Merdeka.com - Perang 50 hari antara Jalur Gaza dan Israel mengubur banyak mimpi generasi masa depan Palestina. Salah satunya pemuda dalam foto di atas. Dia Muhammad Al-Qatari, pesepak bola gemilang asal Palestina ini terbunuh oleh peluru militer Negeri Zionis.

Qatari dalam foto itu tengah bersalaman dengan Presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Joseph Blatter, akrab disapa Sepp. Sepp memperkirakan masa depan Qatari bersinar di olahraga itu. Dia akan menjadi pemain profesional yang diperhitungkan sejagat. Namun sayang, prediksi ini tak sempat terbukti. Qatari menghembuskan nafas terakhir setelah dadanya tertembus peluru dimuntahkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Saat pecah perang, Qatari maju dalam unjuk rasa di Tepi Barat menolak agresi militer ke Gaza. Demonstrasi itu dibubarkan militer Zionis dan memakan banyak korban tanpa mereka ketahui, Qatari yang tinggal di kamp pengungsian di Al-Amari dekat Kota Ramallah ikut tewas. Peluru senapan M-16 yang ditembakkan dari jarak sekitar 70 meter membuatnya tumbang. Meski dia segera dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.

Qatari, usianya masih 19 tahun, mempunyai mimpi menjadi pesepak bola tersohor persis seperti idolanya Christiano Ronaldo dan Gareth Bale, keduanya pemain dari klub Real Madrid. Dua poster pemain itu terpajang rapi di kamar Qatari.

Orang tua Qatari bangga menunjukkan pakaian latihan bola milik anaknya. Nomor 16 digunakan Qatari jika hendak bertanding. Saking kesal dengan kematiannya, teman-teman Qatari merekayasa foto dengan menyematkan gambar pemuda itu memegang AK-47 dan berdiri di depan Masjidil Aqsa. "Sesuai tradisi Tepi Barat kami dilarang memiliki dan memegang senjata. Anak saya hanya memegang batu dan melemparkannya ke tentara Israel," ujar sang ayah, Ahmad.

Ketika peluru membuatnya rebah Qatari mengalami pendarahan hebat. Dokter memeriksanya tidak sampai hati menyampaikan pada keluarga Qatari jika pemuda itu sudah tewas. Ahmad mengatakan, dokter hanya bilang Allah SWT lebih menyayangi Qatari dan saat itu Ahmad mengerti anaknya sudah dipanggil sang pencipta.