Setelah Disurati 239 Ahli, WHO Akhirnya Akui Virus Corona Bisa Menyebar Lewat Udara
Merdeka.com - WHO akhirnya mengakui ada bukti bahwa virus corona bisa menyebar melalui udara, setelah sekelompok ilmuwan mendesak badan PBB itu untuk memperbarui panduannya tentang bagaimana Covid-19 menulari orang.
"Kami telah berbicara tentang kemungkinan transmisi udara dan transmisi aerosol sebagai salah satu mode transmisi Covid-19," jelas pimpinan teknis pandemi WHO, Maria Van Kerkhove, pada konferensi pers, dikutip dari Reuters, Rabu (8/7).
WHO sebelumnya mengatakan virus yang menyebabkan penyakit pernapasan Covid-19 menyebar terutama melalui tetesan kecil yang dikeluarkan dari hidung dan mulut orang yang terinfeksi.
Tetapi dalam sebuah surat terbuka kepada badan yang bermarkas di Jenewa itu, yang diterbitkan pada Senin dalam jurnal Clinical Infectious Diseases, 239 ilmuwan di 32 negara menguraikan bukti yang menunjukkan partikel virus yang mengambang di udara dapat menginfeksi orang yang menghirupnya.
Karena partikel-partikel lebih kecil yang diembuskan itu dapat berlama-lama di udara, para ilmuwan dalam kelompok itu mendesak WHO untuk memperbarui panduannya.
"Kami ingin mereka mengakui bukti," kata Jose Jimenez, seorang ahli kimia di Universias Colorado yang menandatangani surat tersebut.
"Ini jelas bukan serangan terhadap WHO. Ini adalah debat ilmiah, tetapi kami merasa kami harus mempublikasikan karena mereka menolak untuk mendengarkan sejumlah bukti setelah sering membahas dengan mereka," jelasnya dalam sebuah wawancara telepon.
Masih akan Diteliti Lebih Lanjut
Pada Selasa, pimpinan teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi, Benedetta Allegranzi, mengatakan ada bukti yang muncul terkait penularan virus corona melalui udara, tetapi itu tidak pasti.
"Kemungkinan penularan melalui udara di tempat publik - terutama dalam kondisi yang sangat spesifik, padat, tertutup, ruangan berventilasi buruk, tidak dapat dikesampingkan," jelasnya.
"Namun, bukti perlu dikumpulkan dan ditafsirkan, dan kami terus mendukung ini."
Jimenez mengatakan secara historis, telah ada pertentangan sengit dalam dunia medis terhadap pendapat transmisi aerosol, dan standar pembuktian yang ditetapkan sangat tinggi. Kekhawatiran utama adalah ketakutan dan kepanikan.
"Jika orang mendengar udara, petugas layanan kesehatan akan menolak pergi ke rumah sakit," ujarnya. Selain itu orang akan membeli semua masker respirator N95 yang sangat protektif, "dan tidak akan ada yang tersisa untuk negara-negara berkembang."
Jimenez mengatakan panel WHO menilai bukti tentang penularan melalui udara tidak beragam secara ilmiah, dan tidak memiliki perwakilan dari para ahli dalam penularan aerosol.
Ubah Pedoman Pencegahan Covid-19
Setiap perubahan dalam penilaian WHO terhadap risiko penularan dapat memengaruhi pedoman saat ini untuk menjaga jarak fisik 1 meter satu sama lain. Pemerintah juga harus menyesuaikan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus.
Van Kerkhove mengatakan WHO akan mempublikasikan ringkasan ilmiah yang merangkum pengetahuan tentang cara penularan virus dalam beberapa hari mendatang.
"Paket intervensi yang komprehensif diperlukan untuk dapat menghentikan transmisi," jelasnya.
"Ini tidak hanya mencakup jarak fisik, itu termasuk penggunaan masker yang sesuai dalam ruangan tertentu, khususnya di mana Anda tidak dapat melakukan jaga jarak fisik dan terutama untuk petugas kesehatan."
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaDaftar Negara Paling Berpolusi di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?
Berikut adalah daftar negara dengan polusi udara terparah di dunia.
Baca Selengkapnya