman untuk Tamerlan Tsarnaev, satu tersangka peledakan bom saat lomba lari marathon di Kota Boston pada pertengahan bulan lalu. Tamerlan tewas saat terjadi baku tembak dengan polisi.

"Laporan itu sangat tidak benar. Dia yang membuat pernyataan dan membuat tawaran ini tidak berbicara atas nama Komunitas Muslim Colorado," tulis pernyataan itu.

"Komunitas Muslim Colorado sangat mengutuk segala tindakan kekerasan dan berkabung dengan semua warga Amerika setelah tragedi serangan di Boston," lanjut pernyataan itu.

Pernyataan itu juga menyebut bahwa pemakaman Tamerlan sangat menjijikkan dan bertentangan dengan prinsip serta keyakinan yang mendasari tujuan dari Komunitas Muslim Colorado.

"Kami tidak akan pernah melakukan sesuatu seperti itu. Bersedia mengubur seseorang yang telah melakukan tindakan ekstrem dan kekerasan terhadap negara ini," kata Penasihat Umum Komunitas Muslim Colorado, Qusair Mohamedbhai, kepada koran the Denver Post.

Paman Tamerlan, Ruslan Tsarni, yang menetap di Wilayah Montgomery, Negara Bagian Maryland, tidak bisa menguburkan keponakannya itu di Negara Bagian Massachusetts lantaran meletupnya protes dari warga setempat.

Kota Cambridge, Massachusetts, di mana para tersangka Bom Boston dicurigai menetap di sana sebelum terjadinya serangan, juga menolak untuk menguburkan jenazahnya.