Restoran di Gaza pekerjakan pelayan tuli
Merdeka.com - Konsep restoran baru dibuka di Jalur Gaza, Palestina, belum pernah ada sebelumnya. Ini lantaran restoran tidak disebutkan namanya itu mempekerjakan pelayan mengalami gangguan pendengaran atau tuna rungu.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Senin (12/11), restoran ini mempekerjakan 14 pelayan baik laki-laki maupun perempuan semuanya tuli. Namun, semua pelayan itu telah mengikuti kelas memasak dan pelatihan selama delapan bulan.
Sebagai ganti menuliskan nama makanan atau minuman, menu di restoran ini dibuat dengan sistem tanda dan penomoran. Ini agar komunikasi antara pelayan dan pelanggan tidak terganggu serta untuk mengenalkan bahasa tanda pada pelanggan.
Salah seorang pekerja restoran tidak disebutkan namanya mengatakan tujuan utama membuka restoran ini untuk membantu kaum tuna rungu sering tersisihkan. Mereka bekerja agar lebih aktif dan mendapat pengakuan masyarakat luas. "Awalnya kami khawatir dengan reaksi pelanggan terkait konsep dan bagaimana mereka berinteraksi dengan para karyawan di restoran ini. Namun kami justru terkejut dengan perlakuan mereka," katanya saat ditemui di tempat perkumpulan kaum tuna rungu the Atfalona.
Dia menjelaskan pelanggan restoran itu justru semakin banyak. Para pelanggan juga menjalin komunikasi baik dengan para pelayan restoran.
Salah seorang karyawan tidak disebutkan namanya mengatakan penggunaan bahasa tanda memang membuat mereka beberapa kali salah paham terhadap permintaan pelanggan. Ini terlihat dalam mendeskripsikan jenis makanan atau jumlah makanan. Namun, mereka berusaha untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya. Para pekerja ini juga mendekorasi restoran dengan hiasan-hiasan terinpirasi oleh warisan budaya Palestina. Ini dilakukan untuk mendorong konsumen datang.
Satu persen penduduk di Jalur Gaza mengalami gangguan pendengaran. Banyak dari antara mereka mengalami tuli sebagian atau tuli seluruhnya.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bedu ternyata menjual rumahnya untuk membuka usaha kuliner yang diimpikannya.
Baca SelengkapnyaSemua isi barang di dalam restoran dilempar dan dihancurkan
Baca SelengkapnyaKampung Islam Kepaon di Kota Denpasar memiliki kuliner khas bernama brongko yang hanya disajikan saat Ramadan. Kuliner ini biasa disajikan untuk berbuka puasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Warungnya tak pernah sepi pembeli, mereka memuji cita rasa pecel dan rempeyeknya
Baca SelengkapnyaBeberapa makanan dinilai dapat memperburuk gejala setelah operasi.
Baca SelengkapnyaKue Tetu merupakan sebuah kudapan berbahan dasar tepung terigu dan santan kelapa.
Baca SelengkapnyaMakanan tradisional khas Kepulauan Riau ini selalu diburu penggemarnya sebagai sajian berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaBegini momen sederhana para perwira polisi saat menikmati sarapan lontong dan gorengan sebelum bertugas.
Baca SelengkapnyaSinggah di warung tenda pecel, sang jenderal menikmati hidangan dengan lahap.
Baca Selengkapnya