Soal Konflik Laut China Selatan, Rodrigo Duterte Akui Militer China Lebih Unggul
Merdeka.com - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menyampaikan pembelaan yang bersemangat atas hubungannya dengan China pada Senin (22/7). Dalam pidatonya, Duterte mengatakan pihaknya bukan berarti menyerah karena dinilai tidak tegas soal kebijakan maritim, melainkan ingin menghindari konflik.
Dikenal dengan sindiran kerasnya terhadap kekuatan Barat, Duterte dalam pidato kenegaraan tahunannya berargumen bahwa tidak masuk akal menghadapi suatu negara dengan klaim atas perairan yang sama, dan militer yang jauh lebih unggul.
"Saya akan mengirim marinir kita untuk mengusir para nelayan China, saya jamin, tidak satu pun dari mereka yang akan pulang hidup-hidup," katanya dalam pidato 1,5 jam di depan kongres, dilansir dari Reuters, Selasa (23/7).
"Jika saya mengirim kapal pengawas baru, mereka akan hancur karena sudah ada peluru kendali di pulau itu. Yang tercepat yang mereka instal dapat mencapai Manila dalam tujuh menit. Kalian ingin perang?" lanjutnya, merujuk pada terumbu karang yang diubah China menjadi instalasi militer.
Duterte telah menarik perhatian besar-besaran atas hubungannya dengan China, para kritikus menudingnya mempertaruhkan kedaulatan nasional dalam mengejar investasi besar-besaran yang belum terwujud. Protes anti-China berlangsung selama beberapa jam di luar tempat pidato Duterte.
Oposisi telah menekannya untuk mengambil kebijakan yang lebih tegas setelah bulan lalu China menenggelamkan kapal nelayan Filipina, dan menunjuk peningkatan penjaga pantai dan milisi Beijing di perairan yang disengketakan sebagai tanda ketidaktulusan.
China mengatakan pihaknya memiliki hak untuk mempertahankan perairannya, meskipun ada putusan arbitrase internasional 2016 yang membatalkan klaimnya terhadap hampir seluruh Laut China Selatan. Kasus itu diajukan dan dimenangkan oleh Filipina.
"Biarkan saya meyakinkan Anda, kehormatan nasional dan integritas wilayah adalah yang paling utama dalam pikiran saya," jelasnya.
"Tapi kita harus melunakkannya dengan waktu dan realitas yang kita hadapi hari ini," pungkasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ke Filipina, Jokowi Bertemu Presiden Marcos Bahas Konflik Laut China Selatan
Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Filipina.
Baca SelengkapnyaSoal Konflik Laut China Selatan, Anies Soroti Ganjar Tak Singgung ASEAN
Tema debat berkaitan dengan pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.
Baca SelengkapnyaPrabowo ke Presiden Xi Jinping: China Salah Satu Mitra Kunci Dalam Perdamaian dan Stabilitas Kawasan
Saat pertemuan dengan Presiden China, Menhan Prabowo menyampaikan salam hangat dari Presiden RI Joko Widodo dan apresiasinya atas sambutan yang hangat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menko Polhukam: Perlu Hati-hati Menangani Konflik Laut China Selatan
"Perlu kehati-hatian dalam menangani konflik dan menyikapi dinamika situasi yang berkembang," kata Menko Polhukam
Baca SelengkapnyaFOTO: Panas! Ini Momen Kapal China Serang dan Blokade Kapal Filipina di Laut China Selatan
Konflik Laut China Selatan kembali memanas. Kapal China Coast Guard menembakkan meriam air dan memblokade kapal Filipina.
Baca SelengkapnyaKonflik LCS, Kepala Bakamla Ingin TNI Diperkuat Melebihi China
Irvansyah juga mengusulkan Kota Ranai di Natuna dibuat seperti stasiun atau pangkalan untuk titik kumpul anggota.
Baca SelengkapnyaIndia Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca SelengkapnyaChina Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaMenlu China dan Mantan PM Inggris Temui Jokowi di Istana, Ini yang Dibahas
Retno mengatakan China adalah salah satu mitra dagang penting Indonesia.
Baca Selengkapnya