Rahasia di balik lawatan Presiden Obama ke Saudi
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama kemarin tiba di Riyadh, Arab Saudi, dalam agenda kunjungan kenegaraan untuk bertemu Raja Salman.
Negara Sunni Wahhabi itu sudah memendam kegusaran lantaran Obama kini berteman dengan Iran dan gagal melengserkan rezim Syiah di Suriah. Lantas apa sesungguhnya tujuan Obama ke Negara Teluk? Apakah dia masih punya sekutu di kawasan itu? Apakah dia masih berteman dengan raja-raja dan pangeran di Saudi, Kuwait, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Oman?
Beberapa hari lalu Saudi mengancam akan menjual aset mereka di AS bernilai jutaan dolar jika Kongres meloloskan undang-undang yang akan membuat Saudi bertanggung jawab atas tragedi serangan 11 September 2001 di Kota New York dan Washington.
Tentu isu ini bisa memicu hubungan panas antara kedua negara yang sudah menjadi sekutu selama 83 tahun. Pada faktanya, dari 19 pembajak pesawat pada peristiwa 11 September, 15 di antaranya adalah warga Saudi. Negeri Petro dolar itu juga diketahui mendukung Taliban selama bertahun-tahun. Usamah Bin Ladin juga didukung Saudi ketika memimpin perlawanan di Afganistan, seperti dilansir koran the Independent, Rabu (20/4).
"Dari keseluruh aspek positif dalam hubungan kita dengan sekutu Arab Saudi, ada sisi yang bisa menjadi hambatan bilateral. Pada sisi itu kita tidak bisa lagi membiarkan hal ini terjadi seiring perlawanan kita terhadap kelompok Islam ekstrem," ujar Chris Murphy, senator dari Connecticut, Januari lalu pada pidatonya di Dewan Hubungan Luar Negeri.
Rakyat Amerika pun meyakini ISIS saat ini didukung oleh unsur Saudi. Obama pun tahu Saudi terkait dalam peristiwa 11 September. Tapi dia harus berpura-pura berbaik hati dan mengatakan kepada Raja Salman, bahwa AS masih sekutu Saudi dan tetap akan mendukung kedaulatan mereka. Tentu saja Obama melakukan ini karena alasan terang benderang: Saudi kaya minyak, memproduksi jutaan barel saban hari, punya posisi strategis dan mengendalikan keuangan muslim Sunni.
Begitu pula Saudi. Mereka membelanjakan miliar dolar buat membeli persenjataan militer buatan AS. Intinya masih hubungan timbal balik, simbiosis mutualisme.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini Sikap Jokowi Usai Iran Serang Israel Pakai Rudal Balistik
Respons Presiden Jokowi usai Iran melakukan serangan ke Israel pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaSisi Lain Kehidupan di Arab Saudi, Penduduknya Kaya Raya Tapi Tak Saling Kenal Tetangga Rumah
Hal tersebut diketahui dari kebiasaan warga setempat yang jarang berinteraksi satu sama lain.
Baca SelengkapnyaSaudi, UEA, dan Yordania Bantu Israel Lewati Blokade Yaman di Laut Merah
Saudi, UEA, dan Yordania Bantu Israel Lewati Blokade Yaman di Laut Merah
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Serahkan Surat Pengunduran Diri, Mahfud Ungkap Reaksi Jokowi: Beliau Bergurau Seperti Teman Lama
Mahfud telah menyampaikan surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi di Istana Negara.
Baca SelengkapnyaBerlarian dan Berdesakan demi Salaman dengan Presiden Jokowi
Mereka menunggu giliran untuk bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana.
Baca SelengkapnyaIsrael Mau Balas Iran, Presiden Rusia Vladimir Putin Langsung Bereaksi
Sebagai salah satu sekutu dekat Iran, Rusia tak tinggal diam atas rencana balasan Israel.
Baca SelengkapnyaPerang Iran Vs Israel, Pemerintah Imbau WNI Tunda Perjalanan ke Timur Tengah
Kementerian Luar Negeri juga meminta para WNI segera menghubungi maskapai masing-masing untuk mendapatkan informasi terkini terkait penerbangan mereka.
Baca SelengkapnyaSaudi Tegaskan Mustahil Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan
Saudi Tegaskan, "Tidak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan"
Baca SelengkapnyaKuota Haji 2024 Naik Jadi 241.000, Kemenag Sebut Hasil Lobi Jokowi dengan Pangeran Arab Saudi
Jokowi bertemu Pangeran MBS di Istana Yamamah, Riyadhk, pada Kamis, 19 Oktober 2023.
Baca Selengkapnya