Sanksi kembali diterapkan, Trump larang negara lain berbisnis dengan Iran
Merdeka.com - Amerika Serikat hari ini memberlakukan kembali sanksi sepihak terhadap Iran yang sebelumnya sudah dicabut lewat kesepakatan bersejarah antara negara-negara super power, termasuk AS.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam kicauannya di Twitter mempertegas sanksi itu.
"Siapa pun yang berbisnis dengan Iran tidak akan berbisnis dengan AS. Saya hanya menginginkan perdamaian dunia, tidak lebih," cuit Trump hari ini.
Sanksi gelombang pertama dari AS mulai berlaku pukul 12.01 waktu setempat dengan melarang akses Iran terhadap mata uang AS dan sejumlah industri mobil serta karpet.
Pejabat AS mengatakan tujuan diterapkannya sanksi ini adalah untuk mengubah sikap rezim Iran, bukan mengganti pemerintahan Iran. Sanksi ini akan diterapkan dengan segera, termasuk kepada negara dan perusahaan yang berurusan dengan Iran.
"Kita sudah melihat perusahaan satu per satu mulai meninggalkan Iran," kata pejabat AS, seperti dilansir laman Al Arabiya, Selasa (7/8). "Tekanan terhadap Iran mulai bekerja."
Pejabat AS mengatakan lebih dari 100 perusahaan internasional sudah sepakat meninggalkan pasar Iran.
AS mengatakan mereka berpihak kepada rakyat Iran yang belum lama ini berunjuk rasa terhadap pemerintah mereka karena isu uang negara dipakai untuk mendanai milisi dalam perang di luar negeri.
Sanksi AS ini melarang Iran membeli mata uang dolar AS, perdagangan besi, batu bara, industri perangkat lunak dan sektor pendukungnya.
"Sanksi keuangan ini akan terus dilakukan untuk memberi tekanan berarti terhadap Iran," kata seorang pejabat AS.
Tak hanya itu AS juga berencana memberlakukan sanksi untuk minyak Iran pada November mendatang.
Meski begitu Trump kemarin menyatakan dia masih terbuka dengan kesepakatan baru soal nuklir dengan Iran.
"Saya masih terbuka untuk mencapai kesepakatan menyeluruh dalam berbagai aspek dari aktivitas rezim Iran, termasuk program rudal balistik dan dukungan mereka kepada terorisme," kata Trump dalam pernyataan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Iran Akui Serangan ke Israel Balasan Atas Penyerangan Konsultan di Suriah
Iran Akui Serangan ke Israel Balasan Atas Penyerangan Konsultan di Suriah
Baca SelengkapnyaBegini Sikap Jokowi Usai Iran Serang Israel Pakai Rudal Balistik
Respons Presiden Jokowi usai Iran melakukan serangan ke Israel pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaIran Vs Israel Picu Perang Dunia Ketiga, Bagaimana Sikap Harus Diambil Indonesia?
Serangan Iran bentuk balasan terhadap Israel yang menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah hingga menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Islam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perang Iran Vs Israel, Pemerintah Imbau WNI Tunda Perjalanan ke Timur Tengah
Kementerian Luar Negeri juga meminta para WNI segera menghubungi maskapai masing-masing untuk mendapatkan informasi terkini terkait penerbangan mereka.
Baca SelengkapnyaIran Batal Serang Israel dengan Rudal Jelajah Jarak Jauh Jika Syarat Ini Dipenuhi, Begini Tuntutannya
Iran berjanji membalas Israel yang menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Baca SelengkapnyaBukan Iran, Israel Sebut Hamas Pakai Senjata Buatan Negara Asia Ini
Israel Sebut Hamas Pakai Senjata dari Negara Asia Ini
Baca SelengkapnyaPasca Serangan Iran ke Israel Harga Emas Dunia Terus Naik, Waktunya Beli atau Jual Aset?
Analis Ibrahim memberikan beberapa rekomendasi waktu yang tepat menjual aset logam mulia di tengah anjloknya nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaPutin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024
Putin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga
Baca SelengkapnyaIsrael Mau Balas Iran, Presiden Rusia Vladimir Putin Langsung Bereaksi
Sebagai salah satu sekutu dekat Iran, Rusia tak tinggal diam atas rencana balasan Israel.
Baca Selengkapnya