Segera Dihukum Gantung, Terpidana Pemerkosaan Massal India Benturkan Kepala ke Tembok
Merdeka.com - Salah seorang terpidana kasus pemerkosaan massal dalam bus di India, Vinay Sharma membenturkan kepalanya ke tembok di dalam penjara. Vinay bersama tiga terpidana lainnya akan dieksekusi mati dengan digantung pada 3 Maret mendatang.
Pejabat senior di penjara tempat para terpidana dihukum mengatakan, Sharma membenturkan kepalanya ke tembok hanya sekali pada 16 Februari lalu. Saat itu, pihak keamanan yang berada di luar sel langsung masuk dan mencegahnya melakukan hal tersebut untuk kedua kali. Namun Sharma disebut tak menderita luka parah.
Sharma dan terpidana lainnya dijatuhi hukuman mati atas kasus pemerkosaan massal dan pembunuhan terhadap Nirbhaya pada tahun 2012. Kasus ini menuai kemarahan publik tak hanya di India tapi juga dunia.
Nirbhaya diperkosa secara bergiliran di dalam sebuah bus dan kemudian dilempar keluar. Akibat luka yang dideritanya, Nirbhaya meninggal sepekan kemudian.
Dikutip dari The Hindu, Selasa (25/2), sejumlah sumber menduga Sharma sengaja membenturkan kepalanya ke tembok untuk mendapatkan rekaman medis yang akan ditunjukkan ke pengadilan.
Pemerkisaan Kesehatan Mental Jelang Eksekusi
Pengadilan di Delhi pada 17 Februari lalu mengeluarkan surat perintah eksekusi mati terhadap Mukesh Kumar Singh (32), Pawan Gupta (25), Vinay Kumar Sharma (26), dan Akshay Kumar (31) empat terpidana kasus pemerkosaan dan pembunuhan Nirbhaya. Mereka akan digantung pada 3 Maret pukul 06.00 waktu setempat.
Pengadilan mendapat informasi bahwa Vinay Sharma melakukan mogok makan di penjara Tihar namun kemudian membatalkan aksinya. Ini mengarahkan pengawas penjara merawat Vinay sesuai hukum.
Kuasa hukum Vinay Sharma menyampaikan kepada pengadilan bahwa kliennya diserang di dalam penjara dan terluka. Dia juga mengklaim Vinay Sharma menderita gangguan mental akut sehingga eksekusi mati tak bisa dilaksanakan. Pengadilan menolak alasan gangguan mental tersebut.
Menurut sejumlah sumber, mendekati tanggal eksekusi mati, kesehatan mental empat terpidana secara rutin diperiksa dokter. Mereka semua ditahan dalam sel terpisah dan mereka dipantau sepanjang waktu, kata pejabat senior penjara itu.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi saat ini masih memburu keberadaan sopir bus.
Baca SelengkapnyaKeduanya coba memeras calon penumpang yang akan menyeberang ke Lampung menggunakan bus. Kemudian dianiaya sejumlah calo atau preman.
Baca SelengkapnyaKorban terjatuh akibat tersenggol badan kiri bus yang tengah berbelok masuk ke dermaga eksekutif Merak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat akan melintas di lokasi kejadian dan melihat beberapa orang berada di rel kereta api, masinis segera membunyikan suling lokomotif berulang-ulang agar orang
Baca SelengkapnyaBus ini memiliki pengalaman yang panjang sebagai bus malam
Baca SelengkapnyaMasyarakat menyoroti tidak tersedia sabuk pengaman (seat belt) penumpang di angkutan kereta api pasca tabrakan kereta api Turangga di Bandung.
Baca SelengkapnyaCalon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.
Baca SelengkapnyaMelihat keberadaan bus di belakangnya, si bocah tampak dibuat panik dan spontan mengayuh sepedanya dengan sekuat tenaga.
Baca SelengkapnyaSi ibu juga menjelaskan maksud dari dirinya melakukan hal tersebut lantaran dirinya tak memiliki biaya untuk membesarkan anaknya.
Baca Selengkapnya