Saudi larang tersangka Bom Boston berhaji
Merdeka.com - Kerajaan Arab Saudi ternyata pernah mengirim surat peringatan tentang tersangka Bom Boston, Tamerlan Tsarnaev, ke Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat pada 2012 lalu, jauh sebelum tersangka melakukan peledakan saat lomba lari marathon di Kota Boston yang menewaskan tiga orang dan melukai ratusan orang lainnya. Hal ini diungkap seorang pejabat senior pemerintah Saudi yang mengetahui langsung dokumen itu.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Rabu (1/5), sumber itu mengatakan demi alasan keamanan, pemerintah Arab Saudi juga pernah menolak visa masuk untuk Tamerlan Tsarnaev pada Desember 2011, ketika lelaki 26 tahun itu berencana melaksanakan ibadah haji di Kota Makkah. Rencana Tamerlan mengunjungi Saudi sebelumnya belum pernah diungkap.
Peringatan dari Arab Saudi ke pemerintah Amerika ternyata juga diberikan ke pemerintah Inggris. "Laporan itu sangat spesifik dan memperingatkan ada sesuatu akan terjadi di kota besar Amerika Serikat," ucap pejabat Saudi itu dalam sebuah wawancara.
Dia mengatakan di surat itu menyebut nama Tamerlan secara spesifik. Namun, di dalam surat antar pemerintah, yang dikirim ke Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat dengen level tertinggi, tidak menyebutkan serangan di Kota Boston atau tanggal serangan yang telah direncanakan.
Jika laporan itu benar, maka hal ini akan memberi tekanan tambahan kepada Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat dan Gedung Putih untuk menjelaskan kenapa mereka tidak bertindak setelah mendapat peringatan serupa terkait tersangka Bom Boston dari pemerintah Rusia.
Namun, seorang pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat membantah pihaknya menerima surat peringatan dari intelijen Arab Saudi tentang Tamerlan Tsarnaev.
"Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika tidak memiliki informasi apapun dari pemerintah Saudi mengenai para tersangka Bom Boston sebelum adanya serangan," ujar pejabat enggan disebutkan nanmanya itu.
Gedung Putih juga menyatakan hal serupa. "Kami dan badan pemerintah Amerika lainnya tidak mempunyai catatan seperti surat yang diterima," kata Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Caitlin Hayden.
Surat itu kemungkinan datang ke Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat melalui Departemen Dalam Negeri Arab Saudi, yakni badan yang ditugaskan untuk melindungi Kerajaan Saudi.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas haji Arab Saudi memeriksa satu per satu jemaah lebih ketat ketika memasuki Mekkah dan Madinah termasuk di Arafah.
Baca SelengkapnyaAdapun kuota jemaah haji tahun 2024 ini mencapa 241 ribu orang.
Baca SelengkapnyaHal tersebut diketahui dari kebiasaan warga setempat yang jarang berinteraksi satu sama lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di bawah permukaan pasir, ada banyak air menggenang hingga emas dan berlian.
Baca SelengkapnyaMarak Umrah Backpacker, DPR Minta Menag Yaqut Atur Regulasi untuk Jemaah Indonesia
Baca SelengkapnyaCara petani di Arab Saudi mengolah padang pasir jadi lahan pertanian.
Baca SelengkapnyaKementerian Agama terus mematangkan layanan haji, seperti transportasi, akomodasi, konsumsi, dan berbagai layanan lainnya di Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaSaudi melarang minuman keras sejak 1952, setelah insiden penembakan diplomat Inggris oleh seorang pangeran Arab.
Baca SelengkapnyaBerikut momen TKW Indonesia pulang ke Tanah Air diantar langsung oleh bosnya.
Baca Selengkapnya