Merdeka.com - Presiden Ekuador rafael Correa menabuh genderan perang dengan mengecam perusahaan minyak raksasa Amerika Serikat Chevron. Correa bilang mereka musuh sebab sudah membuat air Sungai Amazon tercemar.

Surat kabar the Huffington Post melaporkan, Ahad (18/8) negara sosialis itu mengikut semangat almarhum Hugo Chavez mantan presiden Venezuela. Mereka mulai membatasi ruang gerak perusahaan asing terutama dalam pengolahan sumber daya bagi masyarakat.

Tahun lalu pengadilan Ekuador menjatuhi hukuman denda pada Chevron sebesar Rp 197,3 triliun lantaran mencemari hutan hujan Amazon, salah satu paru-paru dunia. Hutan ini menjadi produksi oksigen satu-satunya dalam jumlah besar untuk bumi setelah hutan Borneo dan Sumatera, Indonesia, perlahan berkurang hingga 50 persen.

Namun Chevron melawan. Mereka disinyalir sudah menghabiskan dana Rp 4,1 triliun demi membayar pengacara mahal serta mempekerjakan ratusan tentara menjaga Chevron, dan menyudutkan pemerintah Ekuador. Hingga kini kasus itu masih bergulir di pengadilan tinggi.

Correa mengatakan Amerika dan Chevron musuh Ekuador. "Kami akan memberitahu Amerika Latin tentang apa yang Chevron lakukan pada negara kita. Mereka berkampanye gelap melawan Ekuador dan mengelak dari tanggung jawabnya," ujar Correa.

Ekuador memang tegas dalam melestarikan lingkungannya. Enam tahun lalu Correa merancang kebijakan negara-negara kaya dunia harus membayar uang ganti rugi sangat mahal jika mencemari lingkungan Amazon.