Saat ekonomi dunia terguncang demonstrasi
Merdeka.com - Protes atas kebijakan politik di Wilayah Administratif Hong Kong, China terus bergulir. Namun ada hal lebih besar ditakutkan terjadi memicu kekhawatiran. Terganggunya ekonomi global.
Jika saja konflik ini terus menjerat China maka dipastikan terjadi pergeseran nilai pertumbuhan ekonomi entah ke angka berapa. Sebelumnya ahli ekonomi mengatakan pertumbuhan bakal tumbuh 2,5 persen di tahun ini dan 3,2 persen di tahun depan, seperti dilansir stasiun televisi USA Today (1/10).
Hong Kong meski kecil menyumbang 0,4 persen pendapatan kotor dunia. Wilayah ini merupakan mitra dagang Amerika Serikat. Asalkan saja protes tidak berubah menjadi lebih keras, kemungkinan efeknya hanya sedikit bagi ekonomi Amerika, ungkap Bill Adams, ahli ekonomi internasional.
Apalagi awal Oktober dikenal sebagai Pekan Emas. Libur di bulan ini biasanya membuat wisatawan asal daratan China berduyun-duyun ke Hong Kong demi membeli perhiasan dan emas. Namun sejak demonstrasi menentang kebijakan pemerintah Ibu Kota Beijing soal pemilihan pemimpin lokal bergulir, kedatangan turis dan pelancong sangat berkurang hingga mampu menyakiti nilai indeks saham Hong Kong, bahkan indeks sahan Asia untuk lebih luasnya. "Pasar saham Amerika juga akan terpengaruh," ujar Adams.
Risiko lebih besar terjadi jika penyebaran demonstrasi hingga ke China, negara terkuat secara ekonomi nomor dua sejagat. China mitra dagang utama Amerika. Laju ekonomi mulai melambat di antara keduanya sebab unjuk rasa ini.
Risiko terparah lainnya yakni kekhawatiran lantaran Hong Kong menjadi mesin uang China paling utama. Akan ada kemungkinan mengerikan China mengirimkan pasukan ke Hong Kong dan memprovokasi sanksi perdagangan dari negara lain sebab keputusan ini.
(mdk/din)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaKim Jong Un: Ekonomi Korea Utara Sangat Menyedihkan
Diktator ini mengakui kondisi perekonomian negaranya mengalami krisis yang parah.
Baca SelengkapnyaDua Jalur Laut Perdagangan Dunia Kritis, Siap-Siap Inflasi Mengancam Perekonomian Global
Jika kondisi di Terusan Suez dan Terusan Panama tidak kembali kondusif, bisa berdampak pada peningkatan inflasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaEkonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaPengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor
Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaKoperasi Bermasalah Tak Tertangani, Menkop Teten Tagih Janji DPR Bahas Rancangan Undang-Undang Koperasi
Operasional dan ekosistem kelembagaan koperasi sudah lama tidak dibenahi, meskipun koperasi dianggap sebagai pilar perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaJokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca Selengkapnya