Pulang ke Moskow, Tokoh Oposisi Rusia Alexei Navalny Langsung Ditangkap
Merdeka.com - Polisi menangkap pengkritik Kremlin, Alexei Navalny pada Minggu saat tiba di bandara di Moskow setelah dia dilarikan ke Jerman sejak diracun dan hampir tewas pada Agustus tahun lalu.
Agustus lalu, Navalny diracun menggunakan racun saraf Novichok dan tak sadarkan diri saat berada dalam sebuah penerbangan. Kremlin berulang kali membantah hal ini.
Navalny terancam dipenjara selama 3,5 tahun karena diduga melanggar ketentuan hukuman penjara yang ditangguhkan.
Dikutip dari Aljazeera, Senin (18/1), penerbangan Navalny dari Jermab dialihkan ke bandara lain di Moskow di detik-detik terakhir, upaya pihak berwenang untuk mengelabui wartawan dan pendukung yang telah berkumpul menunggu kedatangannya.
Setelah pekan lalu Navalny menyampaikan rencananya kembali ke Rusia, Badan Lembaga Pemasyarakatan Moskow (FSIN) mengatakan pihaknya akan melakukan segala cara untuk menangkapnya saat dia kembali, menudingnya melanggar ketentuan hukuman penjara yang ditangguhkan terkait kasus penggelapan pada 2014.
Politikus oposisi 44 tahun itu tertawa dan berseloroh dengan para wartawan di dalam pesawatnya, mengatakan dia yakin tak akan ditangkap.
Namun dia dengan cepat ditangkap saat menunjukkan paspornya kepada petugas perbatasan sebelum resmi memasuki Rusia, menurut saksi mata Reuters. Istrinya, Yulia, juru bicara Navalny, dan kuasa hukumnya diizinkan masuk negara tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, FSIN mengatakan Navalny ditangkap karena dugaan pelanggaran ketetapan hukumannya dan akan ditahan sampai sidang pengadilan bulan ini untuk menetapkan apakah akan mengubah hukuman yang ditangguhkan menjadi hukuman penjara.
Percobaan pembunuhan
Navalny menghadapi sejumlah ancaman kasus kejahatan, yang dia sebut bermotif politis. Dia mengatakan Presiden Rusia, Vladimir Putin berasa di balik percobaan pembunuhan terhadapnya. Kremlin membantah terlibat, mengklaim tak ada bukti dia diracun, dan dia bebas untuk kembali ke Rusia.
Wartawan Aljazeera, Aleksandra Godfroid, melaporkan dari Moskow, mengatakan Navalny memberikan pernyataan singkat sebelum masuk ke bagian pemeriksaan paspor, mengatakan dia senang pulang ke Rusia dan tidak takut.
Pesawat Navalny dijadwalkan tiba di Bandara Vnukovo Moskow, tapi dialihkan untuk mendarat di bandara kota Sheremetyevo. Penerbangan itu dioperasikan maskapai Rusia, Pobeda, milik Aeroflot, perusahaan yang dikendalikan pemerintah.
Pendukungnya berkumpul di Bandara Vnukovo walaupun dalam kondisi minus 22 derajat Celsius dan lebih dari 4.500 kasus virus corona dilaporkan di Moskow dalam sehari.
Bandara dijaga banyak pasukan keamanan dan ada sejumlah mobil penjara.
Tak bisa dibenarkan
Anggota Uni Eropa, Lituania, Latvia, dan Estonia menyerukan "pemberlakuan langkah-langkah pembatasan" terhadap Rusia setelah penangkapan Navalny. Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Lithuania, Gabrielius Landsbergis di Twitter pada Minggu.
"Penangkapan Alexei Navalny oleh pihak berwenang Rusia benar-benar tak bisa dibenarkan. Kami meminta pembebasannya segera," ujarnya.
"Uni Eropa harus bertindak cepat dan jika dia tak dibebaskan, kami perlu mempertimbangkan langkah pembatasan untuk menanggapi tindakan terang-terangan ini," lanjutnya.
Prancis mengungkapkan "perhatian besar" terhadap penangkapan Navalny. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan negaranya dan negara Uni Eropa lainnya menyerukan pembebasan Navalny.
Menteri Luar Negeri Italia, Luigi di Maio menyebut penangkapan Navalny adalah masalah serius.
"Kami meminta dia dibebaskan segera. Dan kami harap hak-haknya dihormati," ujarnya di Twitter.
Presiden Dewan Eropa, Charles Michel mengkritik penangkapan tersebut dan menyebutnya tak dapat diterima.
"Saya menyerukan pemerintah Rusia segera membebaskannya."
Desakan pembebasan Navalny juga disampaikan penasihat keamanan Presiden AS terpilih Joe Biden, Jake Sullivan. Menurutnya serangan Kremlin terhadap Navalny tak hanya pelanggaran HAM, tapi pelecehan bagi rakyat Rusia yang suaranya ingin didengar.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan mengecam keras penangkapan itu.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rusia Tangkap Semua Tersangka Penembakan di Gedung Konser yang Tewaskan 133 Orang, Mereka Hendak Kabur ke Ukraina
Rusia Tangkap Semua Tersangka Pelaku Penembakan di Gedung Konser yang Tewaskan 133 Orang
Baca SelengkapnyaFOTO: Gagah, Ini Gaya Putin Terbangkan Pesawat Supersonik Pengebom Nuklir Rusia
Setelah 30 menit melakukan penerbangan, Putin memuji TU-160M sebagai pesawat yang andal dan modern.
Baca SelengkapnyaPutin Kembali Menang Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin
Putin Kembali Menang Telak dalam Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaPutin Undang Hamas dan Kelompok Palestina ke Moskow, Ini yang Bakal Dibahas
Rusia Undang Hamas dan Kelompok Palestina ke Moskow, Ini yang Bakal Dibahas
Baca SelengkapnyaDitangkap di Soekarno-Hatta, Pegawai Maskapai Selundupkan Narkoba ke Dalam Pesawat
Dia menyelundupkan narkoba untuk melewati pengecekan hingga berhasil dibawa ke kabin pesawat.
Baca SelengkapnyaPutin Hadiahi Kim Jong-un Mobil Mewah Buatan Rusia, Berlapis Baja dan Bisa Berenang
Putin Hadiahi Kim Jong-un Mobil Mewah Buatan Rusia, Berlapis Baja dan Bisa Berenang
Baca SelengkapnyaFOTO: Ekspresi Putin Menang Telak di Pilpres Kelima: Raih 87 Persen Suara dan Jadi Pemimpin Rusia Terlama
Dengan kemenangan ini Putin akan menjadi presiden terlama Rusia melampaui diktator Uni Soviet, Joseph Stalin.
Baca SelengkapnyaPenembakan Massal di Gedung Konser Moskow, 60 Orang Tewas dan Ratusan Luka
Serangan terjadi saat kerumunan orang berkumpul untuk menyaksikan penampilan Picnic, band rock terkenal Rusia.
Baca Selengkapnya