Merdeka.com - Kelompok militan Taliban di Pakistan melarang pria mengenakan pakaian ketat atau tipis transparan selama bulan Ramadan.

Pernyataan dikutip dari surat kabar al-Riyadh di Saudi kemarin itu juga menyebutkan Taliban akan menghukum denda sebesar Rp 5 juta jika ada pedagang yang menjual pakaian yang tidak islami, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Jumat (12/7).

Tak hanya pedagang, para penjahit pun diancam akan diculik dan dipukuli jika membuat pakaian tidak islami bagi kaum pria.

Sejauh ini belum ada ancaman hukuman bagi kaum hawa yang melanggar cara berpakaian islami. Para perempuan Taliban biasanya memakai pakaian menutupi seluruh tubuh bahkan wajah yang disebut dengan baju burka.

Taliban di perbatasan Afganistan sebelumnya telah merazia pakaian-pakaian yang dikenakan pria.

Pada 2011 sekelompok Taliban menggerebek toko-toko pakaian di Kota Wana dan menyita serta membakar baju-baju yang mereka anggap terlalu tipis atau tidak sopan.

"Mereka bilang baju-baju itu tidak islami dan tidak menutupi tubuh dengan sempurna," Rahimullah Khan, penjual toko di Wana ketika itu.

Pejabat di kota itu juga menyebutkan ratusan meter persegi pabrik-pabrik pakaian di sana diburu dan dibakar.

"Kelompok Taliban menyita dan membakar tumpukan gulungan bahan pakaian yang mereka nyatakan terlalu tipis untuk dipakai," kata pejabat itu.

"Mereka sudah memperingatkan penjaga toko sepekan sebelumnya untuk berhenti menjual pakaian itu. Hari ini Taliban menyerang toko-toko dan menyita gulungan bahan pakaian itu."