Pertama Kalinya Iran Produksi Favipiravir Untuk Pengobatan Pasien Covid-19
Merdeka.com - Iran untuk pertama kalinya memproduksi obat jenis favipiravir untuk mengobati pasien Covid-19, sebagai salah satu upaya melawan pandemi virus corona. Hal ini disampaikan Kepala Rumah Sakit Masih Daneshvari, yang merupakan pusat penanganan medis pasien Covid-19 di Teheran.
Dr Ali Akbar Velayati, yang juga penasihat senior pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyampaikan dalam sebuah pertemuan dengan petugas medis di rumah sakit tersebut pada Minggu.
"Bersyukur favipiravir untuk pertama kali dibuat di Fakultas Farmasi Universitas Kedokteran Shahid Beheshti dan telah tersedia untuk Rumah Sakit Masih Daneshvari, digunakan untuk mengobati pasien virus corona,” jelas Velayati, dilansir dari laman Press TV, Senin (6/4).
Dia menambahkan, pengobatan pasien Covid-19 di rumah sakit itu digratiskan, termasuk semua pelayanan.
Kabar baik ini datang setelah laporan mengindikasikan bahwa perusahaan farmasi Iran dan para pakar penyakit menular ternama bekerja sama memproduksi obat anti malaria, direkomendasikan WHO, untuk mengobati pasien Covid-19 ketika sanksi Amerika Serikat mempersulit negara Republik Islam itu mendapat akses obat-obatan dan peralatan medis.
Mereka mengatakan akan terus memproduksi obat sepanjang negara memerlukan. Upaya ini sangat penting di tengah sanksi keras terhadap Iran.
Menteri Industri, Tambang, dan Perdagangan Iran, Reza Rahmani juga menyampaikan pada Minggu negaranya akan meningkatkan produksi masker pelindung 4 juta per hari sampai akhir bulan ini.
Sebelum wabah virus corona, Iran mampu memproduksi 700.000 masker per hari. Rahmani menambahkan, produksi cairan pencuci tangan juga meningkat delapan kali lipat.
Amerika Serikat menolak mencabut sanksi terhadap Iran dan bahkan memperketatnya dalam beberapa pekan terakhir, sehingga hampir tidak mungkin bagi negara ini mengakses obat-obatan dan peralatan medis yang diperlukan dalam perang melawan pandemi virus corona ini.
Iran mengatakan sanksi sepihak AS sangat menghambat perjuangan melawan pandemi.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianush Jahanpur mengatakan pada Minggu, jumlah kematian telah melampaui angka 3.600 di antara total 58.226 orang yang terinfeksi. Sebanyak 151 orang meninggal dalam 24 jam terakhir.
"Untungnya, proses pemulihan telah dipercepat dan sejauh ini 22.011 pasien telah sembuh dan dipulangkan," tambahnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tingkat kedermawanan global meningkat sejak pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya