Merdeka.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam surat kabar the New York Times yang menuding negaranya pemasok anggota kelompok Negara Islam untuk Irak dan Syam (ISIS) paling besar. Erdogan juga naik pitam sebab foto digunakan yakni warga lepas salat dan meninggalkan masjid.

Surat kabar Hurriyet Daily News melaporkan, Kamis (18/9), Erdogan memang dikenal sebagai muslim konservatif namun cenderung toleran. Menurutnya tulisan soal ISIS di New York Times itu sangat menyedihkan dengan cara sindir kampungan. "Mereka menulisnya dengan ekspresi ringan. Mereka tidak menghormati nilai-nilai umat muslim," ujar Erdogan.

New York Times melansir sekitar 100 orang Turki telah bergabung dengan ISIS. Mereka rata-rata bagian dari jamaah Masjid Haci Bayram Veli di Ibu Kota Ankara. Bagi Erdogan surat kabar itu hanya mengangkat selentingan perekrutan ISIS dari masjid-masjid namun tidak disertai fakta kuat.

"Kami negara paling memerangi terorisme," kata Erdogan memacu pada tiga dekade perjuangan melawan pemberontak Kurdistan (PKK). Turki juga berperan menghentikan laju ISIS di Suriah dan Irak.

Erdogan menegaskan tidak pernah suka dengan konsep terorisme Islam. Menurutnya tak satu pun berhak menganggap terorisme merupakan ajaran Islam. "Saya mempunyai keyakinan yang menolak sektarian, golongan, kelompok, dan sebagainya. Sekali lagi jangan mempersepsikan teror dengan Islam. Banyak pihak melakukan teror dan mereka bukan muslim," Erdogan menyerukan.