Merdeka.com - Regulator telekomunikasi Turki mencabut perintah resmi pemblokiran akses terhadap YouTube kemarin setelah Mahkamah Konstitusi negara itu pada pekan lalu memutuskan bahwa larangan tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia.

"Situs berbagi video itu bisa diakses kembali di Turki pada Selasa malam," kata seorang pejabat dari kantor Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, seperti dilansir Reuters, Selasa (3/6).

"Karena putusan Mahkamah Konstitusional diterima hari ini, akses YouTube akan kembali dibuka hari ini," ujarnya.

Pemblokiran akses terhadap YouTube dan Twitter diberlakukan setelah munculnya rekaman suara, yang seolah-olah mengungkap korupsi di lingkaran dalam Erdogan, dan dibocorkan melalui laman tersebut.

Pemblokiran akses Twitter telah dicabut pada April lalu.

Pelarangan terhadap YouTube diberlakukan pada 27 Maret menjelang pemilihan umum, setelah rekaman suara pejabat tinggi keamanan yang mendiskusikan kemungkinan intervensi militer ke Suriah bocor.

Erdogan mengecam munculnya rekaman suara tersebut, yang diikuti kemudian oleh serangkaian bocoran hasil penyadapan, dan menyebutnya sebagai tindakan pengkhianatan. Namun, Erdogan bangkit dari pemilu pada 30 Maret dengan popularitas yang nyaris tidak goyah.

Pengadilan tertinggi Turki menerima aduan yang diajukan individu-individu yang menentang pelarangan tersebut, dan pekan lalu memutuskan bahwa pemblokiran tersebut merupakan pelanggaran hak kebebasan berbicara.