Turki panggil dubes Amerika terkait klaim Snowden

Merdeka.com - Turki hari ini mengatakan telah memanggil kuasa usaha Amerika Serikat di Ankara untuk meminta penjelasan mengenai laporan menyebut Washington telah memata-matai para pemimpin Turki secara intensif sejak tahun 2006.
Majalah asal Jerman Der Spiegel melaporkan selain berbagi data intelijen dengan NATO, Amerika Serikat dan sekutunya Inggris telah melakukan pengawasan elektronik secara meluas terhadap pemimpin Turki, seperti dilansir Channel NewsAsia, Senin (1/9).
Der Spiegel mengatakan informasi itu berdasarkan atas dokumen yang dikeluarkan oleh buronan mantan pegawai Badan Keamanan Nasional (NSA) Edward Snowden, yang telah memperoleh suaka di Rusia.
"Kuasa usaha Amerika telah dipanggil ke Kementerian Luar Negeri untuk dimintai penjelasan," kata Wakil Perdana Menteri Turki Bulent Arinc kepada wartawan di Ankara dalam komentar yang disiarkan televisi.
Duta besar baru Amerika Serikat untuk Turki John Bass belum tiba di Ankara.
Der Spiegel mengatakan mulai tahun 2006, NSA mulai melakukan operasi pengawasan utama yang ditujukan untuk meretas komputer para pemimpin Turki.
Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang niat strategis pemimpin Turki di bawah kepemimpinan Recep Tayyip Erdogan, yang pada Kamis dilantik sebagai presiden setelah lebih dari satu dasawarsa menjabat sebagai perdana menteri.
Dikatakan bahwa Amerika juga memata-matai Kedutaan Besar Turki di Washington dan misi Turki untuk PBB di New York.
Menurut Der Spiegel, NSA menempatkan "Turki setingkat dengan Venezuela, dan bahkan di atas Kuba, dalam hal kepentingan AS untuk mengumpulkan data intelijen".
Informasi itu dibagi dengan mitra intelijen utama Amerika Serikat yaitu Inggris, Kanada, Australia dan Selandia Baru.
Der Spiegel mengatakan Inggris telah mengembangkan operasinya sendiri di Turki. Lembaga pengawasannya, GCHQ, melakukan penyadapan terhadap target-target politik di negara itu.
Turki telah menyampaikan kemarahan atas laporan sebelumnya yang diterbitkan di Der Spiegel yang menyebutkan bahwa Jerman telah memata-matai sekutu NATO-nya itu selama bertahun-tahun.
Der Spiegel juga mengatakan bahwa pada saat yang sama telah ada kerja sama intelijen yang sangat erat antara Amerika Serikat dan Turki, terutama terkait militan Kurdi di tenggara Turki.
Dikatakan bahwa dalam salah satu dokumen NSA disebutkan dengan terus terang bahwa Turki dipandang baik sebagai "mitra dan target".
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Begini Asal Usul Munculnya Jabatan Presiden dan Ini Presiden Pertama di Dunia
Sebelum ada istilah presiden, seorang pemimpin biasanya disebut dengan 'kaisar', 'raja', dan 'sultan'.
Baca Selengkapnya
Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen
Istana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.
Baca Selengkapnya
FOTO: Momen Perdana Amerika Serikat Kirim Bantuan ke Jalur Gaza, Ribuan Paket Makanan Dijatuhkan dari Udara
Amerika Serikat, yang menjadi sekutu utama Israel, akhirnya mengirimkan bantuan kemanusiaan ke wilayah Jalur Gaza untuk pertama kalinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.

Putin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024
Putin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga
Baca Selengkapnya
10 Tempat dengan Angka Kriminalitas Tertinggi di Amerika, Hati-Hati Jika Liburan ke Sana
Beberapa bagian Amerika Serikat yang terkenal dengan kriminalitasnya, seperti, pencurian, perampokan, penganiayaan berat, dan seksual.
Baca Selengkapnya
Panglima TNI Ditelepon Pimpinan Militer Amerika Serikat, Bahas Apa?
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menerima panggilan telepon dari Ketua Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Jenderal Charles Q. Brown.
Baca Selengkapnya
Kronologi Mobil Iring-Iringan Presiden Joe Biden Ditabrak, Secret Service Sampai Kokang Senjata
Insiden ini terjadi saat Biden dan Ibu Negara Jill Biden baru saja meninggalkan markas kampanyenya.
Baca Selengkapnya
Survei: Mayoritas Pemilih Anggap Joe Biden Terlalu Tua untuk Kembali Maju sebagai Capres
Survei: 86% Pemilih Sebut Joe Biden Terlalu Tua untuk Kembali Maju Capres
Baca Selengkapnya
Bantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca Selengkapnya