Polisi Thailand Selidiki Media yang Liput Demo Anti-Pemerintah
Merdeka.com - Kepolisian Thailand menyelidiki empat media independen dan kelompok unjuk rasa atas liputan mereka terkait unjuk rasa terbaru karena dicurigai menentang tindakan kedaruratan pembatasan informasi, menurut sebuah dokumen kepolisian yang diterbitkan media lokal pada Senin.
"Tampaknya ada konten yang berdampak pada keamanan negara, kedamaian dan ketertiban, atau moral baik masyarakat," jelas dokumen tersebut, tertanggal 16 Oktober, dilansir Aljazeera, Senin (19/10).
Polisi menyampaikan, mereka akan meminta regulator penyiaran Thailand dan kementerian digital untuk menyelidiki media tersebut, termasuk Voice TV, The Reporters dan Prachathai "dan menghentikan penyiaran dan mencabut informasi elektronik," kata pernyataan tersebut.
Polisi mengatakan akan ada pemaparan terkait masalah tersebut, tapi belum ada komentar yang segera disampaikan.
Menanggapi hal tersebut, Prachathai mengatakan "bangga melaporkan info akurat terkait HAM dan perkembangan politik" dan akan berupaya yang terbaik untuk terus melaporkan hal tersebut.
Pendiri The Reporters, Thapanee Eidsrichai, mengatakan medianya belum menerima perintah khusus dan pihaknya akan tetap melanjutkan tugasnya.
Badan editorial Thai Enquirer, yang bukan termasuk media yang disebut dalam dokumen tersebut, menyuarakan dukungannya untuk kemerdekaan pers.
"Alih-alih dialog, membuka ruang diskusi dan pers, pemerintah telah memilih menggunakan akar otoriternya dan sensor, penutupan, dan mengintimidasi jurnalis yang bekerja meliput berita," jelas Kepala Editor Thai Enquirer, Cod Satrusayangdalam sebuah pernyataan, mendesak pemerintah mencabut perintah tersebut.
Ribuan pengunjuk rasa anti pemerintah turun ke persimpangan jalan utama di Bangkok pada Minggu, walaupun ada larangan berkumpul lebih dari empat orang yang diberlakukan pemerintah mulai Kamis lalu.
Mereka menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, yang memimpin kudeta pada 2014 dan menuntut reformasi kerajaan.
Juru bicara PM Prayuth pada Minggu mengatakan Prayuth mengkhawatirkan meluasnya unjuk rasa dan ingin berdialog.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaGunakan Media Sosial untuk Picu Tawuran di Jakarta, 4 Provokator Ditangkap
Polisi mengungkap kasus provokasi yang memicu sejumlah tawuran di Jakarta. Empat orang tersangka pelakunya ditangkap.
Baca SelengkapnyaRespons Melki Dinonaktifkan dari Ketua BEM UI, Benarkah Buntut Kritik Pemerintah?
Tudingan Melki melakukan kekerasan seksual pertama kali ramai diperbincangkan di media sosial setelah diunggah akun @BulanPemalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wanita ini Bisa Temui Presiden Jokowi Langsung Tanpa Disetop Paspampres
Ini sosok wanita yang bisa menemui Presiden Jokowi tanpa dicegah Paspampres. Tenyata punya jabatan penting di Istana.
Baca SelengkapnyaAcara Guru Besar ITB Kritik Pemerintah Disusupi Video Porno dari Peserta
Kegiatan itu pun bisa diikuti secara daring melalui tautan yang sudah disiapkan.
Baca SelengkapnyaPatroli Dialogis di Tempat Wisata, Perwira Polisi Memuji Penampilan Bripda Daffa 'Kau Dilihat-lihat Manis'
Perwira Polda Bengkulu sekaligus konten kreator Puji Prayitno menyidak langsung anak buahnya yang sedang patroli.
Baca SelengkapnyaPolisi Terima 322 Laporan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024, Turun Drastis dari 2019
Sebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Sering Dikritik Tajam: Gambar Wajah Saya Aneh-Aneh di Sampul Media, Cucu Komplain
Jokowi tetap menganggap sebuah kritikan sebagai kebebasan berekspresi.
Baca SelengkapnyaHari Pers Nasional 2024, Ini Pesan Kaesang untuk Pemilik Media
Kaesang berharap pers Indonesia semakin independen dalam mengedukasi masyarakat dengan beragam pemberitaan.
Baca Selengkapnya