Merdeka.com - Setahun lalu, tenaga kerja Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Hong Kong pulang ke Indonesia dengan tubuh penuh luka memar hingga harus dirawat di rumah sakit.

Meski sudah disiksa oleh majikannya tapi Erwiana mengatakan dia memaafkan penyiksanya itu. Law Wan-tung hari ini dinyatakan bersalah oleh pengadilan Hong Kong karena telah menyiksa Erwiana.

"Sebagai manusia, saya bisa memaafkan Law Wan-tung dan keluarganya," kata Erwiana kepada koran South China Morning Post, Selasa (10/2).

Tiap kali mengingat kejadian di rumah majikannya, Erwiana mengaku masih sering menangis.

Ketika bersaksi di pengadilan, Erwiana mengatakan dia kerap dipukuli dengan penggaris, gantungan baju, dan besi dari alat pengisap debu.

Erwiana juga sering kelaparan dan kehausan. Gajinya juga tidak dibayar. Dia akhirnya berusaha kabur dari rumah itu.

"Tapi saya tidak berani. Saya ada di lantai 38. Saya takut jatuh lalu mati," kata dia.

Erwiana mengatakan dia berharap pemerintah Indonesia menghentikan praktik agen-agen swasta penyalur tenaga kerja.