Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sepihak tolak pencari suaka asal RI, Australia kembali berulah

Sepihak tolak pencari suaka asal RI, Australia kembali berulah Para pencari suaka di perairan Australia. ©nytimes.com

Merdeka.com - Kementerian Luar Negeri kecewa dengan kebijakan Australia menolak kedatangan pencari suaka baru transit di Indonesia. Bersama Komisi Pengungsi PBB (UNHCR), pemerintah Indonesia memanggil Duta Besar Australia untuk menjelaskan alasan Canberra secara sepihak mengabaikan peraturan internasional.

Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi menyatakan Australia tidak bisa menentukan sendiri berapa pencari suaka yang dapat mereka tampung. Setiap kebijakan mengenai para imigran harus dibicarakan bersama.

"Kebijakan unilateral seperti ini tidak akan membantu penyelesaian masalah," kata menlu di kantornya kemarin seperti dilansir Antara.

UNHCR dan Indonesia, menurut Retno, bukannya tidak peduli dengan arus imigran gelap yang berupaya masuk ke Australia. Tapi yang seharusnya dipikirkan adalah pengurangan, bukan menolak sepenuhnya arus manusia pencari suaka ke Pulau Natal.

"Kami melakukan hal yang sama dan kami sudah memanggil duta besar Australia untuk menyampaikan strong concern ini," kata Retno.

Isu imigran cukup sensitif dan mempengaruhi hubungan bilateral Indonesia-Australia. Sesuai kesepakatan Bali Process, penanganan imigran harus dibahas bersama.

Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison dua hari lalu menyatakan menutup sepenuhnya pintu bagi pencari suaka dari Indonesia yang datang setelah 1 Juli. Mereka menolak kedatangan orang dari Pakistan, Iran, maupun Afghanistan yang rutin coba berlayar ke perbatasan Negeri Kanguru tersebut.

Kebijakan Negeri Kanguru itu dipastikan merugikan Indonesia, sebab pemerintah harus menanggung para imigran selama transit.

Insiden yang memicu retaknya hubungan bilateral karena isu imigran sudah terjadi beberapa kali. Terakhir, Maret 2014, kapal Australia dituding gegabah memasuki wilayah RI buat mengusir para pencari suaka.

Kebijakan terbaru Australia ini meruntuhkan sinyal positif yang sudah ditebar Perdana Menteri Tony Abbott pekan lalu. Pada malam sebelum KTT G20 di Kota Brisbane, dia mengundang Presiden Joko Widodo makan malam.

"Senang rasanya bisa makan malam bersama Presiden Indonesia @jokowi_do2" kicau Abbott lewat akun Twitter-nya.

"Ini adalah undangan untuk mempererat hubungan sehingga kedua negara bisa melangkah bersama ke depan," kata Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

Hubungan Indonesia-Australia menyentuh titik nadir tahun lalu. Bocoran Wikileaks membuktikan Dinas Intelijen Negeri Kanguru menguping sambungan telepon Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan ibu negara.

Kebijakan Abbott mengusir setiap kapal imigran beberapa waktu lalu menimbulkan insiden di perbatasan Indonesia. Kerja sama militer kedua negara langsung dibatalkan awal tahun ini.

(mdk/ard)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemuda Indonesia Ungkap Alasan Mengejutkan Hijrah ke Australia, Gaji Selangit-Harga Mobil Cuma Rp20 Juta

Pemuda Indonesia Ungkap Alasan Mengejutkan Hijrah ke Australia, Gaji Selangit-Harga Mobil Cuma Rp20 Juta

Pria ini mengungkapkan banyak hal mengenai alasannya hingga tantangan tinggal di Negeri Kanguru.

Baca Selengkapnya
Mengapa di Australia Banyak Hewan Beracun? Ternyata Ini Alasannya

Mengapa di Australia Banyak Hewan Beracun? Ternyata Ini Alasannya

Australia, panggung eksotis bagi laba-laba, ular beracun, ubur-ubur mematikan, dan makhluk aneh seperti platipus.

Baca Selengkapnya
Kini Sukses di Tanah Rantau, Begini Kisah Transmigran Asal Kebumen yang Tinggal di Sulbar

Kini Sukses di Tanah Rantau, Begini Kisah Transmigran Asal Kebumen yang Tinggal di Sulbar

Hidup di lokasi transmigrasi memang berat, tapi Pak Tumiran membuktikan bahwa ia bisa hidup sejahtera asal mau bekerja keras

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Panglima TNI Temui Panglima Angkatan Bersenjata Australia, Sosoknya Tak Sembarangan Pernah Terlibat Perang

Panglima TNI Temui Panglima Angkatan Bersenjata Australia, Sosoknya Tak Sembarangan Pernah Terlibat Perang "Timor-Timur"

Panglima TNI bertemu Panglima AB Australia. Ternyata pernah terlibat di perang "Timor-Timur". Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
Turis Asing Masuk Bali Bakal Dipungut Rp150.000 Mulai 14 Februari, Ternyata Dananya untuk Ini

Turis Asing Masuk Bali Bakal Dipungut Rp150.000 Mulai 14 Februari, Ternyata Dananya untuk Ini

Pungutan sebesar Rp150.000 bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali akan digunakan utamanya untuk menangani permasalahan sampah.

Baca Selengkapnya
Australia Dukung Karyawan Tolak Angkat Telepon Bos di Luar Jam Kerja, Perusahaan yang Melanggar Bakal Didenda

Australia Dukung Karyawan Tolak Angkat Telepon Bos di Luar Jam Kerja, Perusahaan yang Melanggar Bakal Didenda

Ini akan diatur dalam undang-undang yang diajukan pemerintah federal Australia.

Baca Selengkapnya
RUU Desa Disetujui, Kades Indonesia Bersatu Ucapkan Terima Kasih ke Jokowi dan DPR

RUU Desa Disetujui, Kades Indonesia Bersatu Ucapkan Terima Kasih ke Jokowi dan DPR

Salah satu pasal yang akan dibahas adalah masa bakti kepala desa menjadi 8 tahun untuk satu periode.

Baca Selengkapnya
Pulang dari Transmigrasi, Pria Gunungkidul Ini Memilih Hidup Sendiri di Gubuk Pinggir Jurang Tepi Laut

Pulang dari Transmigrasi, Pria Gunungkidul Ini Memilih Hidup Sendiri di Gubuk Pinggir Jurang Tepi Laut

Walaupun keluarganya sudah membujuknya untuk tinggal bersama mereka, namun Mbah Subeno tetap memilih tinggal menyendiri di sana.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia

Indonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia

Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.

Baca Selengkapnya